Perlawanan-melawan Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 pada Tanah Air belum terselesaikan. Namun, Era New Normal atau tatanan kehidupan baru masyarakat telah dimulai setelah masa pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dilonggarkan.
Hal ini ditandai adanya instruksi Presiden Joko Widodo, kepada Koordinator Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo memberikan Kewenangan untuk 102 pemerintah kabupaten/kota yang waktu ini berada pada zona hijau (greenzone) melaksanakan aktivitas masyarakat produktif serta paling aman Covid-19. Tentu dalam pemulihan ekonomi ini, semua dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Seperti diketahui bahwa hampir sebagian besar Provinsi di Indonesia telah menerapkan kebijakan pembatasan sosial atau jarak sosial serta menjaga jarak fisik satu sama lain atau melakukan karantina diri yang pada dasarnya dibutuhkan terpisah. Baik secara sosial dan secara fisik agar tetap tinggal di rumah.
Dengan menggunakan transformasi digital pada beberapa aspek kehidupan masyarakat banyak di antara yang melaksanakan dapat melakukan kegiatan di rumah saja.
Fenomena saat ini di tengah pandemi yang melanda berbagai sektor, wajib disiasati dengan cermat dan seksama. Kehadiran media online khususnya menggunakan segala fiturnya yang telah digunakan oleh semua kalangan, bisa dimanfaatkan untuk melestarikan kebudayaan dari setiap daerah yang ada.
Kebudayaan itu sendiri biasanya menyimpan nilai-nilai kearifan lokal dengan keunikan serta karakteristik khasnya masing-masing. Negara Indonesia bahkan memiliki Budaya yang dapat menarik perhatian dalam Negeri maupun Internasional, maka sudah tidak asing lagi apabila melihat banyak masyarakat negara asing yang mempelajari budaya Indonesia dan rela buat menetap bahkan dalam jangka waktu lama.
Terdapat beberapa contoh Budaya yang telah diakui Internasional, diantaranya seperti, batik, gamelan, keris, angklung, wayang kulit, serta lain sebagainya
Akan tetapi saat mulai terjadinya Globalisasi keluar-masuknya Budaya luar ke tanah air. Budaya berasal luar tersebut tentu saja memberikan ada memberikan beberapa dampak positif dan negatif pada masyarakat Indonesia sehingga berpengaruh pada perubahan perilaku individu ataupun kelompok. Mulai asal cara kebiasaan/gaya hidup, bahasa sampai ke kebudayaan
Selain itu tidak dapat dipungkiri, ada juga dampak positif yang dapat dirasakan dengan perkembangan teknologi yang terus berkembang pesat sehingga dapat memajukan pemikiran serta saat ke ketika.
Pada masa transisi seperti inilah, berbagai upaya bisa dilakukan oleh seluruh pihak untuk terus menjaga dan merawat Kebudayaan di negeri ini sebagai warisan berasal para leluhurnya.
Karena pada kurun waktu beberapa tahun belakangan memang telah banyak terjadi kejadian yang merugikan kebudayaan bangsa Indonesia dengan banyaknya negara lain yang mengklaim budaya-budaya yang ada Indonesia yang nyata adalah Kebudayaan yang sering diangkat di media.
Pemerintah harus berusaha tanggap terhadap kasus yang diklaim cukup serius tersebut. Untuk mengisi waktu luang agar terus produktif menggunakan semangat, salah satunya kita mampu mengenalkan produk-produk lokal dengan keunggulan serta kualitas nilai yg sudah tidak perlu diragukan lagi tentunya.
Banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk mensosialisasikan, mempromosikan, dan bahkan mendalami kebudayaan yang terdapat pada negeri ini, agar memudahkan nya Pengenalan Kebudayaan di Era New Normal.
Mileneal merupakan kaum muda yang cenderung memiliki gagasan dan kreativitas menarik untuk menciptakan peluang menggunakan cara yang sangat kekinian agar simpel diterima dan diadopsi secara cepat dan tanggap.
Ada beberapa aspek penting yang harus diimplementasikan generasi ke generasi yaitu dengan adanya keseimbangan antara Kebudayaan, pengetahuan dan penggunaan Teknologi itu sendiri.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa di masa transisi rehabilitasi dan rekonstruksi saat ini akan muncul tatanan baru.
“Budaya-budaya seperti pertemuan tatap muka yang semasa pandemi ini diganti virtual, saya yakin tidak akan hilang. Kalau muncul perilaku baru di era new normal ya mungkin, tapi tidak secara otomatis akan menghilangkan kebiasaan lama,” ujarnya saat menjadi pembicara webinar yang diselenggarakan Pandi.id dengan tema “Menyambut Era New Normal, Momen Membangun Karakter Manusia Berbasis Budaya”, Kamis (23/7).
“Akan ada perubahan tapi tidak akan drastis, jadi jangan membayangkan yang seram-seram. Karena pada dasarnya budaya itu mencakup tiga hal yaitu nilai (value), etika, dan estetika,” cetusnya.
Dalam masyarakat multikultural yang memiliki latar belakang tidak sama berkomunikasi. Komunikasi bisa gagal Bila mengakibatkan kesalahpahaman atau konflik.
Kesalahpahaman bisa terjadi sebab perbedaan Budaya yang ada pada masyarakat Multikultural. Mendeskripsikan hubungan antara komunikasi dan budaya serta menjelaskan penerapan komunikasi antarbudaya dalam masyarakat multikultural.
Setelah membahas komunikasi serta budaya, ditemukan bahwa komunikasi dan budaya tidak dapat dipisahkan karena budaya adalah dasar dari komunikasi.
Kebudayaan-kebudayaan baru yang ada harus diselaraskan menggunakan pola pikir yang matang menjadi bagian berasal identitas jati diri bangsa. Latar belakang masyarakat Indonesia yang beragam, sebenarnya bisa memberikan kontribusi besar pada era digital yang serba mudah menggunakan peran Komunikasi pada dalamnya. Pengenalan kebudayaan di Era New normal, setidaknya bisa mewujudkan gerakan baru yang permanen menyelipkan nilai-nilai Kebudayaan disetiap aktivitas publik. (**)
Referensi:
- https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.kemenkopmk.go.id/budaya-baru-sebuah-keniscayaan-di-era-new-normal&ved=2ahUKEwjL2JaqyoX1AhUCTWwGHRIqBF0QFnoECAgQAQ&usg=AOvVaw0M4pzx1m1Y3YVPqK17hTRW
- https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.m.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya&ved=2ahUKEwjp5ujeyoX1AhWDT2wGHXrVB1MQFnoECAcQAQ&usg=AOvVaw0rX5MNY79Il0po1MARsiRb
Oleh: Aji Genta Jaya Kerama; Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Mulawarman