TENGGARONG– Pemerintah pusat melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan UKM (Disperindag-UKM) Kaltim urung menggelar operasi pasar minyak goreng sebanyak 20 ribu liter di Kutai Kartanegara (Kukar), karena dinilai tak efektif menstabilkan harga minyak goreng di pasaran.
Menurut Kabid Perdagangan Disperindag Kukar Sayid Fathulah, keputusan ini diambil setelah Kementerian Perdagangan melakukan kajian bersama Disperindag-UKM Kaltim, kemudian dilanjutkan koordinasi dengan sekitar 30 distributor minyak goreng di Kaltim.
Akhirnya, lanjut Sayid, diputuskan minyak goreng sejumlah itu akan didistribusikan langsung ke masyarakat melalui retail modern maupun pedagang tradisional. Tentunya dengan harga distributor sebesar Rp 12.500 hingga Rp 13.000 per liter, dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 14 ribu.
“(Operasi pasar) dianggap tidak efektif, jadi sempat jalan (dilakukan) di Samarinda saja. Malah menimbulkan kerumunan dan masyarakat berdesak-desakan,” ujar Sayid pada mediakaltim.com, Selasa (8/3/2022).
Sayid menambahkan, berdasar hasil koordinasi yang berlangsung pekan lalu itu, diketahui ribuan ton minyak goreng akan disalurkan secara bertahap. Baik dalam bentuk kemasan dan berbagai macam merek. “Jadi akan ada ribuan ton liter dari distributor, paling tidak pekan ini atau pekan depan akan disalurkan,” ungkap Sayid.
Pada Kamis (20/1/2022), Kukar mendapat jatah 20 ribu liter minyak goreng yang diterima langsung Asisten II Setkab Kukar Wiyono, didampingi Plt Kadisperindag Kukar, Arfan Boma.
Minyak goreng sebanyak 20 ribu liter itu merupakan hasil kerja sama Pemprov Kaltim dan Asosiasi Pengusaha Minyak Goreng di Kaltim. Ini merupakan langkah bersama untuk menekan harga minyak goreng di pasaran. (afi)
