spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Bupati: Jangan Sampai Seperti Tikus Mati di Lumbung Padi

MAHULU – Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh meminta petani di Kecamatan Long Apari dan Long Pahangai, Kabupaten Mahulu serius mengelola pertanian.
“Jangan sampai kita seperti tikus mati di lumbung padi,” ujar Bupati Bonifasius ketika membuka Rapat Koordinasi dan Evaluasi Pemerintah Kampung dalam Mendukung Program Ketahanan Pangan di Kabupaten Mahulu 2022 di Lamin Adat Kampung Naha Boan Kecamatan Long Apari, Selasa (19/7/2022)

Perumpamaan itu disampaikan Bupati melihat perkembangan kondisi pangan global dan nasional. Di tingkat internasional, Bupati yang juga Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Mahulu ini melihat kondisi perang antara Russia dan Ukraina berpengaruh kepada rantai pasok stok bahan pangan dan energi.

Memang, penduduk di benua biru itu tak tergantung kepada pasokan beras. Namun, perang yang sudah berlangsung berbulan-bulan ini mengajarkan kita pentingnya menjaga stok bahan pangan menghadapi situasi tak menentu di masa mendatang.

Sementara di tingkat nasional, Bupati melihat di masa mendatang, terjadi alih fungsi lahan pertanian di beberapa daerah penyuplai beras Mahulu. Seperti Jawa dan Sulawesi. Bupati bertekad agar kabupaten yang ia pimpin sudah bersiap sejak dini memenuhi kebutuhan pokoknya menghadapi situasi kurang pasokan.

Pria yang juga berladang padi ini juga mengajak para petani lebih banyak membuka dan memproduksi padi secepat mungkin. Mengingat, beberapa tahun ke depan, seiring dengan bermigrasinya jutaan warga ke Ibu Kota Nusantara, Mahulu yang mayoritas penduduknya adalah petani bisa mengambil peluang menjadi penyuplai beras ke IKN. “Selama manusia masih membutuhkan makan seperti beras, para petani jangan takut berasnya tidak bisa terserap pasar,” kata Bupati.

Bupati yakin visi itu akan tercapai. Mengingat, Mahulu punya modal besar yakni sumber daya lahan yang melimpah dan mayoritas warga yang berprofesi sebagai petani. Tantangan ke depan adalah terus menerus menajamkan program pertanian dalam skala luas dan meyakinkan para petani beralih ke pertanian modern agar hasil melimpah. “Kendala soal alih budaya, pelan-pelan kita ajak petani beralih dari tradisional ke pertanian modern,” ujarnya.

Untuk itu, ia berpesan agar semua pemangku kebijakan dari tingkat kabupaten, kecamatan hingga kampung membantu menyukseskan program prioritas Kabupaten Mahulu. Yakni membangun ketahanan dan kemandirian pangan lewat program ladang padi menetap 10 hektare per kampung yang mulai digulirkan sejak tahun lalu ini.

“Program ini bukan hanya mendorong kemandirian pangan, tapi juga mendorong pendapatan kampung serta menjadikan Mahulu menjadi kabupaten termuda di Kaltim penghasil pangan mandiri,” tuturnya.

Wakil Bupati Mahulu, Yohanes Avun menambahkan, Kecamatan Long Apari juga memiliki komoditas unggulan seperti Kakao. Dari informasi yang ia dapat, ada pembeli besar yang membutuhkan sedikitnya 800 ton biji bahan baku coklat per tahun. Sayangnya, biji kakao Mahulu yang dikenal memiliki mutu internasional hanya bisa diproduksi sebanyak 20-30 ton per bulan. Atau 200-300 ton per tahun. “Kakao sangat potensial dikembangkan di Mahulu, di sinilah peran penting penyuluh pertanian,” ujarnya.

Rakor dihadiri sejumlah pejabat terkait di antaranya ; Sekretaris Daerah Kabupaten Mahulu Stephanus Madang, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung, Damianus Tamha, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Saripuddin, Plt Kepala Dinas Sosial Perlindungan Perempuan dan Anak Petrus Juk, Kepala Bappelitbangda, Gerry Gregorius, Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Markus Wan beserta Badan Pengawas dan Petinggi Kampung se Kecamatan Long Apari. (adv)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti