Apakah Anda penikmat ‘Empek-Empek Anda’ di Kota Taman? Siapa yang menyangka usaha yang sebelumnya hanya dirintis untuk mengisi kekosongan waktu luang bagi pemiliknya Harsono, kini menjadi salah satu yang terkenal karena kelezatannya di Kota Bontang.
Makanan olahan dari ikan tenggiri dan tepung sagu asal Palembang ini memang menggugah selera dan memiliki banyak peminat. Tapi tidak perlu jauh-jauh ke Palembang untuk bisa menikmati makanan ini. Cukup datang ke Bontang. Empek empek buatan Harsono dan istrinya ini sekarang juga banyak dicari orang.
Uniknya, bukan hanya warga Bontang yang mencarinya, tetapi warga daerah lain. Termasuk warga asal Kota Palembang, yang merupakan tempat asal makanan olahan ini. “Saya sih tidak heran kalau empek-empek saya dibawa untuk oleh-oleh warga Samarinda, Balikpapan, Jogakarta dan kota-kota lainnya. Tapi yang saya bingung, empek-empek saya ini malah banyak juga dibawa ke Palembang. Alhamdulillah, berarti mereka menikmati empek-empek ini,” tutur Harsono yang ditemui di tempat usahanya Jl S Parman, tak jauh dari Terminal Bus Kota Bontang, Senin (29/6/2020).
Pria yang masih aktif bekerja sebagai Supervisor, Community Facilities Badak LNG ini menceritakan, usahanya ini dirintis di tahun 2007. Awalnya hanya untuk mengisi waktu luang sepulang bekerja. Saat itu, ia masih punya banyak waktu. Kebetulan istrinya juga hobi memasak. “Istri saya, tidak pernah kursus memasak. Semua otodidak,” kata pria asal Sragen Jawa Tengah ini.
Dari situlah, istrinya mulai membuat empek-empek. Tapi makanan olahan ini, tidak untuk dipasarkan. “Tidak untuk dipasarkan. Hanya dibuat kalau ada acara dan saya buatkan ketika ada warga kerja bakti di lingkungan rumah,” ucap pria kelahiran 13 Juli 1969 ini.
Setelah merasakan empek-empek itu, banyak warga yang bilang empek-empeknya enak. Barulah saat itu, ia dan istrinya terpikir untuk dipasarkan. “Akhirnya diputuskan membuat empek-empek setiap hari dan dipasarkan. Sebulan saat itu, sudah bisa terjual 500 kilogram sampai 700 kilogram,” aku pria lulusan SMK Pertanian Sragen ini.
Selama usahanya berjalan, ia tidak pernah berpikir untuk beriklan atau mempromosikan melalui koran atau media. Bukannya tidak percaya kekuatan promosi melalui media advertising, tapi dirinya berkeyakinan kekuatan promosi bisa melalui sedekah. “Saya bukan anti advertising. Saya punya keyakinan lebih pas dibagikan untuk sedekah. Dari situ, ketika orang sudah merasakan makanannya, maka akan mencarinya sendiri,” tuturnya.
Rasa lezat yang dimiliki ‘Empek-Empek Anda’ membuat banyak orang ingin mencicipinya dan kemudian menceritakannya pada orang lain. Entah dari mulut ke mulut atau sekarang ini dengan memanfaatkan sosial media.
Ia pun bersyukur seiring waktu, ‘Empek-Empek Anda’ semakin dikenal dan meluas. Tingginya permintaan, membuat Harsono dan istrinya terus mengembangkan usahanya. “Alhamdulillah, sekarang ini sebulan bisa terjual 5 ribu kilo sampai 7 ribu kilo empek-empek,” katanya.
Situasi pandemi covid 19 selama 2 bulan terakhir, yang mengharuskan warga banyak tinggal di rumah dan work from home (WFH), juga berdampak akses pintu keluar masuk perumahan Badak LNG diperketat. Namun ia menganggap, justru menguntungkan usahanya.
Bila selama ini usahanya dirintis dan berlokasi di perumahan Badak LNG, ketika WFH, usahanya dipindahkan ke Jalan S Parman. “Saya sangat terbantu securty Badak LNG yang ikut mengarahkan para pelanggan saya ke tempat ini. Sekarang ini, sudah banyak yang tahu, kalau kami pindah di tempat ini,” tutur Harsono.
Usahanya saat ini pun bukan hanya menjual empek-empek tapi juga berbagai jenis makanan, seperti soto Sragen, kepiting asam manis, udang asam manis dan lainnya. Dengan konsep terbuka di lahan seluas 1.200 m2 ini, usahanya juga sudah banyak digunakan sebagai alternatif tempat acara bagi warga Bontang. Selain di Bontang, ia juga sudah membuka cabang di Jogyakarta yang sudah setahun dijalankan anaknya. (gs)