SAMARINDA – Malam makin renta ketika Nana Siel menutup pintu kamar pelan-pelan. Gadis berusia 19 tahun itu berjingkat-jingkat menuju tempat tidur dan mengambil telepon pintar Android-nya. Beberapa menit kemudian, Nana sudah tenggelam di depan layar berukuran 5 inci. Tak ada penghuni rumah yang tahu bahwa dini hari itu ia masih sibuk menyentuh papan ketuk untuk merangkai kata dan cerita.
Begitulah Nana melewati malam demi malam di kamarnya yang berukuran 3 meter x 3 meter. Dara kelahiran 2002 yang tinggal di Kelurahan Selili, Samarinda Ilir, tersebut, bergelut dengan naskah selama empat tahun terakhir. Berteman boneka di ranjangnya, Nana menulis bagian demi bagian cerita sampai menjadi sebuah novel.
Naskah itu Nana tulis di sebuah aplikasi bernama Wattpad. Perangkat lunak yang dikembangkan perusahaan Kanada ini adalah surga bagi penulis pemula sepertinya. Di dalam aplikasi yang telah diunduh lebih 100 juta kali di PlayStore tersebut, semua orang boleh menulis. Semua orang juga bisa membaca karya-karya penulis. Banyak yang gratis, ada pula novel yang berbayar. Ekosistem seperti ini akhirnya melahirkan banyak penulis profesional. Nana satu di antaranya.
“Kalau sedang mood, saya bisa menulis dari tengah malam sampai pagi,” tutur Nana Siel ketika diwawancarai kaltimkece.id jaringan mediakaltim.com pada Selasa (21/12/2021).
Nana menjelaskan, malam hari dipilih sebagai waktu menulis karena kebanyakan orang sedang beristirahat. Hanya pada saat itulah, keheningan bisa ia dapatkan. “Soalnya, kalau pagi, siang, atau sore, rumah selalu ramai. Lagi pula, saya tinggal di kawasan yang padat penduduk,” jelas Nana lagi.
Nana Siel sebenarnya adalah nama pena. Perempuan yang baru lulus dari sebuah SMA negeri di Samarinda ini sengaja menyembunyikan identitasnya. Alasan Nana sederhana. Ia tidak ingin populer lagi pun sedikit pemalu. Karyanya dikenal pembaca saja, sudah cukup baginya. Nana merasa kurang nyaman apabila teman-temannya tahu ia seorang penulis dengan karya yang dibaca jutaan kali.
Anak kedua dari tiga bersaudara ini bukan sedang congkak. Karyanya memang teramat banyak dibaca di Wattpad. Sejak 2017 hingga sekarang, mahasiswi semester dua Universitas Mulawarman ini telah menyelesaikan lima novel. Hampir seluruh novel fiksinya di Wattpad yang diterbitkan melalui akun intoyourlove berkisah tentang dunia mafia berbalut romantika. Kebanyakan cerita mengambil latar belakang atau setting di Korea Selatan, sebagian lagi di Tiongkok dan Jepang.
Yang pertama berjudul Deep Down, Mark Lee yang dibaca dua juta kali. Pada 2018, Nana menyelesaikan J for Jaehyun yang juga tuntas dibaca dua juta orang. Tiga novel berikutnya berupa trilogi. Guns & Jaehyun adalah yang pertama dan paling populer. Karya ini dibaca tiga juta kali. Kisahnya terinspirasi dari karakter agen rahasia Rusia dalam film beken bertajuk Anna yang rilis pada 2019. Di dalam novel itu, Nana menyertakan tokoh utama perempuan dengan kekuatan luar biasa seperti Anna.
Guns & Johnny adalah sekuel kedua. Masih mengambil latar belakang di Korea Selatan, dua juta orang telah membacanya. Sekuel ketiga adalah Guns & Yuta. Kisah dengan tokoh bernama Nakamoto Yuta ini masih seputar dunia kriminal dengan latar di Jepang. Seluruh chapter novel ini baru saja kelar pada 2020. Pembacanya hampir satu juta orang.
“Saya melanjutkan trilogi tersebut dengan kisah keempat yaitu Guns & Lucas. Kali ini, setting-nya di Tiongkok,” sambung Nana. Novel ini masih dirilis sebanyak tiga bab, dari sekitar 40-an chapter. Akan tetapi, Guns & Lucas sudah dibaca 14 ribuan kali.
Melalui seluruh karyanya, Nana Siel kini menjadi penulis yang diperhitungkan di Wattpad. Apabila dijumlahkan, novel-novel Nana telah dibaca 10 juta kali. Sebuah angka yang luar biasa bagi penulis yang baru lulus SMA di Samarinda.
“Banyak yang enggak percaya, saya menulis novel-novel itu sambil tidur-tiduran. Istilah populernya, kaum rebahan,” tutur Nana Siel kemudian tertawa lepas.
Nana masih kelas lima SD tatkala matanya tertuju ke sebuah buku bersampul merah muda. Summer in Seoul, begitu judul novel yang tertulis di halaman muka. Buku setebal 280 halaman itu Nana temukan di kamar kakak perempuannya. Pada 2012 itu, kakaknya kebetulan sedang ke Bandung, Jawa Barat.
