SANGATTA- Menjadi seorang legislator sudah sepatutnya turun melihat langsung kondisi masyarakat yang ada di sekitarnya. Seperti dilakukan anggota DPRD Kaltim Rizky Amaliah Ismunandar yang turun langsung melihat kondisi anak-anak yang berada di TPA Batota. Sebagai tempat pembuangan sampah, sehari-hari anak-anak yang berada di sekitarnya sudah terbiasa dengan aroma sampah. Mereka sudah sejiwa dengan aroma sampah tersebut. Itu harus mereka lakukan demi bisa menyambung hidup.
Hari-hari para pemulung itu tidak lepas dari memilih sampah yang layak dipilih dan dijual lagi demi menghasilkan rupiah. Meskipun ada yang berusia sekolah, namun nyaris tidak ada lagi pikiran dari mereka untuk membayangkan bagaimana bisa melanjutkan pendidikan. Termasuk untuk anak usia dini, sekolah PAUD dan TK tak ada di Batota.
Melihat kondisi ini, anggota DPRD Kaltim yang juga Ketua Yayasan Prima Adinda, Siti Rizky Amaliah Ismunandar mengajak seluruh pendidik yang ada di Paud Prima Adinda membuka kelas khusus anak-anak yang berada di wilayah TPA Batota.
“Saya mendapat kabar jika masih ada anak usia sekolah di sekitar Batota ini yang masih buta aksara. Untuk itu saya berpikir kenapa kami (Prima Adinda) tidak membuka kelas untuk mereka apalagi kami ada sekolah,” jelasnya, Jumat (22/7/2022).
Amel-sapaan akrabnya- menceritakan, dirinya memang senang dengan dunia pendidikan dan anak-anak. Maka dari itu sebagai wakil rakyat dia tak ingin masih ada generasi yang tidak merasakan pendidikan.
“InsyaAllah semua seragam, perlengkapan alat tulis menulis sudah kami siapkan dan sekolah tidak memungut biaya alias gratis,” sebutnya.
Politisi PPP itu mengajak seluruh masyarakat yang berlebih, agar tak ragu menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yang tidak mampu.
“Mari kita lebih aware (peduli) dengan sekeliling kita, apalagi untuk anak-anak yang tidak mampu,” ajaknya.
Langkah dari politisi 32 tahun ini ternyata mendapat apresiasi dan dukungan Dinas Pendidikan Kutim.
Arafah, Kepala UPT Pendidikan Sangatta Utara, yang ikut hadir ke lokasi menyebutkan, sangat bersyukur sekali dengan bantuan dari Amel ini.
“Apa yang dilakukan ibu Rizky dengan membuka kelas untuk anak usia dini dan akan ada kelas baca dan tulis untuk anak usia sekolah yang masih buta aksara, memberikan harapan dan sudah menyelamatkan pendidikan anak-anak di Batota,” ujarnya.
Arafah mengharapkan orang tua dan anak-anaknya menyambut baik apa yang sudah dilakukan ini.
“Harapan saya, dengan adanya sarana prasarana dan staf pengajar yang sukarela, anak-anak Batota tidak ada lagi putus sekolah, mereka bisa memperoleh pendidikan bahkan bisa memiliki ijazah. Jadi, tak ada lagi kata tidak sekolah karena tak ada biaya, sebab dari sekolah swasta saja memberikan gratis mulai seragam hingga perlengkapan belajar, pemerintah juga tentunya men-support,” tandasnya.
Sementara, Kepala Sekolah Prima Adinda, Fauziah Halimatussakdiyah menyebutkan, kelas akan dimulai Sabtu (23/7/2022). Untuk selanjutnya setiap Minggu, akan ada 2 kali pertemuan yakni setiap Jumat dan Sabtu.
“Saat ini sudah 30 anak yang terdata untuk mengikuti kelas yang dibuka, sebanyak 10 anak yang memang tinggal di TPA dan 20 ada dari RT 29 yang masih di sekitar Batota,” jelasnya.
Fauziah menyebutkan, sebagai tenaga pengajar akan dilakukan berdua secara sukarela.
“Ya kami berdua mulai besok (Sabtu) buka kelasnya, kami ucapkan terima kasih kepada bunda Rizky karena sudah men-support semuanya,” tandasnya. (ref)