spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Omicron Menyebar ke 90 Negara, Pemerintah Minta Masyarakat Tak ke Luar Negeri

BALIKPAPAN – Pemerintah Kembali mengeluarkan imbauan ke masyarakat agar tak bepergian ke luar negeri karena varian Omicron sudah menyebar ke 90 negara. Peringatan terbaru dikeluarkan Luhut Binsar Pandjaitan, Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomo Nasional, pada Senin (20/12/2021).

“Saya ulangi, pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri karena begitu parahnya keadaan (penyebaran) Omicron di seluruh dunia,” kata Luhut, saat konferensi pers virtual tentang evaluasi penerapan PPKM yang disiarkan akun YouTube Sekretariat Presiden.

Menyusul penyebaran Omicron yang makin meluas, lanjut dia, pemerintah memutuskan melarang kedatangan WNA dari 11 negara. “Jadi tambah (larangan WNA) dari Inggris, Norwegia, dan Denmark, tapi kita hapus Hongkong dari daftar (larangan) tersebut,” jelas Luhut.

Larangan itu, tambah dia, sifatnya sementara sebab tiap minggunya dievaluasi sesuai dengan tingkat penyebaran Omicron di dunia. Atas adanya kondisi ini, pemerintah sangat mempertimbangkan untuk memberlakukan karantina selama 14 hari bagi WNI yang baru pulang dari luar negeri. “Saya mohon kita semua menahan diri. Jangan ulangi masa mencekam pada Juli tahun ini,” katanya.

Kehati-hatian, kata dia, perlu dilakukan karena belum ada informasi pasti, sejauhmana tingkat penyebaran serta fatalitas Omicron. Sebagian ilmuwan menyebutkan, Omicron cepat menyebar tapi memiliki tingkat kematian relatif rendah.

Tapi hal ini tetap berbahaya karena menyangkut kemampuan rumah sakit menangani pasien. “Jadi pasien bisa meninggal karena tak dapat perawatan rumah sakit,” sambung Luhut.

Karena informasinya terus berkembang, Luhut meminta masyarakat agar tidak bergosip ria. Dengarkan penjelasan dari pihak yang kompeten dari pemerintah, seperti Kementerian Kesehatan atau Kemenko Kemaritiman dan Investasi. “Tidak perlu panik sebab kesiapan kita lebih baik disbanding Mei, Juni, atau Juli lalu,” tutupnya. (prs)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti