BONTANG – Penetapan sebagian wilayah Penajam Paser Utara (PPU) sebagai Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia sejak 2019, berimbas pada naik turunnya investasi di beberapa wilayah sekitar. Salah satunya Kota Bontang, yang tentu harus bersiap dengan kedatangan para investor dari luar maupun dari dalam negeri.
Kepala Dinas PMPTSP Bontang Asdar Ibrahim, mengatakan imbas dari penetapan IKN ini harus menjadi tren yang positif bagi Bontang. “Sebenarnya kita berharap tren ini akan lebih besar dari yang sudah kita perkirakan, jika dikaitkan dengan IKN idealnya kita harus punya grand desain tentang investasi, dan Bontang bisa mendapatkan hal yang sama tentu dengan fasilitas dan sarana prasarana guna mendukung investor yang besar, “ungkapnya.
Menurutnya, Bontang siap menerima investor yang datang, salah satunya sebagai misi wali kota Bontang yaitu menjadi kota yang ramah investasi, dan saat ini ada beberapa investor yang sedang diproses untuk bisa berinvestasi di wilayah Bontang.
“Sampai saat ini kami berjalan sesuai arahan wali kota, salah satu misi beliau ramah investasi. Contoh calon investor yang baru saja masuk pengelolaan air bersih dari Malaysia. Kemudian di sektor industri, ada Soda As yang insya allah akan dibangun di area perusahaan dan kami akan jembatani semua itu untuk memenuhi target yang kita harus capai dan laksanakan,” jelasnya.
Soal ketertarikan investor terhadap Kota Bontang sebagai target dalam berinvestasi, dikarenakan ketersediaan lahan yang masih ada. “Kalo di Bontang mereka mungkin melihat Bontang ini available dari sisi lahan tersedia, dan jenis sektornya variatif, mulai pengolahan minyak sawit, sampai bahan baku peledak, ” ujarnya.
Dengan berkembangnya investasi di Bontang, akibat imbas dari penetapan IKN, justru akan membuka peluang baru dalam pengembangannya, yaitu dengan mencoba sektor-sektor lain. “Pasti berpengaruh, khusus kami di Bontang kami berharap itu bisa jadi barometer karena ada beberapa sektor yang kami jembatani. Tinggal pengembangan sektor yang lain, mungkin seperti pergudangan, dan pelabuhan masih bisa kita tawarkan, kemudian pasar di Bontang Lestari karena belum ada pasar yang resmi disana,” kata Asdar.
Kehadirannya IKN tentu akan sangat memiliki dampak, cepat ataupun lambat hal ini akan dirasakan seluruh wilayah di sekitar IKN, danĀ ini menjadi dorongan agar tiap wilayah bisa berinovasi terkait pengembangan kemudahan investasi.
“Ada beberapa hal yang saat ini kami lakukan yang sifatnya digitalisasi yaitu kami punya sistem aplikasi Pola Bintang (Potensi dan Peluang Berinvestasi di Kota Bontang, Red.), di situ tersedia informasi tentang ketersediaan lahan, dimana saja, ditawarkan untuk apa saja, 2022 kami akan coba ekspose itu dengan aplikasi tersebut, ” ujarnya.
Inovasi itu dilakukan untuk menghandel seluruh kegiatan yang tidak bisa berjalan setahun ini. Tahun depan, sistem ini sudah bisa berjalan dengan baik dan menjadikan Bontang yang ramah investasi.
“Kita sudah punya perda terkait kemudahan investasi nomor 1 tahun 2017, artinya silahkan investor siapapun mau dari luar ataupun dalam, kami di Bontang sangat terbuka dan siap untuk melayani para investor,” pungkasnya. (ahr)