Catatan Rizal Effendi
BEBERAPA hari lalu lembaga survei Charta Politika Jakarta mengumumkan hasil survei elektabilitas calon presiden dan survei preferensi sosial dan politik masyarakat Kaltim untuk Pilkada 2024. Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 800 responden yang dipilih menggunakan metode multistage random sampling. Charta mengklaim margin of error survei ini kurang lebih 3,4 persen saja.
Dari survei di wilayah Kaltim yang jadi Ibu Kota Nusantara (IKN) ini, ada 10 nama yang muncul di survei pilpres. Nama Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto yang juga menteri pertahanan menduduki tempat teratas 29,3 persen, menyusul Gubernur Jateng Ganjar Pranowo 19,9 persen, Gubernur DKI Anies Baswedan 18,4 persen, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno 6,8 persen dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 5,6 persen.
Selanjutnya di urutan keenam sampai ke-10 adalah Menteri BUMN Erick Thohir mendapat 2,8 persen, Gubernur Jabar Ridwan Kamil 2,6 persen, Ketua DPR RI Puan Maharani 1,3 persen, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto 0,6 persen, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa 0,3 persen dan responden yang menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab 12,6 persen.
Dari hasil survei Charta Politika yang dilaksanakan pada 4 – 12 Maret lalu ini, yang agak mengejutkan terlemparnya Ridwan Kamil dari kelompok 5 besar. Kalau dilihat hasil survei Charta di beberapa daerah lain, Ridwan selalu membayangi 3 nama yang terus bersaing di papan atas yaitu Ganjar, Prabowo, dan Anies.
Hasil survei Charta di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Lampung yang dirilis pada medio Maret lalu, Ganjar unggul di Jawa Timur dan Lampung, Prabowo unggul di Jawa Barat. Sebagai tuan rumah di Jatim, Khofifah berada di urutan ke-4 mendapat 13,1 persen menyusul Puan Maharani 4 persen. Tiga teratasnya Ganjar 24,9 persen, Prabowo 16,4 persen dan Anies 15,1 persen.
Dalam survei di Jawa Barat, Prabowo memimpin paling atas 24 persen menyusul Ridwan Kamil 20,9 persen, Anies 18 persen, Ganjar 12 persen, dan Sandiaga 3,4 persen. Sementara di Lampung, Ganjar 27,1 persen unggul tipis dari Prabowo 26,8 persen. Menyusul Anies 19,1 persen, Sandiaga 6,6 persen, dan Ridwan Kamil 2,5 persen.
Kalau kita cermati dari berbagai survei yang dilakukan beragam lembaga survei, ketiga nama itu, Prabowo, Ganjar, dan Anies selalu berada di papan atas dan saling mengungguli tergantung perkembangan kinerja mereka, sikap responden, dan daerah pemilihan. “Tiga tokoh itu selalu mendominasi. Memang ada tokoh lain menyusul, tapi elektabilitasnya masih jomplang dan jauh,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya kepada media.
Prabowo jarang turun ke Kaltim. Tapi dia sempat mendampingi Presiden Jokowi ke Samarinda beberapa waktu lalu. Nama Prabowo sudah dikenal masyarakat daerah ini terutama dalam kaitan usaha. Prabowo pernah membeli pabrik Kiani Kertas di Berau milik Bob Hasan. Selain itu masih ada konsesi hutan PT ITCI Kartika Utama yang dikendalikan adik Prabowo, Hashim Sujono Djojohadikusumo, yang kebetulan lokasinya seluas 173 ribu hektare berdekatan dengan lokasi IKN. Karena itu ada yang beranggapan kalau Prabowo terpilih jadi presiden pengganti Jokowi, maka program IKN tetap lancar.
Ganjar Pranowo saya lihat beberapa kali turun ke Kaltim dan diam-diam melakukan sosialisasi. Kebetulan dia ketua Alumni UGM, jadi mudah bergerak melalui pertemuan dengan alumni UGM. Dia sempat juga bertemu dengan anak-anak milenial di Balikpapan dan paguyuban Jawa Tengah.
Pada saat gubernur seluruh Indonesia diundang menghadiri kemah Presiden Jokowi di lokasi IKN, Sepaku bulan Maret lalu, Anies, Ganjar, dan Ridwan bersama timnya sempat bersosialisasi dengan cara masing-masing. Anies sempat salat subuh di Masjid Agung At Taqwa, Ridwan sempat makan lesehan di Melawai, Lapangan Merdeka, dan Ganjar kabarnya ngopi di salah satu café. Istimewanya ketiganya sempat diundang makan oleh Wali Kota Rahmad Mas’ud di kediamannya dan bahkan Ridwan Kamil sempat menaiki speedboat pribadi Wali Kota menyusuri Teluk Balikpapan menuju lokasi IKN.
Selain Ganjar, Anies, dan Ridwan, AHY juga sempat muncul di Kaltim pada Maret lalu. Dia satu-satunya ketua umum partai politik yang menghadiri pelantikan dan pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) di Balikpapan. Bahkan dia bermain gitar dengan Sekjen Demokrat Teuku Riefky dan Ketua DPD Demokrat Kaltim Irwan Pecho menyanyikan lagu khas NU, Ya Lal Wathon merayakan Harlah ke-96 NU yang diunggah melalui medsos. AHY sempat mengunjungi pusat kuliner malam di Balikpapan sebagai dukungan untuk UMKM di Kaltim.
Perkembangan terakhir mulai ramai juga bermunculan tim sukses atau relawan calon presiden di Kaltim. Belum lama ini di Balikpapan ada deklarasi pendukung Erick Thohir. “Bapak Erick Thohir, tokoh muda yang pantas menjadi pemimpin Indonesia,” kata Ketua Relawan Gerakan Perubahan Erick Thohir Syamsul Alam, yang akrab dipanggil Ancu kepada wartawan. Selain itu dalam waktu dekat ini juga akan dibentuk Indonesia Moeda, relawan Erick Thohir dari kelompok anak muda dan milenial.
Barisan relawan pendukung Ganjar juga sudah hadir di Kaltim. “Kami terus melakukan sosialisasi dan aksi sosial untuk Pak Ganjar. Ada aksi kesehatan, bahkan kami bagi HP yang tidak punya untuk para siswa,” kata Ketua DPW Sahabat Ganjar Kaltim, Michael Agustinus Wangkay. Selain Sahabat Ganjar, ada juga Teman Ganjar dan Ganjar Milineal Center (GMC).
Menurut kabar, GMC, misalnya diberi dukungan penuh mulai disewakan markasnya sampai diberi insentif dan dukungan biaya operasional bagi pengurusnya. “Kami juga lagi mempersiapkan relawan Pemuda Ganjar Kaltim,” kata seorang pendukung lainnya di Balikpapan.
Relawan A1 yang mengusung Anies Baswedan kabarnya juga akan berkibar di daerah ini. Persiapan tengah dilakukan untuk melakukan deklarasi di Balikpapan. Sedang Relawan Puan disebut-sebut sudah ada tiga kelompok di Kaltim di antaranya Relawan Puan Maharani (RPM) dan Sopenisia (Sobat Puan Indonesia). Menyusul juga relawan Airlangga.
Siapa pada akhirnya menjadi pilihan utama warga Kaltim, sepertinya masih menunggu perkembangan politik yang sangat dinamis ke depan. “Nama-nama yang muncul itu sangat bagus semua, jadi pilihan saya mungkin di menit-menit terakhir nanti,” kata Amir, seorang warga di Balikpapan.
GUBERNUR KALTIM
Selain menyigi elektabilitas calon presiden, Charta Politika juga menyurvei calon gubernur Kaltim masa bakti 2024-2029. Hasilnya ada delapan nama yang muncul. Nama Gubernur Kaltim Isran Noor menduduki tempat teratas meraih 19,4 persen, menyusul Wali Kota Samarinda Andi Harun 14,4 persen, Wagub Hadi Mulyadi 12,4 persen, Rizal Effendi 9,5 persen, Bupati Paser Fahmi Fadli 5,8 persen, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman 3,9 persen, Wali Kota Bontang Basrie Rase 3,8 persen dan anggota DPR RI dapil Kaltim, Safaruddin 2,3 persen. Sisanya di luar nama itu, lainnya 0,9 persen dan yang memilih tidak tahu atau tidak menjawab 27,9 persen.
Kita tidak mendapat penjelasan apakah responden disodori nama atau langsung menyebut nama spontan sesuai dengan pilihannya. Karena ada yang bertanya kenapa nama-nama tokoh lainnya tidak muncul seperti Rudi Mas’ud, anggota DPR RI dapil Kaltim yang juga ketua DPD Partai Golkar Kaltim. Nama Ketua DPRD Kaltim Makmur HAPK, mantan gubernur Kaltara Irianto Lambrie, mantan wali kota Samarinda Syaharie Jaang, serta tokoh lainnya.
Isran Noor yang juga ketua DPW Partai Nasdem Kaltim belum pernah bersuara apakah maju lagi atau punya pilihan lain. Isran bersama wakilnya Hadi Mulyadi yang dilantik 1 Oktober 2018 akan mengakhiri masa jabatan tahun depan, Oktober 2013. Jadi hampir setahun Kaltim bakal dipegang oleh pejabat pelaksana tugas.
Sewaktu menjadi bupati Kutim dan ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi), Isran sempat digadang-gadang menjadi calon presiden. Dia sempat ikut konvensi Partai Demokrat. Balihonya terpasang hampir di seluruh wilayah Indonesia. Semangat itu sepertinya tidak pernah kendur. Tapi kalau ditanya apakah dia akan mencalonkan diri, Isran selalu menjawab dengan setengah bercanda. “Saya bisa jadi presiden, kalau ada gempa bumi,” katanya begitu. Tapi orang memperkirakan, jika tidak jadi nyapres, Isran bakal bertarung lagi mempertahankan kursi gubernur pada Pilgub Kaltim 2024 mendatang.
Dengan gayanya yang khas dan bisa ngomong ceplas-ceplos, Isran menjadi tokoh penting, baik di daerah maupun nasional. Dia mempunyai andil penting dalam meyakinkan Presiden Jokowi yang akhirnya menetapkan lokasi IKN di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Sementara itu Wagub Kaltim Hadi Mulyadi sepertinya terus melakukan persiapan. Dia rajin bergerak ke mana-mana sambil membagikan cenderamata di antaranya sarung. Dalam berbagai undangan, Hadi mengakrabkan diri dengan kepandaiannya berpantun, menyanyi, dan menabuh drum. “Sudah tiga pantun aku sampaikan, tinggal sekarang mana hadiahnya,” katanya kalau sudah menyampaikan pantun ketiga.
Kalau sudah menabuh drum dan bernyanyi, Hadi larut luar biasa mengingatkan orang dengan mantan gubernur Dr Awang Faroek Ishak yang juga suka bernyanyi banyak lagu. Hadi nyanyi mulai lagu pop, dangdut juga daerah. Suaranya melengking kalau sudah nyanyi lagu Batak, Sai Anju Ma Au. Juga lagu Bugis, Balolipa.
Tidak bernyanyi saja keahlian wagub. Sebagai kader PKS yang sekarang beralih menjadi ketua Partai Gelora Kaltim, kemampuan berdakwahnya sangat mumpuni. Hadi juga sering diminta menjadi khatib dalam salat Jumat dan ibadah lainnya.
Belum pernah disampaikan terbuka ke mana panggung Hadi tahun 2024? Apakah tetap menjadi calon wagub lagi atau naik ke gubernur atau kembali menjadi wakil rakyat atau daerah (DPR RI atau DPD RI) di Jakarta. Putra kelahiran Samarinda, 9 Mei 1968 ini pernah menjadi anggota DPR Kaltim dan DPR RI sebelumnya.
Safaruddin, yang juga ketua DPD PDI Perjuangan Kaltim kabarnya tengah mempertimbangkan kembali ikut dalam bursa calon gubernur Kaltim. Apalagi suara PDI signifikan berada di papan atas. Mantan kapolda Kaltim ini, dalam Pilgub lalu berpasangan dengan Rusmadi Wongso (sekarang Wakil Wali Kota Samarinda), berada di urutan kedua dari empat pasangan peserta Pilgub.
Yang mengejutkan melejitnya nama Wali Kota Samarinda Andi Harun, mantan anggota DPRD Kaltim yang sekarang ketua DPD Partai Gerindra Kaltim. Kader Pemuda Pancasila dan orang kepercayaan Said Amin ini, kabarnya ingin tetap berkarya sebagai Wali Kota Samarinda sampai selesai. Tapi melihat tingkat elektabilitasnya cukup bagus di urutan kedua, bisa saja dia jadi bersemangat untuk meramaikan bursa gubernur Kaltim.
Walau namanya tidak tertera dalam survei, orang mengakui pendatang baru Rudi Mas’ud tidak bisa dianggap enteng. Dia sekarang anggota DPR RI dapil Kaltim, yang juga ketua DPD Golkar Kaltim. Didukung dengan kemampuan materi yang cukup, dia menjadi pesaing berat dalam Pilgub mendatang.
Keluarga dari Bani Mas’ud ini berambisi melengkapi kekuasaan politik dari keluarga, setelah saudaranya berhasil merebut bupati PPU dan wali kota Balikpapan. Rudi bersama satu saudaranya lagi Hasanuddin Mas’ud kabarnya juga ingin merebut kursi gubernur Kaltim dan bupati Kutai Kartanegara. Saat ini Hasan juga juga sudah direkomendasikan DPP Golkar menggantikan Makmur, yang juga tokoh berpengaruh dari Kabupaten Berau yang bisa meramaikan Pilgub.
Satu lagi tokoh yang juga bisa bangkit adalah Irianto Lambrie. Sebelum menjadi gubernur Kaltara, Irianto sempat menduduki jabatan birokrat sebagai Sekprov Kaltim. Sekarang dia menjadi ketua umum Kerukunan Bubuhan Banjar Kalimantan Timur (KBBKT). Banyak pendukungnya meminta Irianto terjun ke Pilgub Kaltim 2024 atau menjadi salah satu deputi di Otorita IKN.
Meski tak lagi menjabat wali kota dan ketua Demokrat Kaltim, Syaharie Jaang juga tetap diperhitungkan. Jaang yang sempat akan diduetkan dengan saya pada Pilgub Kaltim 2018, sekarang ini menjabat ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kaltim periode 2019-2024 dan ketua umum Persekutuan Dayak Kalimantan Timur (PDKT) 2020-2025.
Kalau dilihat dari hasil survei, warga Kaltim yang belum menentukan pilihan paling tinggi dari nama-nama yang muncul mencapai 27,9 persen. Itu berarti masyarakat belum menentukan pilihan dan masih melihat-lihat perkembangan calon pada waktu-waktu mendatang. “’Kan masih dua tahun lagi, jadi kita wait and see saja dulu,” kata seorang tokoh ormas.
Ketika saya menghadiri acara buka puasa pengurus Pemuda Pancasila (PP) Kaltim beberapa hari lalu, ada seorang pengurus mengirim WA ke saya. “Pak nyalon gubernur atau wagub, ya Pak,” katanya. Usulan begitu sering saya temui kalau saya menghadiri berbagai acara termasuk undangan resepsi pernikahan. Saya hanya menjawab doakan yang terbaik. Pengalaman saya menjadi calon wawali dan wali kota, banyak hal yang harus dipersiapkan menjadi kepala daerah. Sementara ini saya sudah mendaftarkan diri menjadi calon anggota DPR RI dapil Kaltim melalui Partai Nasdem. “Sudah waktunya ada putra asli Balikpapan mewakili Kaltim di kursi DPR RI. Makanya harus kita dukung,” kata seorang tokoh pengusaha ketika ketemu saya di Mall BSB, Kamis kemarin. (**)