spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Jumlah Brankar Minim, Begini Jawaban RSUD Sjahranie

SAMARINDA– Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AW Sjahranie menanggapi persoalan minimnya brankar atau alat untuk memindahkan pasien yang mengalami ketidak mampuan, keterbatasan, tidak boleh melakukan sendiri, ataupun tidak sadar dari tempat tidur yang muncul dari relawan ambulans Emergency Medical Team-Info Taruna Samarinda (EMT-ITS).

Meski tidak secara gamblang menyebut berapa sebenarnya jumlah brankar yang disiapkan di Instalasi rawat jalan (Irja), kepala unit Humas RSUD AW Sjahranie, dr Arysia Andhina menyebut, selama ini brankar baik itu tempat tidur beroda maupun kursi roda sudah disiapkan di Irja untuk memfasilitasi pasien rawat jalan sebagai sarana dan prasarana.

Hal ini sesuai persyaratan rumah sakit tipe A dan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 3 tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. “Petugas brankar berada di pos menyiapkan semua brankar yang sudah ditetapkan untuk dipinjamkan. Semua brankar yang akan dipinjamkan dalam keadaan layak pakai. Pasien atau keluarga pasien yang akan meminjam brankar mendatangi pos dan menunjukkan KTP asli,” kata Andhina kepada wartawan.

Pasien terpaksa menggunakan brangkar ambulance untuk proses antri berobat jalan.

Pasien yang meminjam brankar dapat mengembalikan brankar yang telah digunakan ke tempat peminjaman brankar dan menerima kembali KTP yang telah diserahkan sebagai jaminan atas peminjaman brankar.

Pasien yang masih menggunakan kursi roda sambil menunggu obat dari Depo Farmasi rawat jalan, lanjut Andhina, dapat menyerahkan kursi roda kepada petugas Depo Farmasi rawat jalan dan mengambil KTP yang sebelumnya sudah diserahkan petugas pos kepada petugas depo farmasi rawat jalan.

“Jika brankar yang disiapkan untuk pasien sudah terpakai semua maka petugas pos harus mengantar pasien lain yang membutuhkan bantuan dengan menggunakan brankar khusus, yang hanya boleh dipergunakan dengan bantuan petugas pos,” terang Andhina.

Relawan saat mengangkat brangkar di instalasi rawat jalan RSUD AWS.

Ketua Info Taruna Samarinda (ITS), Joko Iswanto menyayangkan pihak rumah sakit kurang terbuka berkaitan jumlah ketersediaan brankar. Padahal brankar sangat penting terutama saat pasien Irja membeludak.

“Harusnya diterangkan solusi apa jika brankar habis terpakai. Kalau begitu, kasihan rekan kami ambulans relawan yang melakukan pengantaran pasien harus menunggu. Padahal di waktu hampir bersamaan brankar milik relawan ini harus digunakan kembali untuk menjemput pasien lainnya,” keluh Joko. (rls)

16.4k Pengikut
Mengikuti