TENGGARONG – Komisi II, III dan IV DPRD Kutai Kartanegara (Kukar) telah menyambangi PLN UP3 Balikpapan untuk mencari kejelasan kapan seluruh wilayah Kukar bisa teraliri oleh listrik selama 24 jam. Terutama di daerah-daerah yang langsung beririsan dengan wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN). Seperti di Kecamatan Samboja dan Muara Jawa.
Dari hasil pertemuan mereka, diyakini bahwa PLN UP3 Balikpapan berkomitmen penuh menyediakan ketersediaan listrik 100 persen. Tidak ada satu pun desa yang masih merasakan gelap, dan belum nikmati aliran listrik.
Hal ini terungkap dalam rancangan kerja yang dipaparkan oleh PLN UP3 Balikpapan hingga 2024 mendatang di hadapan para anggota DPRD Kukar. Secara perlahan, seluruh desa yang terkoneksi oleh aliran listrik, dengan menggunakan jaringan terdekat masing-masing wilayah. Hingga daerah terpencil di lingkup RT sekalipun.
“PLN menyambut baik masukan itu, wilayah yang memang tidak bisa terjangkau PLN itu akan diusahakan direalisasikan. Terutama untuk perluasan wilayah jaringan,” ujar Ketua Komisi II DPRD Kukar, Sopan Sopian.
“Minimal mereka punya fokus perhatian kepada wilayah yang berada di IKN tadi, yang masuk dalam penyangga IKN,” tambahnya lagi.
Bentuk keseriusan mereka, lanjut Sopan, PLN UP3 Balikpapan sudah merancang terkait program desa yang jauh dan tidak terjangkau jaringan listrik, akan dibangunkan dan diusahakan program listrik komunal atau tenaga surya. Layaknya seperti di Desa Muara Enggelam.
Meski ada keterbatasan daya, sehingga manfaat listrik yang dirasakan masyarakat tidak terlalu maksimal. Namun tetap mengharapkan adanya pembangunan tower listrik. “Mereka menganggap hal itu bukan yang tidak mungkin, mungkin saja misalnya dilakukan,” ucap Sopan.
Untuk tahap pertama, bakal menyasar Desa Sebelimbingan, Teluk Muda dan Tuana Tuha.
Total 5 desa dari 3 kecamatan yang akan direalisasikan pada Oktober tahun 2022 ini. Yakni Desa Muhuran, Sebelimbingan, Teluk Muda, Tuana Tuha dan Tanjung Batuq Harapan. Dengan menggunakan listrik yang bersumber dari Gardu Induk di Kota Bangun.
Sembari menunggu proses perizinan untuk membentang kabel yang menyusur Jembatan Martadipura Kota Bangun. Perlu ada kajian analisa untuk membentangkan kabel sepanjang 15 kilometer. “Mungkin di bulan Oktober – November bisa direalisasikan,” tutup Sopan. (ADV/afi)