SANGATTA- Masyarakat dibuat resah dengan penemuan kasus hepatitis misterius di Indonesia, tiap daerah mulai memberikan imbauan termasuk Pemkab Kutai Timur (Kutim).
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim mengimbau agar masyarakat tak terlalu panik terkait hepatitis misterius ini. Namun, tetap waspada dengan melakukan pencegahan.
“Enggak usah panik, enggak usah terlalu menyikapi berlebihan, utamanya adalah mencegah,” tutur Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kutim M Yusuf, Selasa (10/5/2022).
Yusuf menyebut belum ada laporan terkait kasus hepatitis akut misterius di Kutim. Meski begitu, pihaknya terus siaga untuk mengantisipasi masuknya kasus tersebut ke Kutim.
“Kutim sampai pagi ini belum ada RS atau faskes (fasilitas kesehatan) yang melaporkan kedatangan pasien dengan gejala hepatitis yang belum ketahuan etiologinya apa,” sebutnya.
Dia mengatakan, pencegahan yang bisa dilakukan adalah rajin mencuci tangan dan memakai alat makan sendiri. Serta mengurangi jajan di luar, terutama yang kurang terjaga kebersihannya.
“Meski hingga saat ini Kutim belum ada temuan, kita harus waspada, pencegahannya sebenarnya seperti kita prokes pada umumnya,” terang Yusuf.
Menurut dia, gejala hepatitis misterius ini mirip dengan hepatitis A, B, C, D, E. Yakni mual, muntah, nyeri ulu hati, demam, dan tampak kekuningan di tubuh. Namun, hasil uji laboratorium kelima virus hepatitis itu tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut. “Nah, kenapa itu namanya hepatitis misterius,” imbuh Yusuf.
Dia menambahkan, program pemerintah selama ini adalah vaksin hepatitis A dan B. Sebab, Indonesia termasuk endemis hepatitis A dan B. “Hepatitis B itu bayi sejak lahir dan usia 2, 4, 6 bulan. Kalau hepatitis A usia 1 tahun,” tandasnya.
Yusuf menerangkan, hepatitis biasanya menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun. Mereka biasanya terjangkit saat ada kotoran yang masuk ke mulut. “Meski belum ada temuan kasus di Kutim tapi kita harus siap dan waspada, rumah sakit pun kita siapkan,” pungkasnya. (ref)