spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Puluhan Tahun Tak Pernah Kebanjiran, Lahan Sentra Padi Kukar Terancam Rusak

TENGGARONG – Program ketahanan pangan yang getol dicanangkan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), menghadapi tantangan banjir.

Kukar diplot menjadi lumbung pertanian Kaltim dengan lahan padi sawah dan ladang seluas 31.358 hektare. Data tahun 2020, Kukar mencatat produksi 120 ribu ton beras dan 129 ribu ton komoditas hortikultura.

Meski banjir merupakan kondisi yang sudah dianggap biasa di sebagian besar wilayah Kalimantan Timur, tetapi tidak bagi beberapa titik pertanian potensial di Kukar.

Salah satunya, wilayah pertanian Desa Sido Mukti, Kecamatan Muara Kaman Kukar. Wilayah ini menjadi sebagian lahan pertanian yang dilanda banjir.

Desa Sidomukti diketahui, adalah wilayah yang kebutuhan airnya bertumpu pada tadah hujan. Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani, dibuktikan dengan 18 kelompok tani (poktan) yang menggarap sawah seluas lebih dari 500 hektare.

“Kaget kami dengan banjir ini. Selama 40 tahun tinggal disini tak pernah ada banjir. Makanya waktu kejadian banjir itu, kita semua pada bingung harus bagaimana,” ucap Ketua Poktan Makmur, Desa Sido Mukti, Witomo.

BACA JUGA :  Kukar Pastikan Event TIFAF 2023, Gelaran Kesenian dan Kebudayaan Kelas Dunia

Saat banjir terjadi, ia dengan warga lainnya tak bisa berbuat banyak. Pemukiman mereka yang cenderung datar dan di kelilingi perbukitan, tak memberi banyak pilihan bila harus mengungsi saat banjir.

Imbas lainnya, bantuan benih dan pupuk dari program kolaborasi PT Indoditas Duta Raya dan Pemkab Kukar, yakni Agroditas stage 1 di gudang penyimpanan mereka, ikut terendam banjir.

Akibatnya sekira 15% pupuk yang disimpan mengalami kerusakan. Detailnya, bantuan itu adalah pupuk urea daun 120 sak, atau 6400 kg, pupuk NPK Pelangi 16-16 sebanyak 224 sak atau 11.200 kg.

Bantuan itu diterima poktan Mandiri yang beranggotakan 32 petani dengan luas lahan aktif 32 hektare. “Yang rusak itu sejumlah pupuk urea karena berada ditumpukan bawah. Karena materinya dominan nitrogen, begitu kena banjir langsung larut. Ketika dicek, tersisa bungkus karungnya saja,” ucap Upstream, Director PT. Indonitas Duta Raya, Muhammad Nur Halil saat mengecek kondisi gudang, Kamis (27/01/2022).

Kondisi banjir di daerah ini, juga menjadi perhatiannya. Puluhan tahun tak pernah banjir, ketika terjadi, imbasnya tak pernah terpikirkan. “Indoditas tentu sesegera mungkin mencari formula yang tepat agar program Agroditas ini tak terganggu. Tentu dengan lebih mempertimbangkan kondisi alam dan cuaca ekstrim,” kata Nur Halil.

BACA JUGA :  Didahului Cekcok Pasutri, Bangunan 5 Pintu Ludes Terbakar

Disisi lain, petani di Sido Mukti punya pendapat sendiri terkait banjir yang datang tiba-tiba.
“Silakan diperhatikan. Di sekeliling lahan kami ini sudah banyak tambang batubara. Sebelumnya, waktu tambang itu tidak ada, tak pernah kami kebanjiran,” papar Witomo.

Ia dan anggota kelompok tani khawatir, bila terus begitu lahan pertanian mereka bisa tak optimal berproduksi. Saat ini mereka membutuhkan pendampingan pemerintah untuk mencari solusi terbaik bila lahan mereka kembali diterjang banjir. “Belum ada (pemerintah) yang datang untuk bersama cari solusi. Termasuk PPL yang harusnya lebih dekat dengan petani,” sesalnya. (rls/adi)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
Html code here! Replace this with any non empty raw html code and that's it.