spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ada Kandungan Pestisida di Apel, Jeruk, dan Pir, Hasil Uji Buah di Toko Modern Bontang 

BONTANG – Dua dari tiga sampel buah dari salah satu toko modern di Kota Bontang mengandung pestisida kimia. Ini sesuai tes menggunakan alat uji G9 fast pesticides detection kit.

Tiga sampel buah yang dites yaitu apel, jeruk dan pir. Hanya buah pear yang menunjukkan hasil negatif. Sementara dua sample lainnya mengandung pestisida kimia. Untuk mengetahui hasil tes itu hanya memerlukan waktu sekitar 10-15 menit.

Kepala Sub Koordinator Keamanan Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) Bontang Fahrudin mengatakan, sampel buah yang menunjukkan hasil positif akan dikirim ke laboratorium di Depok, Jawa Barat.

Hal itu dilakukan untuk mengetahui kadar PH pestisida, logam berat dan lainnya yang terdapat dalam buah. Apakah berada di bawah residu atau tidak.

Bila hasil lab menyatakan tidak layak dikonsumsi, maka pemerintah bisa mengambil sikap dan menyatakan bahwa buah tersebut tidak layak edar. “Kami tidak bisa vonis bilang buah ini tidak layak atau layak konsumsi. Karena hanya lab yang bisa menyatakan,” katanya.

BACA JUGA :  Tanggapi Keluhan Pedagang Pasar Loktuan, Sekda Segera Koordinasi dengan Disperindagkop

Tapi Fahrudin tidak menjelaskan berapa ambang batas residu buah yang layak konsumsi meski mengandung pestisida kimia. “Kalau yang di atas residu itu yang berbahaya untuk dikonsumsi. Parameter residunya beda-beda tiap buah dan yang bisa menyatakan aman konsumsi itu dari lab nanti,” terangnya, Rabu (9/3/2022).

Ia menegaskan meski dua sampel buah ini positif terkontaminasi pestisida kimia, tapi belum tentu tidak layak konsumsi. Menurutnya, buah-buahan yang ada di pasar modern itu merupakan buah impor, bukan dari petani lokal di Bontang atau di Kaltim.

Ia menjelaskan, apabila hal ini ditemukan pada petani lokal justru akan memudahkan pemerintah melakukan pembinaan. “Yang pasti hasil ini akan dikirim ke Provinsi Kaltim untuk menelusuri penyuplainya siapa dan buah ini berasal dari mana,” ujarnya.

Penanggung jawab sebuah supermarket yang enggan disebutkan namanya,  mengaku mendukung apa yang dilakukan pemerintah.

Kegiatan tersebut juga menjadi acuan pihaknya untuk memberikan pelayanan dan kualitas terbaik bagi pelanggan. “Selain menyiapkan kebutuhan masyarakat tentu kami juga harus menjaga kualitas kami,” paparnya.

BACA JUGA :  Perbaiki Jembatan Kayu BK, Dana Aspirasi Junaidi Rp 1,2 Miliar Dikucurkan 

Untuk suplai barang sendiri, pihaknya mengambil dari Samarinda dan Surabaya. Tapi selama pandemi, suplai barang hanya dikirim dari Samarinda.

Hasil tes di Bontang ini, lanjut dia, akan disampaikan ke suplier yang ada di Samarinda. “Barangnya beli di Samarinda tapi, buahnya impor,” tutupnya. (ahr)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti