Pemerintah akan menghapus tenaga honorer pada 2023. Sementara guru-guru honorer masih sangat diperlukan di Kutai Kartanegara (Kukar). Selama ini guru-guru honorer membantu mengisi sekolah-sekolah di daerah terpencil yang kekurangan guru.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara (Kukar) per Juni 2022, total guru jenjang SD dan SMP yang tersebar di 18 kecamatan mencapai 7.326 orang. Masing-masing 5.422 guru SD dan 1.904 guru tingkat SMP.
Guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 5.598 orang dan PPPK sebanyak 610 orang. Sementara guru honorer ada 1.118 orang, yaitu berstatus honorer atau Tenaga Harian Lepas (THL) yang diangkat Pemkab Kukar dan tenaga honorer yang diangkat sekolah.
“Jumlah guru masih minim untuk (berstatus) PNS, karena sementara ini belum ada pengangkatan PNS (lagi),” ujar Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Disdikbud Kukar, Joko Sampurno saat dikonfirmasi mediakaltim.com, Jumat (5/8/2022).
Pengangkatan honorer sekolah, jelas Joko, dilakukan sekolah karena kekurangan guru. Yakni untuk menggantikan guru yang memasuki masa pensiun atau yang meninggal dunia. “Kekurangan guru diisi honorer pakai dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah),” tegasnya lagi.
Soal ketersediaan guru di daerah terpencil katanya, sejauh ini bisa dipenuhi oleh tenaga honorer yang direkrut secara mandiri oleh sekolah. Jika dihitung dengan pemenuhan jumlah guru di daerah-daerah terpencil, seperti di Muara Pantuan dan daerah lainnya, jumlah PNS dan PPPK hanya sekitar 30 persen, sisanya honorer sekolah.
Pemkab Kukar masih bisa mengangkat guru berstatus PPPK karena masih ada kuota pengangkatan. Pemenuhan guru jalur PPPK yang seharusnya 938 orang, baru terisi 610 orang. Sehingga masih ada sisa kuota sebanyak 328 orang.
TINGKATKAN KUALITAS
Selain upaya memenuhi guru berstatus ASN, Pemkab Kukar melalui Disdikbud Kukar juga berupaya meningkatkan kapasitas guru. Baik tingkat PAUD, SD, dan SMP. Seperti menyiapkan beasiswa pendidikan guru agar bisa menempuh jenjang Strata 1.
Pemberian beasiswa guru ini melalui Program 1.000 guru sarjana dalam visi misi Kukar Idaman. Namun diakui Joko, program ini belum terlalu dilirik para guru. Ada beberapa faktor penyebab katanya, seperti kurangnya persyaratan hingga minim sosialisasi dan informasi. “Itu baru kemungkinan, belum saya tanya satu-satu,” beber Joko.
Selain itu katanya, ada juga pendidikan dan pelatihan (diklat) yang rutin dilakukan setiap tahun sesuai jenjang SD ataupun SMP. Seperti akhir 2021 lalu, ada pendidikan calon kepala sekolah bagi guru-guru yang dianggap siap mengemban amanah tersebut.
Juga memberikan peningkatan kapasitas guru TK dan PAUD, hingga program guru penggerak. “Ada lagi pendidikan profesi guru yang diselenggarakan Kemendikbudristek, seleksinya sudah selesai dan sudah masuk proses diklat-nya,” ujar Joko. (afi)