PENAJAM– Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) berhasil meraih beberapa penghargaan dari Kelompok Kerja Ahli Ketahanan Pangan Kaltim. Penghargaan ini membuat PPU lebih percaya diri mampu memenuhi kebutuhan pangan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara
Plt Bupati PPU, Hamdam Pongrewa menyebut, ini merupakan langkah awal untuk berinovasi lebih dalam urusan memenuhi pangan masyarakat tanpa beban harga. Pernghargaan ini, senut Hamdam, juga merupakan tolok ukur peningkatan kerja-kerja tim yang sampai saat ini masih konsisten.
“Prestasi di bidang ketahanan pangan harus terus dipertahankan. Bahkan bila perlu lebih ditingkatkan lagi pencapaiannya, serta kinerja dalam mengoptimalkan peran sektor pangan ini,” jelasnya, Selasa (31/5/2022).
Piagam penghargaan diberikan langsung oleh Gubernur Kaltim Isran Noor, dalam rapat koordinasi Kelompok Kerja Ahli Ketahanan Pangan di Ballroom Blue Sky Hotel Balikpapan, Senin (30/5/2022). Gelaran tersebut mengusung tema “Sinergi Peningkatan Ketahanan Pangan Mendukung Kalimantan Timur Sebagai Penyangga Pangan Ibu Kota Nusantara”.
Piagam penghargaan pertama yang diterima PPU ialah kategori Ketahanan Pangan. PPU menerima penghargaan terbaik ketiga yang dinilai mampu memberikan keamanan jaringan sistem pasar, harga pangan, dan pasokan pangan ke masyarakat.
Tiga daerah penerima penghargaan tersebut adalah Kota Balikpapan yang menduduki ranking pertama dengan nilai 87,45, kemudian Kota Bontang di peringkat dua dengan nilai 84,64, dan Kabupaten Penajam Paser Utara di peringkat tiga dengan nilai 84,22.
Yang kedua ialah piagam penghargaan kategori Peningkatan Kinerja Ketahanan Pangan, di mana PPU kembali menjadi terbaik ketiga. PPU dianggap sebagai daerah yang mampu meningkatkan kinerjanya di sektor ketahanan pangan dari tahun ke tahun.
Tiga daerah tersebut adalah Kabupaten Paser berada di peringkat satu dengan nilai 7,73, kemudian Kabupaten Berau peringkat dua dengan nilai 7,30, dan Kabupaten Penajam Paser Utara di peringkat tiga dengan nilai 6,06.
Hamdam menambahkan, seiring pemilihan daerahnya sebagai lokasi IKN, dia dituntut berpikir “out of the box” agar lebih maju lagi, dalam memikirkan langkah-langkah baru mengembangkan potensi sektor pangan. Apa lagi PPU sudah lama dikenal memiliki potensi pangan mumpuni, sehingga sudah waktunya untuk dikembangkan.
“Harus ada terobosan, karena peluang untuk suplai pangan seiring IKN, tentu terbuka lebar,” ujarnya.
Berbagai varietas pertanian dan perikanan dipastikan akan terus ditingkatkan, terlebih PPU memiliki puluhan ribu hektare lahan pertanian dan garis pantai. Hamdam menambahkan, Pemkab saat ini membuka diri dalam mengembangkan pangan.
“Makanya kita selalu membuka diri, kerja sama dengan banyak pihak. Salah satu upaya menyambut hadirnya IKN adalah menyiapkan diri sebagai kawasan penyuplai pangan. Harus diambil dan dipersiapkan dari sekarang,” tutup Hamdam. (sbk)