“Buku apa ini? Isinya tulisan semua, tidak ada gambarnya,” gumam Nana dalam hati. Bagi anak 10 tahun sepertinya, buku cerita yang dilengkapi dengan gambar beraneka warna tentu lebih menarik. Akan tetapi, Nana tetap membaca buku tersebut. Entah kenapa, ia segera terhanyut dalam cerita.
“Saya kagum sekali. Saya tak bisa berhenti membacanya. Novel itu ditulis Ilana Tan. Edisi pertamanya terbit pada 2006. Ilana Tan-lah yang menjadi inspirasi saya sebagai penulis,” jelas Nana mengisahkan permulaan dirinya memasuki dunia sastra.
Hari-hari berikutnya, mata Nana makin lapar akan bacaan. Ia melahap berbagai novel. Satu buku bisa Nana selesaikan dalam dua hari. Ia pun tergoda untuk menulis. Nana masih duduk di kelas IX SMP ketika mulai menyusun novel pertamanya. Ia bersetia dengan komputer jinjing Accer ketika menulis novel berjudul Baby, It’s You! yang tidak dipublikasikan.
“Namanya masih remaja, tentu belum layak. Novel itu adalah karya pertama saya,” kenang Nana.
Kegemaran membaca membawa Nana mengenal Wattpad. Ia sudah duduk di kelas XI SMA ketika mulai menulis di aplikasi tersebut untuk novel Deep Down, Mark Lee. Tentu saja, karya dari penulis pendatang baru seperti Nana tidak langsung dibaca jutaan orang. Di antara ribuan karya yang setiap hari rilis di Wattpad, tulisan Nana hanya sebutir buih di tengah samudra.
“Yang paling berharga sebenarnya bisa berkomunikasi dengan penulis-penulis lain. Mereka inilah yang awalnya mempromosikan karya sesama penulis. Kami juga saling memberi masukan,” jelasnya.
Atas rekomendasi beberapa penulis, novel Nana mulai dikenal walaupun tidak banyak yang membaca. Nana tidak terlalu pusing. Soal sedikit atau banyak yang membaca, bukan masalah. Ia hanya gemar menulis. Yang menambah semangatnya adalah ketika paragraf demi paragraf novelnya ditanggapi. Wattpad memang menyediakan fasilitas komentar tersebut.
Nana menyusun novel kedua yang bertajuk J for Jaehyun pada 2018. Sebagai informasi, di aplikasi Wattpad, sebuah novel disusun per bab. Setelah penulis menyelesaikan satu chapter, biasanya terdiri dari seribu sampai dua ribu kata, bab tersebut diunggah. Begitu seterusnya sampai novel tuntas. Nana biasanya menyelesaikan satu bab selama dua hari. Apabila ada 40 chapter, novelnya akan selesai kurang dari tiga bulan.
Novel J for Jaehyun-lah yang mengubah segalanya. Pembacanya merangkak hingga ratusan ribu lewat rekomendasi para penulis Wattpad. Ketika menyentuh satu juta pembaca, sebuah akun Tiktok membuat konten tentang novel tersebut dan viral. Tak perlu waktu lama hingga novel ini dibaca tiga juga kali. Nana seperti tak percaya. Maklum saja, dia masih duduk di kelas XI waktu itu.
Laris
“Saya memang suka Guns N’ Roses,” tutur Nana menjelaskan trilogi novelnya. Tembang-tembang dari band era 1990-an itu kebetulan mampir di telinganya. Ia sedang memutar acak Spotify di telepon pintar ketika tak sengaja mendengar tarikan suara Axl Rose dan sayatan solo gitar Slash.
“Saya suka mendengar Spotify atau menonton di Netflix ketika sedang mencari inspirasi dan mood menulis,” tuturnya. Dari musik, drama, dan film pula, Nana tertarik menyusun cerita dengan latar belakang Korea Selatan. Ia mengaku, belum sekalipun pergi ke Negeri Ginseng tersebut. Semua ia pelajari dari dunia maya.
Novel-novel Nana yang laris manis rupanya mengundang perhatian. Ketika pandemi sedang hebat-hebatnya pada 2020, Nana dihubungi sejumlah penerbit. Mereka ingin menerbitkan novel digital Nana ke dalam buku. Setelah diskusi dengan penulis-penulis di Wattpad, Nana menerima tawaran satu penerbit yang bermarkas di Jakarta.
Karyanya yang diangkat ke dalam buku adalah Guns & Jaehyun. Cetakan pertama pustaka ini hadir pada Februari 2021. Novel tersebut sudah bisa ditemukan di toko buku Gramedia. Harganya kurang lebih Rp 90 ribu. Nana mengatakan, ia menerima royalti sebesar 10 persen dari setiap penjualan buku. Dengan sedikit tersipu, Nana bilang, ia sudah dapat Rp 9 juta dari royalti tersebut. Artinya, sekitar seribu buku telah terjual.
“Senang sekali, ternyata hobi menulis bisa menghasilkan seperti ini,” tutur Nana yang sukar menyembunyikan kegembiraannya.
Bahagia Nana tentu saja beralasan. Di tengah serbuan infografik, audio, dan video digital yang beragam, karya tulis masih mendapat tempat di hati generasi muda. Novel-novel Nana adalah bukti yang tak terbantahkan. (kk)