spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

11 Tahun Menunggu, Tagana Bontang Akhirnya Punya Posko

BONTANG – Setelah menunggu selama 11 tahun, timTaruna Siaga Bencana (Tagana) Bontang akhirnya punya tempat untuk berkumpul. Posko yang diresmikan Jumat (18/9/2020) berlokasi Jl Awang Long, Kelurahan Bontang Baru, Kecamatan Bontang Utara, bersebelahan dengan Kantor PTSP.

Saat peresmian, Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, Abdu Safa Muha mengakui keberadaan posko Tagana sudah lama dinantikan para relawan. Pasalnya, selama ini mereka tak punya tempat untuk berkumpul dan bercengkerama.

Abdul Safa mengatakan, sebagai pencetus terbentuknya tim Tagana Bontang, sudah selayaknya pihaknya menyediakan tempat bagi mereka untuk menjalin komunikasi antar-relawan. Utamanya saat terjadi bencana.

“Ini momen yang membahagiakan kami, terlebih bagi teman-teman Tagana,” ucapnya. Diceritakan,
Tagana Bontang didirikan pada tahun 2009. Berawal dari bencana tsunami Aceh yang terjadi 2006 silam. Paska-bencana tsunami Aceh, Pemkot Bontang melalui Dinas Sosial menginisiasi Taruna Siaga Bencana (Tagana) Bontang.

Tujuannya, agar masyarakat turut serta berkontribusi serta membantu disaat terjadi sebuah musibah atau bencana. “Tim Tagana bersifat non-organik (sukarela), dimana anggota berangkat dari rasa kepedulian terhadap sesama,” jelasnya.

Tagana Bontang beranggotakan 31 relawan yang didominasi kaum pria. Mereka berlatar belakang dari berbagai profesi mulai dari PNS, 6 orang Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TKD), menyusul 24 lainnya relawan murni.

“Mereka ini tidak pernah ngomel atau kesal meski dengan beban atau resiko yang besar, ” ungkap pria yang akrab dipanggil Safa ini. Safa mengungkapkan, walau sifatnya sukarela pemerintah pusat sudah mengalokasikan insentif Rp 250 ribu per orang yang diberikan tiap 6 bulan.

Sementara Pemkot Bontang, memberikan uang transpor Rp 100 ribu per kejadian bencana. “Mereka ini orang-orang yang jiwa sosialnya tinggi. Diberi Alhamdulillah, tidak juga nggak jadi masalah,” ungkapnya lagi.

Walau begitu tak mudah menjadi anggota Tagana. Jika terjadi bencana alam seperti banjir, tanpa diperintah mereka sudah siap membantu tanpa pamrih. “Ini adalah panggilan hati nurani yang harus dibarengin dengan jiwa yang besar,” pungkasnya. (yim/red2)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti