Usia Awang Ferdian Hidayat masih terbilang muda untuk ukuran seorang politikus. Namun demikian, lelaki kelahiran Malang, 45 tahun silam ini akan mengikuti kontestasi pemilihan kepala daerah keempat kali, yang hebatnya, di tempat yang berbeda-beda. Awang Ferdian pun menjadi politikus muda Kaltim yang paling banyak mengikuti pilkada.
Karier politik Awang Ferdian di pilkada bermula pada 2005 ketika maju sebagai calon wali kota Samarinda. Putra sulung gubernur Kaltim periode 2008-2018, Awang Faroek Ishak, tersebut, berpasangan dengan Siti Muriah. Waktu itu Ferdian masih sangat muda, 30 tahun, ketika Samarinda mengadakan pemilihan langsung untuk pertama kalinya. Dalam pilkada ini, pasangan petahana Achmad Amins (alm) dan Syaharie Jaang yang terpilih.
Pilkada kedua Awang Ferdian adalah Pemilihan Bupati Kutai Kartanegara pada 2010. Ferdian berpasangan dengan Suko Buono diusung 13 partai politik. Mampu unggul di dua kecamatan, perolehan suara mereka kalah dari pasangan Rita Widyasari-Ghufron Yusuf yang meraih 153.602 suara atau 55,45 persen. Ferdian-Suko Buono meraih tempat kedua dengan 47.683 suara atau 17,21 persen.
Alumnus Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ini lolos sebagai anggota DPR RI dari PDI Perjuangan pada Pemilihan Legislatif 2014. Setelah empat tahun berkantor di Senayan, ia mengundurkan diri karena maju di Pemilihan Gubernur Kaltim 2018. Ferdian mendampingi Syaharie Jaang selaku calon gubernur. Pasangan ini berada di urutan ketiga dari empat kontestan dengan meraih 302.987 suara. Isran Noor-Hadi Mulyadi yang terpilih sebagai gubernur-wakil gubernur.
Pilgub Kaltim 2018 memberi gambaran kuat bagi Ferdian. Perolehan suaranya di Kutai Timur adalah yang tertinggi dari tiga pasangan yang lain. Hal itu terbukti lagi pada Pemilihan Legislatif 2019. Awang Ferdian maju sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Daerah RI. Kemenangan telak diraih Ferdian yang meraup suara tertinggi dari 27 calon anggota DPD RI se-Kaltim dengan 345.628 suara. Kontribusi dari Kutai Timur sangat signifikan.
Maka sama sekali tak mengherankan bila Awang Ferdian, yang belum setahun menjadi anggota DPD RI, terjun untuk keempat kalinya di ajang pilkada. Pada Ahad, 6 September 2020, Ferdian yang berpasangan dengan Uce Prasetyo (AFI-UCE) menjadi kandidat terakhir yang mendaftarkan diri di Komisi Pemilihan Umum Kutim. Ia datang ke KPU Kutim diantar ayahnya, Awang Faroek Ishak, yang juga mantan Bupati Kutim.
AFI-UCE diusung Partai Persatuan Pembangunan, pemilik sembilan kursi di DPRD Kutim. Sejumlah paguyuban ikut mengantar. Rombongan kandidat terdiri dari 300-an kendaraan roda empat dan 400-an sepeda motor dengan jumlah massa sekitar 1.500 orang. Maju di Pilkada Kutim, Ferdian pun tercatat akan empat kali mengikuti kontestasi di tempat yang berbeda; Samarinda, Kutai Kartanegara, Kaltim, dan Kutai Timur. Sebagai tambahan, ia sudah mengikuti dua pemilihan legislatif pada 2014 dan 2019.
Ketua KPU Kutim, Ulfa Jamilatul Farida, mengatakan bahwa pasangan AFI-UCE telah menyerahkan semua berkas sebagai syarat mendaftar calon bupati-calon wakil bupati. Selanjutnya, KPU Kutim bersama Badan Pengawas Pemilu Kutim memeriksa dan memverifikasi berkas pendaftaran. “Syarat pencalonan Awang Ferdian Hidayat dan Uce Prasetyo dinyatakan lengkap dan sah,” kata Ulfa. Keduanya juga telah memberikan surat pengunduran diri sebagai anggota DPD RI (Ferdian) dan DPRD Kutim (Uce).
Ferdian membantah keputusan maju di Pilkada Kutim adalah mencari kesempatan apalagi dipaksakan. Sebagai informasi, PPP Kutim sebelumnya disebut-sebut mengusung bupati petahana Ismunandar. Bagaimanapun, ketua DPRD Kutim dari PPP adalah istri Ismunandar. Selepas Ismunandar dan istrinya ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi, PPP kemudian mengusung Ferdian-Uce. “Saya enggak merasa dipaksakan. Saya senang dan ikhlas serta sadar sepenuhnya akan segala risiko,” tegasnya. Ferdian berharap, proses pilkada berjalan lancar, jujur, dan adil. Ia optimistis memenangkan Pilkada Kutim.
Di tempat yang sama, Awang Faroek Ishak mengatakan, tidak mengintervensi putranya. Ferdian disebut sudah mandiri dan ingin maju karena keinginan hati. “Saya posisinya hanya mendukung. Ketika dia ingin maju menjadi calon bupati, saya sangat mendukung,” kata Awang Faroek.
Politikus gaek yang kini menjadi anggota di DPR RI ini mengatakan, Ferdian maju untuk memperbaiki kembali Kutai Timur. Ia menilai, fondasi kabupaten ini sudah dibangun dengan baik namun kini mulai bergeser.’
Pilkada Kutim diperkirakan berlangsung ketat setelah bupati petahana dipastikan tidak bisa turut serta. Sudah ada tiga pasangan yang mendaftar di KPU. Ketiganya adalah Awang Ferdian Hidayat- Uce Prasetyo, Mahyunadi-Lulu Kinsu, dan Ardiansyah Sulaiman-Kasmidi Bulang. (kk/red2)