SAAT Pemilihan Gubernur Kaltim 2018, DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kaltim mengusung kader terbaiknya, Hadi Mulyadi sebagai wakil gubernur Kaltim berpasangan dengan Isran Noor. Selain PKS pasangan ini juga diusung Gerindra dan PAN dengan total 14 kursi di DPRD Kaltim.
Saat ini, Hadi Mulyadi telah berpaling ke Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia dan dia menjabat ketua DPW Partai Gelora Kaltim. Lantas siapakah kader PKS Kaltim yang layak ikut kontestasi gubernur 2024? Ketua DPW PKS Kaltim Dedi Kurniadi menegaskan, pihaknya tidak kekurangan kader terbaik untuk berkompetisi di Pilgub 2024.
Dalam survei Charta Politika Indonesia salah satu kader PKS, Ardiansyah Sulaiman yang saat ini Bupati Kutai Timur mempunyai elektabilitas 3,9 persen dalam simulasi pemilihan gubernur Kaltim. Dedi juga menyebut Bupati Berau Sri Juniarsih memiliki potensi yang juga cukup besar untuk bersaing dalam bursa pencalonan gubernur-wakil gubernur Kaltim.
Meskipun banyak ditinggal kader yang memilih bergabung dengan Partai Gelora, seperti Hadi Mulyadi, dia tetap optimistis mampu berbicara banyak dalam kontestasi kepala daerah Kaltim. Dia menyakini masih banyak kader PKS yang potensial.
“Nggak usah nengok ke belakang, biar jadi catatan sejarah. Pak Hadi sudah menentukan jalan sendiri, mari berlomba memberikan kebaikan untuk masyarakat. Ini malah memicu kader kami untuk lebih baik lagi,” terangnya kepada Media Kaltim, Sabtu (18/6/2022).
Dedi juga menyampaikan secara pribadi dia tak berambisi untuk mencalonkan diri sebagai gubernur. Dirinya ingin fokus membenahi partai dengan target menjadi partai papan atas di kursi legislatif DPRD Kaltim. Dengan demikian PKS memilik nilai tawar yang baik dalam poros koalisi yang tercipta menjelang pemilihan gubernur dan wakil gubernur.
“Untuk mencapai target ini, saya sudah sampaikan ke DPP (Dewan Pengurus Pusat PKS, Red.) tidak usah dicalonkan apapun, urus partai saja. Karena usia juga sudah tua, biar anak muda yang maju. Yang jelas kita ini prajurit, apapun perintah partai kita siap,” tandasnya.
BELUM TAHU
Sementara Ardiansyah Sulaiman mengaku tak tahu namanya termasuk calon kuat sebagai gubernur Kaltim. Dia juga tak harus hasil survei yang menyebut elektabilitasnya di atas Wali Kota Bontang, Basri Rase dan Ketua DPD PDI Perjuangan Kaltim Safaruddin.
Saat ditemui Media Kaltim, Ardiansyah hanya menjawab sangat singkat dan kembali mempertanyakan jika namanya masuk salah satu calon yang elektabitasnya tinggi. “Masa? Belum tahu saya soal survei dan elektabilitas itu,” sebutnya sambil tersenyum, Jumat (17/6/2022).
Meski demikian, Ardiansyah menegaskan dirinya masih fokus di Kutai Timur (Kutim). “Untuk elektabilitas, silahkan lah itu tergantung masyarakat sekarang, saat ini masih fokus di Kutim,” tandasnya.
Sementara, Sekretaris DPD PKS Kutim, Ardhi Maulana menyebutkan terkait survei dan elektabilitas itu sah-sah saja dimana saat ini memang sudah masuk tahun politik. “Ya itu kan penilaian warga,” ujar Ardhi saat dikonfirmasi, Minggu (19/6/2022).
Ardhi mengatakan, meski Ardiansyah mempunyai elektabilitas tinggi, PKS tidak lantas buru-buru menunjuk calon gubernur yang akan mereka usung. Dia mengatakan, masih ada prosedur internal partai yang harus dilalui dan keputusan terdapat pada DPP PKS.
“Selain ada tahapan musyawarah internal partai, kita kembalikan juga ke Bapak (Ardiansyah, Red.) apakah nantinya bersedia. Kalau saat ini belum di tahapan ke arah itu,” tutupnya. (eky/ref)