spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Invasi Rusia ke Ukraina Tewaskan Pelatih Akademi Shakhtar Donetsk

Palkin menyerukan agar stakeholder sepakbola Rusia turut berperan dalam menghentikan perang.

Invasi Rusia ke Ukraina kembali memakan korban di lingkup sepakbola. Kali ini, seorang pelatih akademi klub besar Ukraina, Shakhtar Donetsk, tewas tertembak peluru Rusia di kepalanya.

Kabar itu disampaikan CEO Shakhtar, Sergei Palkin, melalui akun Facebook pribadinya. Sebelumnya, dua pesepakbola Ukraina terbunuh dalam invasi Rusia, yaitu Vitalii Sapylo, 21, dan Dmytro Martynenko, 25.

“Seorang karyawan kami tewas kemarin. Dia pelatih akademi. Dia dibunuh oleh peluru Rusia. Rusia, kalian telah membunuh warga Ukraina. Setop kegilaan ini!” demikian tulis Palkin.

Palkin belakangan ini memang aktif menyuarakan agar perang di antara dua negara Eropa Timur itu dihentikan, karena mendatangkan kerugian, terutama bagi masyarakat Ukraina.

Palkin juga menyuarakan agar pemain dan selurug stakeholder sepakbola di Rusia bergerak untuk menghentikan perang. Palkin pun menganggap sikap diam stakeholder sepakbola Rusia sebagai bentuk kekalahan.

“Saya ingin menyampaikan pesan kepada pemilik, manajemen, dan pemain klub sepakbola Rusia. Rusia telah melakukan serangan militer yang mengerikan, dan berbahaya di Ukraina,” ucap Palkin.

“Sebuah negara yang sudah pernah kalian kunjungi, dan kalian selalu disambut dengan hangat. Sebuah negara di mana kalian memiliki kerabat, teman, dan kenalan. Negara tempat beberapa dari kalian bahkan dilahirkan. Negara ini dan rakyatnya sekarang dihancurkan oleh tentara Rusia dengan semua jenis senjata.”

“Dunia mengharapkan kalian untuk bertindak yang akan menghentikan kegilaan. Tapi kalian takut. Dalam olahraga, ketakutan adalah perasaan yang mengurangi kemungkinan kemenangan menjadi nol.”

“Ketakutan kalian untuk melawan perang di Ukraina yang menghancurkan kota-kota. Ketakutan kalian adalah ribuan kematian di antara warga sipil. Ketakutan kalian adalah anak-anak yang mati dan nasib jutaan orang yang cacat. Ketakutan kalian untuk melawan rezim berdarah adalah kekalahan terbesar kalian.”

“Meskipun kalian tidak memberikan perintah untuk memusnahkan Ukraina, diamnya kalian adalah bantuan untuk pembunuhan massal dan penghancuran. Jangan hanya diam, bicaralah. Jika tidak, itu menjadi kekalahan kalian. Sebuah kekalahan yang akan diingat oleh generasi berikutya.” (*/goal)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti