BALIKPAPAN – Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mendatangi Markas Yonif Raider 600/Modang, Jumat (5/8/2022) sore. Bersama Ketua Umum Dharma Pertiwi, Hetty Andika Perkasa langsung menyapa personel Yonif 623 Bhakti Wira Utama dan Batalyon 235 US Army.
Jenderal Andika bahkan sempat berbincang dengan salah seorang prajurit termuda berpangkat Prada. Dirinya menanyakan bagaimana impresi saat berlatih bersama sejumlah personel dari kesatuan asing.
Termasuk dengan prajurit US Army, Andika juga menanyakan kesan selama di Indonesia dan bergaul dengan orang-orang di dalamnya. Suasana terasa cair manakala didepan para prajurit tersebut, Andika menyelipkan lelucon hingga membuat sesekali gelak tawa keluar dari mulut para prajurit.
Komandan Kompi US Army sendiri kemudian diminta Andika untuk memperagakan sejumlah peralatan yang dimiliki. Salah satunya pesawat nirawak atau drone.
Ada dua drone yang diperlihatkan.
Satu drone seukuran jari manusia dengan model seperti helikopter, dan satu lagi berukuran pesawat remot kontrol, lengkap dengan sayap dan kameranya yang dapat berputar ke segala sisi.
Di hadapan awak media, Andika menjelaskan, seluruh prajurit sudah melalui pemberian materi selama empat hari terakhir. Kemudian praktek di lapangan. Dalam proses latihan, dijelaskan Andika, nantinya para personel akan dilengkapi dengan sensor di senjata dan dilekatkan pada seragam masing-masing.
Dimana sensor itu terkoneksi secara komputerisasi. Sehingga saat pelatuk ditarik, maka prajurit yang terkena tembakan maka sensor di tubuhnya akan bersuara atau menyalakan lampu. “Ini adalah sistem untuk membuat latihan terasa realistis walaupun pelurunya bukan peluru tajam. Tapi peluru hampa,” ujarnya.
Namun meski peluru hampa, Andika menekankan agar prajurit tidak menganggap remeh. Pasalnya hal tersebut menjadi penilaian atas performa prajurit bersangkutan apabila diterjunkan ke medan operasi.
Lebih lanjut, Andika menerangkan bahwa banyak hal yang dapat dipelajari prajurit selama pelaksanaan Super Garuda Shield 2022 ini. Baik di dalam simulasi pertempuran maupun tidak.
Menurutnya, tantangan dalam setiap peperangan tentunya berbeda. Sehingga untuk menaklukan medan dan musuh, prajurit diharuskan berpikir taktis sebelum dilumpuhkan.
“Saya yakin, kita semua setelah melalui latihan ini akan mengenal budaya mereka, nilai-nilai mereka, dan mudah-mudahan tahun depan bisa lebih besar lagi,” ujarnya. (Bom)