SANGATTA – Nasib Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) atau dikenal KEK Maloy, yang sempat diragukan bisa beroperasi, akhirnya menemui titik terang. Pasalnya, saat ini sudah ada 3 investor yang ingin menanamkan modal di kawasan industri itu.
Diketahui, KEK Maloy mendapat peringatan dari Dewan Nasional KEK untuk segera berbenah. Bahkan teguran itu sudah muncul sejak awal tahun lalu. Jika tidak ada tanda-tanda bakal beroperasi, status kawasan ekonomi akan dicabut. Selain tidak ada investor, dukungan infrastruktur yang minim di dalam dan luar kawasan jadi kendalanya. Operasional kelembagaan juga diminta dapat diperbaiki.
Namun kini, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menjelaskan, kondisi terbaru KEK Maloy. Menurutnya, Pemkab Kutim berhasil membujuk 3 investor yang semuanya adalah perusahaan kelapa sawit.
“Ada PT Indonesia Plantation Synergy (IPS) dan PT Palma Selasih. Satu lagi saya tidak ingat, tapi ada 3 investor yang masuk ke KEK Maloy,” ucap Ardiansyah saat ditemui, Selasa (1/3/2022).
Kini, yang perlu diperbaiki lagi adalah operasional kelembagaan. Karena belum beresnya urusan pengelola kawasan ini, Ardiansyah tidak mengetahui tindak lanjut atas kesiapan 3 investor tersebut.
“Maloy ini pengelolaan hingga kini belum beres, jadi tidak tahu siapa yang mau menyambut masuknya investor itu,” imbuhnya.
Tapi Pemkab Kutim tidak tinggal diam begitu saja. Komunikasi dengan Pemprov Kaltim telah dilakukan. Memohon Gubernur Kaltim dapat mengambil langkah diskresi dulu. Agar lembaga pengelola kawasan ini dapat ditetapkan lebih cepat. “Tapi sejauh ini belum dikeluarkan oleh gubernur,” bebernya.
Mengenai soal teguran yang diberikan hingga akhir tahun 2021 lalu, Ardiansyah menyebut ada perpanjangan. Batas akhirnya hingga Mei mendatang. Maka masih ada waktu untuk memperbaiki tata organisasi pengelola kawasan. Sehingga KEK Maloy dinilai bisa beroperasi dengan baik.
“Hingga Mei nanti harus sudah beres pengelolaannya. Tapi saya rasa dengan adanya 3 investor ini, Maloy bisa beroperasi,” ujarnya. (ref/adv)