SANGATTA– Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kutim, Dyah Ratnaningrum mengatakan, stok sapi untuk kebutuhan kurban kini mencapai 700 ekor dari kebutuhan sekitar 1.200 ekor. Dari stok sekitar 700 ekor sapi tersebut, sebanyak 436 ekor dipasok dari 15 pedagang sapi lokal Kutim, ditambah pedagang yang sudah meminta rekomendasi mendatangkan 120 ekor dari daerah bebas PMK.
Peternak lokal lain di Wahau, lanjut Dyah, juga siap menyediakan 300 ekor sementara peternak Rantau Pulung sudah mengumpulkan 36 ekor sapi tambahan.
“Berkaca dari tahun sebelumnya Kutim menyediakan 1.200-an ekor sapi dan untuk saat ini stok sudah ada 700-an ekor dan nanti akan ada lagi pemeriksaan keliling ke peternak lokal jadi untuk sapi masih aman,” papar Dyah kepada Media Kaltim, Senin (6/6/2022).
Kondisi sebaliknya terjadi pada stok kambing. Pasalnya, sampai saat ini stok kambing di Kutim baru 185 ekor, sementara tahun sebelumnya kebutuhannya mencapai 800-an ekor.
“Untuk kambing kita kurang stok apalagi kambing ini kebanyakan di kirim dari Jawa Timur sementara Jawa Timur merupakan daerah Zona Kuning PMK,” jelasnya.
Dijelaskan Dyah, biasanya sebulan sebelum hari raya kurban, pedagang sapi/kambing banyak menjajakan hewan ternaknya di di pinggir jalan. Namun, hingga saat ini, masih satu yang terlihat.
Ia menilai, ini karena imbas adanya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak tersebut di berbagai daerah. Sehingga pendistribusian sapi maupun kambingnke Kutim terlambat lantaran harus melalui serangkaian proses pengawasan kesehatan yang lebih ketat. Salah satunya, melakukan masa karantina di daerah asal selama 14 hari, disusul pemeriksaan dan uji kesehatan lainnya.
“Kalau sekarang banyak pengawasan yang harus dilalui. Belum lagi kalau sudah sampai di pelabuhan harus melalui beberapa tahapan dan tempat karantina juga terbatas. Misal, kapasitas lokasi karantina 300-500, jadi sisanya harus menunggu yang lain selesai,” bebernya.
Meski mendapat informasi hewan kurban yang akan masuk ke Kutim cukup banyak. Ia tidak bisa memastikan apakah kebutuhan hewan kurban saat Iduladha tahun ini bisa terpenuhi.
“Tapi yang jelas tidak sebanyak tahun lalu, yang jualan pasti akan berkurang. Sebab pedagang sapi atau kambing akan berpikir ulang, karena biaya pakan atau makan sapi selama masa karantina akan cukup besar,” timpalnya.
Melihat kondisi tersebut, Dyah memastikan tahun ini akan ada kenaikan harga hewan kurban. ”Ya, walaupun sedikit tapi saya yakin ada kenaikan harga. Bentuk antisipasi, kami merekomendasikan distribusi hewan ternak hanya boleh dari daerah Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur saja,” tandasnya. (ref)