JAKARTA – Berkas acara pemeriksaan (BAP) berikut barang bukti kasus suap di Pemkab Kutai Timur, telah diserahkan penyidik KPK ke jaksa untuk dibuatkan surat dakwaan. Lalu jika dakwaan atas nama terdakwa penyuap, Aditya Maharani dan Deky Aryanto itu selesai disusun, perkaranya akan disidangkan dimana?
Wakil Ketua KPK bidang Penindakan Nawawi Pomolango saat dikonfirmasi Senin (31/8/2020), mengaku belum tahu apakah Aditya dan Deky bakal disidang di Jakarta yang merupakan lokasi mereka ditahan, atau perkaranya di limpahkan ke Pengadilan Tipikor Samarinda. “Belum ada konfirmasi soal itu (tempat persidangan),” katanya.
Pertanyaan tersebut muncul karena saat kasusnya diungkap lewat operasi tangkap tangan (OTT) pada 3 Juli 2020, ketujuh tersangka ditangkap di 3 tempat berbeda. Terdakwa utama, Bupati Kutim (kini nonaktif) Ismunandar, istrinya Encek Unguria Riarinda Firgasih yang juga Ketua DPRD Kutim, serta Kepala Bapenda Kutim Musyaffa, ditangkap di sebuah hotel di Jakarta.
Sementara 4 tersangka lain, Kepala BPKAD Kutim Suriansyah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kutim Aswandini, Aditya Maharani, dan Deky Aryanto ditangkap di Sangatta dan Samarinda. Ketujuhnya lantas ditahan di tempat berbeda mulai dari gedung dwi warna KPK, gedung KPK lama Jl Rasuna Said, Rutan Polda Metro Jaya, dan Rutan Polres Jakarta Pusat.
Selama proses penyidikan berlangsung, penyidik KPK bolak-balik memeriksa puluhan saksi di Mapolresta Samarinda. Mereka ditanya soal dugaan adanya keharusan pembayaran fee yang diminta para tersangka, dari tiap proyek infrastruktur yang dikerjakan rekanan di beberapa dinas di Pemkab Kutim.
Dalam paparan selepas OTT, Nawawi menyebutkan selain menahan 7 tersangka, pihaknya juga menyita barang bukti berupa uang tunai Rp 170 juta, buku tabungan dengan saldo Rp 4,8 miliar, dan sertifikat deposito senilai Rp 1,2 miliar. (red2)
