spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Meroketnya Kasus Covid-19 di Kaltim, Omicron Diduga Sudah Menyebar

SAMARINDA – Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 kembali meningkat di Kaltim. Dua hari belakangan ini, rata-rata kasus terkonfirmasi positif virus corona mencapai ratusan. Virus corona varian Omicron pun diduga kuat sudah menyebar di Bumi Etam.

Berdasarkan data Satuan Tugas Covid-19 Kaltim, pada 31 Januari 2022, hanya ada 24 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di provinsi ini. Hari berikutnya, jumlahnya naik menjadi 67 kasus, 3 Februari ada 87 kasus, dan 4 Februari 101 kasus. Hari-hari berikutnya grafik kasus terus meningkat. Terbanyak pada 8 Februari yakni 342 kasus. Besoknya, ada 341 kasus. Jumlah ratusan kasus seperti ini pernah terjadi pada pertengahan 2021 ketika virus corona varian Delta menyebar.

“Melihat kecepatan penyebaran kasus tersebut, Omicron diduga sudah ada di Kaltim,” kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim, dr Nathaniel Tandirogang, kepada kaltimkece.id jaringan mediakaltim.com via telepon, Rabu, 9 Februari 2022. Dugaan tersebut diperolehnya dengan melihat karakteristik Omicron yang mudah dan cepat menular. Sejak terdeteksi di Afrika pada Desember 2021, virus berlabel B.1.1.529 itu disebut sudah menjangkau seluruh dunia dalam waktu dua bulan.

BACA JUGA :  Dinyatakan Tak Lolos Syarat Dukungan, 3 Balon DPD RI Resmi Gugat KPU Kaltim

Sementara itu, pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Masitah, enggan berspekulasi mengenai kumunculan Omicron di Kaltim. Pasalnya, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan belum merilis hasil tes pelacakan genetik atau whole genome sequencing (WGS). Tes inilah yang bisa mendekteksi Omicron.

“Kami masih menunggu sampel WGS,” kata Masitah dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa, 8 Februari 2021.

Meski demikian, Pemprov Kaltim disebut sudah membuat ancang-ancang mengantisipasi penyebaran Omicron. Beberapa di antaranya, sebut Masitah, memonitoring dan mengevaluasi ketersediaan obat, oksigen, dan tempat tidur perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit. Kemudian menggencarkan pelacakan, pengetesan dan perawatan atau 3T. Termasuk meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan secara acak terhadap para pelaku perjalanan dari luar pulau.

Mengenai kesiapan fasilitas kesehatan, kata Masitah, presentase ketersediaan tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit dan tempat isolasi terpusat (isoter) di Kaltim, adalah enam persen. Jumlah tersebut dipastikan masuk kategori cukup aman. Dinkes Kaltim juga bekoordinasi terus dengan dinkes tingkat kota dan kabupaten untuk menekan angka kasus Covid-19.

BACA JUGA :  Temukan Uji Kir Palsu, Pemkot Samarinda Lapor ke Polisi

“Pada prinsipnya, apapun jenis varian Covid-19, penanggulangannya itu sama, yaitu disiplin memakai masker, rajin mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilitas dan interaksi. Ini wajib hukumnya, apalagi bagi yang belum vaksin,” serunya.

Menanggapi pendapat Masitah tersebut, dr Nathaniel menyatakan sepakat. Ia menambahkan, mencegah penularan sejak dini adalah cara terbaik mencegah lonjakan kasus. Selama pandemi belum berakhir diyakininya akan selalu ada fenomena penurunan dan peningkatan kasus Covid-19.

Dr Nathaniel pun meminta masyarakat tidak panik tetapi tetap waspada menanggapi kehadiran Omicron. Mengingat, efek Omicron sebenarnya tidak lebih berbahaya dibandingkan varian Delta. Omicron disebut berbahaya hanya bagi mereka yang berusia di atas 60 tahun dan atau memiliki komorbid.

“Kalau kita lihat di lapangan, banyak yang terkonfirmasi positif tapi hanya sedikit yang dirawat inap. Rata-rata melakukan isolasi mandiri. Ada yang menyebut gejalanya (Omicron) mirip flu biasa,” tandasnya. (kk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img