TENGGARONG – Guru profesional dituntut memiliki kemampuan dalam berbagai aspek, tidak hanya kompetensi dalam pembelajaran, tetapi penulisan karya ilmiah menjadi keharusan.
Guna memenuhi tuntutan inilah, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kaltim berkeliling ke daerah melaksanakan pola pembinaan profesionalisme guru melalui Bimbingan Teknis (Bimtek) Penyusunan dan Publikasi Karya Tulis Ilmiah bagi Jabatan Fungsional Guru tahun 2022 di Kutai Kartanegara.
Bimtek diikuti 40 guru jenjang SMA/SMK dan SLB, terdiri guru SMA 24 orang, guru SMK 14 orang dan guru SLB 2 orang. Kegiatan dibuka Kepala BPSDM Kaltim Nina Dewi mewakili Gubernur Kaltim, di Hotel Grand Fatma Tenggarong, Rabu (16/2/2022).
Bagi sebagian guru, menurut Nina Dewi, penulisan karya ilmiah merupakan hal yang dianggap pekerjaan yang sulit. Akibatnya penulisan karya ilmiah menjadi hambatan dalam berbagai hal.
“Kemampuan penulisan karya ilmiah menjadi keharusan bagi seorang guru profesional. Baik dalam peningkatan karier maupun peningkatan pengetahuan dan intelektualitas yang harus dimiliki dalam proses pembelajarannya,” kata Nina Dewi.
Selain itu, menulis dan mempublikasikan karya Ilmiah sebagian besar pendidik (guru) masih menjadi persoalan serius.
Diakuinya, tidak sedikit guru yang tertunda dan terhalang karir hingga kepangkatannya disebabkan tidak terpenuhinya publikasi ilmiah ini.
Padahal lanjutnya, publikasi ilmiah menjadi syarat wajib dan bagian tidak terpisahkan dari pengembangan profesionalisme dan kompetensi berkelanjutan guru.
“Hal ini sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya,” tandasnya.
Ditambahkan, Permeneg PANRB Nomor 16 Tahun 2009 dengan jelas mengatur prosedur peningkatan karir/jabatan bagi guru bahwa karya ilmiah dan publikasi ilmiah adalah bagian unsur yang tidak terpisahkan dalam pengembangan karir guru.
“Meskipun realitasnya unsur itu paling sulit dipenuhi oleh guru dibandingkan dengan unsur-unsur lain. Hal ini sebabkan belum terbangunnya budaya meneliti, dan menulis di kalangan para guru. Para guru lebih banyak menghabiskan waktunya untuk kegiatan pembelajaran di kelas, dan pelatihan-pelatihan pembelajaran,” ujarnya.
Nina berharap melalui Bimtek ini, khususnya jabatan fungsional guru di Kutai Kartanegara, dapat terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk menyokong tugas guru di sekolah masing-masing.
“Semoga Bimtek ini dapat membantu pengembangan profesionalisme dan kompetensi berkelanjutan guru dalam bidang penyusunan dan publikasi karya tulis ilmiah,” harap Nina. (hms/adv)