spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ketika Beras Mengharumkan Mahulu di Kancah Nasional

LONG BAGUN – Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) mencoba menjawab tantangan pembangunan perekonomian di kawasan perbatasan yang serba kesulitan. Gagasan besarnya mendorong kemandirian pangan namun tetap melestarikan lingkungan.

Kebakaran hutan hujan tropis ditekan. Produksi ladang ditingkatkan. Kerja keras itu berbuah berton-ton beras ladang dalam kemasan. Ketenaran beras khas Mahulu itu pun seharum wangi aslinya. Pejabat di pemerintah pusat sampai angkat jempol.

Tanda-tanda ketenaran beras khas Mahulu sudah terlihat ketika pertama kali diluncurkan Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh Kamis, 9 Juni 2022. Hanya beberapa jam, ratusan karung beras kemasan 5 dan 10 kilogram itu laris diborong dan dipesan warga dan pejabat setempat.

Tiga bulan setelahnya, persisnya Rabu, 3 Agustus 2022, beras itu diperkenalkan di acara tingkat provinsi. Persisnya, pada Puncak Pembukaan Hari Kesatuan Gerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Gedung BSSC Dome Balikpapan. Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi terkesan ketika menerima 5 kilogram beras khas Mahulu tersebut.

“Tentu yang diberikan secara simbolis hari ini hanya beras seberat 5 kilogram. Tetapi saya yakin hasilnya berton-ton. Kita perlu apresiasi ini,” kata Hadi di atas podium menerima beras dari Bupati Bonifasius kala itu.

Bukan hanya diapresiasi. Beras itu pun laris diborong para pengurus PKK dari 9 kabupaten kota lain di Kaltim yang mengikuti acara tersebut. Ketua Tim Penggerak PKK Mahulu Yovita Bulan Bonifasius pun turut gembira beras yang mereka pajang di stan pameran diminati banyak orang. “Sejak awal pembukaan sudah laku keras. Ini barang di pameran sudah habis laku dan dipesan semua,” kata perempuan ramah senyum itu.

Dari Balikpapan, beras itu diperkenalkan kepada wakil rakyat di Gedung DPR Senayan, Jakarta 9 Juni 2022. Dalam pertemuan bersama Wakil Ketua Komisi IV G Budisatrio Djiwandono itu, Bupati Bonifasius menceritakan perjuangan para petani menghasilkan beras kebanggaan Bumi Urip Kerimaan tersebut.

Beras-beras itu diproduksi lewat program pertanian ladang menetap 10 hektare per kampung yang digagas Pemkab Mahulu sejak tahun 2021. Bantuan dana dari APBD Mahulu dan Dana Desa mengucur agar petani tidak lagi merambah hutan dan fokus meningkatkan hasil pertanian di ladang menetap. Ada beberapa jenis padi yang dikembangkan. Yakni Abung, Mayas dan Lengasah. “Kami berharap bisa menembus pasar nasional,” ujar Bupati Bonifasius yang juga Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Mahulu dalam pertemuan kali itu.

Budisatrio terkesan dan mengapresiasi kerja kerja pemkab dan para petani Mahulu. Politikus Partai Gerindra dari daerah pemilihan Kaltim ini ingin menelaah lebih dalam masterplan pembangunan pertanian Mahulu agar memudahkan komunikasi kepada mitra kerjanya di Kementerian Pertanian “Ini penting agar kita bisa bersinergi,” katanya.

Beras Mahulu itu pun diperkenalkan ke Pulau Dewata Bali. Persisnya di Desa Kukuh, Kabupaten Tabanan. “Beras Mahulu ini putih, bersih, mulus dan siap dijual ke pasaran. Kalah beras kita (Desa Kukuh),” ujar Tenaga Pendamping tim P2MKM Gerbangmas Mahulu Murjani Baraq menceritakan ulang penilaian Kepala Desa Kukuh, Tabanan Bali ketika berbincang dengan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung Mahulu Damianus Tamha saat kunjungan kerja ke Bali beberapa waktu lalu.

Bahkan Dirjen Bina Pemerintah Desa, Kementerian Dalam Negeri Yusharto Huntoyungo dibuat terkesan dengan kerja keras Pemkab Mahulu memproduksi beras lokal demi kemandirian pangan. Secara khusus, Murjani yang juga Ketua DPW Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Kaltim mempresentasikan skema produksi beras khas Mahulu dalam kegiatan temu karya LPM se-Indonesia, 3 September 2022 lalu.
“Luar biasa Mahulu,” ujar Murjani Baraq menirukan ucapan Yusharto kala itu. (adv)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti