SANGATTA– Permasalahan sampah masih menjadi persoalan klasik yang perlu mendapat perhatian serius semua pihak. Tanggung jawab ini tidak hanya menjadi tugas pemerintah, namun masyarakat dan swasta turut memiliki andil untuk menyelesaikannya. Seperti halnya di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), meski Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah melakukan berbagai upaya, penyelesaian masalah sampah masih saja mendapat kendala.
“Penyebabnya karena kurangnya alat berat dan armada. Salah satunya di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sangatta, hanya terdapat satu unit alat berat yang bekerja penuh waktu setiap hari dan usianya sudah hampir 11 tahun,” ujar Sekretaris DLH Kutim, Andi Palesangi, Senin (18/7/2022).
Diungkapkannya, satu alat berat setiap harinya harus bekerja melayani sampah sebanyak 70 sampai dengan 80 ton produksi sampah di Sangatta Utara dan Selatan, sehingga untuk mengatur sampah di TPA tidak maksimal hingga meluber ke jalan.
Bahkan TPA yang ada di kawasan Batota (jalur Sangatta-Bengalon) tersebut dinilai sudah mulai kelebihan daya tampung. Tak hanya itu, permasalahan lainnya adalah tak maksimalnya operasional armada pengangkut (dump truck) sampah.
“Ini karena ada beberpa unit yang kondisinya rusak,” tandasnya.
Terbatasnya alat berat dan armada pengangkut ke TPA, membuat siklus pengangkutan dan pengolahan sampah menjadi terhambat. Untuk itu, Andi meminta dukungan semua pihak agar permasalahan sampah di Kutai Timur dapat diatasi secara maksimal. (ref)