spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Buka 2 Hektare Lahan untuk Budidaya Sapi

MAHULU – Bupati Mahakam Ulu, Bonifasius Belawan Geh mengajak para petani membuka lahan minimal 2 hektare per kampung. Ladang penggembalaan itu diharapkan menjadi tempat tumbuhnya rumput dan pakan sapi.

Bupati berharap lahan penggembalaan sapi ini tidak jauh dari ladang 10 hektare menetap di setiap kampung. Ini bertujuan agar peternak dan petani tidak terlalu sulit mengolah kotoran sapi menjadi pupuk kompos untuk ladang padi.

Sistem pertanian terintegrasi ini diharapkan bisa menciptakan siklus pertanian dan peternakan berkelanjutan, ramah lingkungan dan menguntungkan. Tidak ketergantungan pupuk dan pakan kemasan pabrik. Masyarakat sehat pendapatan meningkat. Ujung-ujungnya, mendorong kemandirian pangan di Bumi Urip Kerimaan.

Bupati yang juga Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Mahulu yakin integrasi sapi dan padi bisa menjadi solusi alternatif bagi Mahulu. Tercipta siklus berkelanjutan yang alami, ekonomis dan menguntungkan petani dan peternak.

Kotoran sapi diolah menjadi pupuk kompos untuk ladang padi dan tanaman lainnya. Hasil panen padi berupa jerami dan gabah bisa diolah menjadi dedak yang menjadi salah satu bahan baku pakan sapi. Begitu seterusnya.

Pola ini diyakini cocok mengingat para petani di Mahulu terbisa mengelola ladang padi tanpa pupuk kimia. Di sisi lain, mengurangi modal pembelian pupuk kemasan di kawasan perbatasan yang dikenal berbiaya mahal.

“Dengan ini sapi dan padi bisa saling mendukung. Kotoran sapi bisa diolah jadi pupuk organik. Sapi yang diternakkan bisa diperdagangkan,” ujar Bupati Bonifasius ketika menghadiri Rapat Koordinasi dan Evaluasi Pemerintah Kampung dalam Mendukung Program Ketahanan Pangan di Kabupaten Mahulu 2022 di Lamin Adat Kampung Naha Boan Kecamatan Long Apari, Selasa (19/7/2022).

Bupati yakin, jika petani dan peternak serius, program ini bisa menyejahterakan penduduk Mahulu yang mayoritas berprofesi sebagai petani. Terlebih Kaltim termasuk Mahulu masih kekurangan stok daging sapi. Data Dinas Peternakan dan Kesehatan Kaltim mencatat rata-rata setiap tahunnya Kaltim membutuhkan 100 ribu ekor sapi. Sayangnya, kemampuan lokal Kaltim baru bisa memenuhi sekitar 25 persennya. Atau sekitar 25 ribu ekor saja.

Sebagai informasi harga per ekor sapi di Kaltim bervariasi bergantung jenis. Untuk sapi Bali di kisaran Rp 17 sampai 25 juta per ekor. Sementara sapi jenis Limosin jumbo bisa mencapai Rp 100 juta.

Agar program ini bisa segera berjalan, Bupati mengajak seluruh pengurus kampung di Mahulu segera menyiapkan lahan pertanian dan budidaya sapi tahun ini. Ini bertujuan agar ketika bibit sapi didatangkan, para petani bisa segera memanen kotoran untuk kompos dan peternak bisa segera menggembala.

“Pengadaan bibit diberi tiap kampung. Anggaran pembelian bibit nanti kita atur,” ujarnya.
Wakil Bupati Mahulu Yohanes Avun memberi siasat agar integrasi sapi–padi sukses di Mahulu. Dasarnya cukup sederhana, para peternak bisa membuat petak berisi rumput atau pakan daun lain di ladang penggembalaan sapi. Ketika petak di ladang tersebut habis, sapi diarahkan ke ladang lain. Begitu seterusnya hingga kembali ke petak awal. Teknik ini mirip dengan pola pertanian gilir balik yang biasa dilakukan peladang padi di Mahulu turun-temurun.

Di ladang penggembalaan itu, wabup menyarankan agar komposisi sapi betina lebih banyak dibandingkan jantan. Ini bertujuan agar kelahiran sapi baru lebih cepat. Agar program ini berhasil, ia meminta Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian benar-benar mendampingi para petani dan peternak agar berhasil. Mulai dari pembuatan kompos sampai teknik budidaya sapi. “Sebelum pengadaan bibit sapi, pastikan dulu lahan pakannya. Jangan sampai sapinya kurus,” katanya. (adv)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti