spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Jadi Ketua Alumni Ekonomi

Catatan Rizal Effendi

LENGKAP sudah tugas saya. Sebelumnya saya ini ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Balikpapan. Sabtu kemarin, saya didaulat dengan unsur “setengah memaksa” menjadi ketua Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis  Univeristas Mulawarman (IKA FEB Unmul) masa bakti 2022-2026.

Saya menggantikan Dr Meiliana “Bento,” mantan sekprov Kaltim, yang pernah menjadi Plt wali kota Samarinda. Saya bilang “Bento”, sebab  Imei, panggilan akrab Meiliana suka nyanyi. Salah satu lagu andalannya, “Bento,”  karya Iwan Fals. Kemarin sempat dinyanyikannya di sela sambutan. Hebat ‘kan? Sambutan saja pakai nyanyi bukan pantun.

Beberapa hari sebelumnya saya terima undangan musyawarah besar (Mubes) IKA FEB Unmul. Yang mengirim Sevana Podung, sekjen IKA FEB 2016-2022. Ada dua pertimbangan, sehingga saya mau datang. Pertama, saya bisa reuni dengan teman-teman kuliah. Kedua, sudah puluhan tahun saya tak pernah menginjakkan kaki di kampus Unmul, Gunung Kelua Samarinda terutama di Fakultas Ekonomi. Maklum dulu saya dan teman seangkatan kuliahnya di kampus Jl. P. Flores.

Kemarin, kebetulan waktu saya agak longgar. Undangan resepsi pernikahan di Balikpapan ada  dua, semuanya malam hari. Salah satu undangan ngunduh mantu dari Kiki Asikin, SH, pengacara dan tokoh FKPPI. Malah di Samarinda sekalian saya bisa hadir  undangan resepsi anaknya Sofyan, salah satu alumni juga.

Awalnya saya didaulat memimpin sidang pemilihan ketua. Saya oke saja. Rasanya sudah setahun lebih saya tak pernah memimpin rapat resmi sejak purna tugas sebagai wali kota Balikpapan, 31 Mei 2021.

Suasana mulai ramai ketika saya tawarkan siapa saja yang berkenan jadi calon ketua. Ada yang tanya kriterianya apa. Saya bilang pokoknya alumnus. Ada yang tanya lagi, siapa yang punya hak suara. Saya bilang pokoknya yang hadir di ruangan.  Saya sengaja tidak membahas tata tertib, sebab membuat proses pemilihan bertele-tele.  Saya tegaskan, ini ‘kan organisasi silaturahmi, jadi tidak perlu formal. Pemilihan ketua upayakan musyawarah tidak usah puting-putingan (voting).

Saya dan Dekan FEB Unmul Prof Syarifah Hudayah dan Meiliana Sobirin.

Lalu terjaring 10 nama. Yang membuat saya galau, nama saya dimasukkan. Adalah Dr Omar Dhani yang mengajukan. Saya bilang saya banyak di Balikpapan. Saya malah mengusulkan Sigit Wibowo, alumnus 97 yang sekarang menjadi ketua PAN  dan wakil ketua DPRD Kaltim. “Biar nanti kita mudah mengajukan program dan anggaran,” kata saya memberi alasan.

Tapi Dani cerdas. Maklum S3 dan dosen di politeknik.  Dia bilang tidak ada masalah soal jarak. Ini ‘kan cuma pengabdian. Malah dia kunci persyaratan calonnya. Tidak boleh mengundurkan diri. Rasanya dari ratusan rapat pemilihan ketua, baru sekali ini ada calon dipaksa tidak boleh mundur. Saya jadinya tidak berkutik.

Selain nama saya, ada 9 nama lainnya sebagai calon ketua. Apri Gunawan, Rudy Mas’ud, Sigit Wibowo, Edy Kurniawan, Agus Salim, Erwin Edianto, Irfan, Farmin, dan Sudarno. Tidak semuanya saya kenal. Tapi nama Rudy Mas’ud, Sigit, dan Sudarno adalah alumni yang menjadi tokoh politik.

Lalu untuk mengakomodasi suara alumni yang muda atau junior, tiba-tiba mereka mengusulkan nama saya sebagai ketua dan Apri Gunawan  sebagai ketua harian. Repotnya semua setuju. Termasuk Dekan FEB Unmul, Prof Dr Hj Syarifah Hudayah MSi. Dengan berat hati, terpaksa saya harus mengetuk palu sidang.

