Catatan Rizal Effendi
ADA dua menteri wanita yang menarik perhatian ketika ikut bergoyang dengan Presiden Jokowi seusai Upacara HUT ke-77 Kemerdekaan RI di Istana Merdeka, Rabu (17/8) kemarin. Mereka adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Meski sehari-hari pekerjaan mereka sangat serius, orang tahu keduanya punya darah seni dan cara tampil yang modis. Sri suka bernyanyi, sementara Retno sangat gaul dengan penampilan yang heboh dan keren.
Pilihan lagu Ojo Dibandingke memang pas dinyanyikan penyanyi cilik Farel Prayoga. Apalagi ada baitnya yang dikaitkan dengan kecintaannya dengan Presiden Jokowi. “Kuberharap engkau mengerti. Di hati ini hanya ada Pak Jokowi.” Presiden dan undangan tertawa sambil memberikan tepuk tangan.
Secara khusus saya memperhatikan gaya Bu Sri dan Bu Retno. Bu Sri tampil dengan kebaya putih, selendang motif berwana hitam. Sedang Bu Retno mengenakan busana adat Sulawesi Selatan. Baju bodo dengan kacamata keren berwarna hitam.
Ada juga Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto serta para pejabat tinggi lainnya ikut bergoyang. “He he, ini baru pertama kali saya berjoget dengan para menteri lainnya di halaman Istana. Belum pernah terjadi,” kata Sri, yang pernah menjadi direktur Bank Dunia.
Ia mengaku lagu karangan Abah Lala itu, sangat menarik. “Itu lirik lagunya yang membuat saya dan Bu Menlu, Bu Menaker, dan Pak Menhan mau berjoget di halaman Istana,” jelas Sri. “Iya, ini baru pertama kali kita joget di Istana. Presiden mengizinkan,” kata Prabowo menimpali.
Farel, penyanyi cilik asal Banyuwangi itu, mengaku senang luar biasa bisa tampil di Istana. Semua terhibur dan mau bergoyang. “Wah, bahagia banget. Senang pol,” katanya. Apalagi dia juga sempat diterima secara khusus oleh Presiden Jokowi. “Mengembangkan bakat nyanyi boleh, tapi jangan lupa belajarnya. Sekolah tetap nomor satu,” pesan Kepala Negara.
DUA SAHABAT SEKOLAH
Sri Mulyani yang beberapa hari lagi atau tepatnya 26 Agustus berusia 60 tahun dan Retno, yang November nanti juga 60 tahun, ternyata dua sahabat karib. Mereka sama-sama lulusan SMA 3 Semarang, Jawa Tengah.
Memang waktu kuliah dan merintis karier mereka terpisah. Sri melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), sedang Retno melanjutkan pendidikan tingginya di jurusan Hubungan Internasional (HI) Universitas Gadjah Mada (UGM). Sama dengan anak bungsu saya, Aisyah Febria (Febi).
Febi tadinya juga bercita-cita ingin jadi diplomat. Tapi keburu diterima di Garuda. Sekarang kerjanya sangat berat, maklum Garuda lagi oleng dililit utang, yang sangat dalam.
Retno sendiri setelah lulus menjadi diplomat dan Sri menjadi dosen di kampusnya sebelum sama-sama melanjutkan pendidikan ke luar. Selanjutnya mereka sama-sama banyak menjalani karier di luar negeri dengan berbagai jabatan bergengsi.
Tak disangka, ketika Presiden Jokowi mengumumkan kabinetnya tahun 2014, mereka dipersatukan kembali. Sri kembali diangkat menjadi menteri keuangan (setelah tugas yang sama di era Presiden SBY), dan Retno menjadi menteri luar negeri menggantikan Marty Natalegawa.
Dua-duanya menunjukkan kinerja yang hebat. Sehingga kerap disebut “Dua Srikandi Kabinet Jokowi.” Siapa yang tak kenal dengan “kesaktian” Sri Mulyani dalam menangani masalah keuangan negara sesulit apa pun. Termasuk sekarang. Hampir semua menteri dan lembaga tidak berkutik kalau sudah dipangkas anggarannya oleh wanita asal Lampung ini. Apalagi waktu refocusing akibat wabah Covid-19.
Sementara Retno lengkapnya Retno Lestari Priansari Marsudi, kelahiran Semarang, diakui sebagai diplomat yang andal. Dia sebelumnya pernah menjadi duta besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda di Denhaag dan duta besar Indonesia untuk Norwegia dan Islandia di Oslo.
Berkat gaya diplomatiknya yang humble dan cerdas, membuat posisi Presiden Jokowi dalam percaturan pemimpin dunia sangat diperhitungkan. Salah satunya adalah terpilihnya Jokowi sebagai ketua presidensi G20, yang akan melaksanakan KTT di Bali akhir Oktober mendatang dengan tema “Recover Together, Recover Stronger.”
G20 adalah forum kerjasama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). G20 merepresentasikan lebih dari 60 persen populasi bumi, 75 persen perdagangan global, dan 80 persen PDB dunia.
“Dalam menjalani hidup dan melaksanakan tanggung jawab atas pekerjaan apa pun, sungguh sangat berarti dan memberikan kita kekuatan dan ketegaran lebih apabila memiliki kawan yang sejati dan sehati serta setujuan. Terima kasih @retno marsudi atas persahabatan kita,” tulis Sri Mulyani menandai 40 tahun persahabatan mereka.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi memuji kinerja Sri Mulyani dan Retno Marsudi dalam penanganan Covid-19. “Berkat keterampilan diplomasi kedua srikandi itu, kami bisa menghemat anggaran pengadaan vaksin sebesar Rp 13 triliun,” kata Menkes.
Ketika saya menulis cerita ini, Kamis (18/8) pagi, saya lagi menemani istri, Bunda Arita di RS Siloam. Tak lama datang dokter penyakit dalam yang menanganinya, dr Shelly Laksmisari SpPd. Alhamdulillah, dokter bilang perkembangan ibu sangat baik dan bisa meninggalkan rumah sakit. Doa anak cucu terkabul. “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat.” Aamiin. (mk)