Ketua terpilih sekaligus ketua tim formatur. Dilengkapi 3 nama yang diusulkan peserta Mubes selain Apri Gunawan, yaitu Sevana Podung, Agus Salim, dan Sigit Wobowo. Formatur diberi waktu satu bulan untuk melengkapi susunan pengurus. “Saya siap mendampingi Kak Rizal,” kata Apri, alumnus angkatan 98, yang kini jadi pengusaha.

SUDAH 47 ANGKATAN

Saya senang bisa kembali ke kampus ketemu beberapa teman lama, di antaranya Bung Dr Siburian, Prof Suharno, yang keren serba putih dan Om  Buyung alias Abi Wahyu Hanafi. Juga dengan adik-adik FEB, yang masih kuliah.

Dulu FEB bernama Fakultas Ekonomi saja. Pecahan dari Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan pada tahun 1966. Kalau tidak salah sudah melahirkan 47 angkatan dengan alumni sekitar 5.000 orang.

Saya menjalani kuliah antara tahun 70 dan 80-an. Masih di kampus Flores. Mantan wali kota Balikpapan Pak Imdaad Hamid yang baru saja meninggal dunia juga alumnus FEB. Dia senior saya. Malah sempat ikut menjadi dosen di sana. Saya sendiri sempat menjadi asisten Ibu Prof Suwinnah Alwy, istri Pak Alwy AS,  yang mengajar Budaya Dasar.

Saya satu-satunya mahasiswa Fakultas Ekonomi yang pernah mengikuti KKN Indonesia Timur di Sulawesi Selatan. Saya ditempatkan di desa terpencil, Desa Kassa, Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang. Ibu angkat saya di sana, baru saja meninggal dunia.

Hampir semua dosen dan dekan di zaman saya sudah purnatugas. Malah sebagian sudah meninggal dunia. Para dekan FEB sebelum Prof Hudayah, adalah   Drs Manase Rupang, Drs H Achmad Dahlan, Drs Darminto, Prof Dr Baharuddin Agie, Drs Frans Panggalo, Drs Daniel Sambo, Drs Husainie, Prof. Zamruddin Hasid, dan Prof HA Waris SE.

Saya itu termasuk mahasiswa yang nyaris drop out. Maklum keasyikan di dunia jurnalistik dan aktivis. Saya sempat ditangkap Kopkamtib bersama mantan sekda Kaltim Syaiful Teteng, Kusmayadi, dan Arifin Tawan gara-gara demo di kampus menolak KNPI masuk GBHN dan pembangunan Taman Mini pada masa Presiden Soeharto.

Ada beberapa rekomendasi yang dititipkan Ibu Dekan dan ketua lama, Meiliana. Di antaranya merampungkan pembangunan gedung IKA FEB dan meneruskan beasiswa dari IKA FEB kepada mahasiswa FEB, yang tidak mampu. “Kita juga sangat berterima kasih jika IKA FEB bisa membantu membangun fasilitas kampus FEB lainnya,” kata Prof Syarifah Hudayah.

Dekan berharap IKA FEB lebih banyak lagi kiprah dan kontribusinya ke fakultas terutama berkaitan dengan penguatan kelembagaan dan peningkatan akreditasi. “Alumni FEB yang tersebar di mana-mana dengan berbagai posisi tentu mempunyai peranan strategis untuk Kaltim dan IKN,” tambahnya.

Saya lihat di WA group banyak sekali yang mengucapkan selamat. “Selamat Bung Rizal terpilih sebagai ketua IKA FEB,” kata Andi Burhanuddin, alumnus yang sekarang tinggal di Makassar. Dia dulu di kampus suka baca puisi bersama Syaiful M. Sempat berkarier di Bank Indonesia. Minta pensiun dini dan sekarang jadi motivator.

Untuk merayakan keterpilihan saya, teman-teman dikoordinir Dr Fitriadi mengajak saya ngopi di warung Kong Jie, Citra Niaga Samarinda. Di situ ada makanan kesukaan saya, lempeng pisang. Sayang saya tidak bisa bergabung karena ada rapat di Partai Nasdem Balikpapan. “Selamat ya kakak Rizal jadi ketua,” kata ketua Nasdem Achmad Basir.  Kebetulan Ketua Nasdem Kaltim, Gubernur Isran Noor juga ketua IKA Unmul.

“Selamat Pak Rizal yang meneruskan tugas ini. Semoga juga terpilih menjadi anggota DPR RI 2024, yang menjadi wakil andalan kita dari Kaltim,” kata Meiliana mempromosikan saya. Imei sendiri kabarnya didorong Golkar ke DPR Kaltim di Karang Paci. (*)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti