spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Begini Upaya Pemkab Kukar Menangkal Omicron

TENGGARONG – Varian baru virus corona yakni B.1.1.529 atau varian Omicron dilaporkan telah menyebar di sejumlah negara, namun belum di Indonesia. Meski demikian, Pemkab Kukar sudah memasang ancang-ancang membendung virus tersebut masuk. Mengingat, varian ini dikenal lebih cepat menular.

Omicron disebut mengandung 50 mutasi yang dapat memengaruhi kecepatan penularan virus. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meningkatkan status varian tersebut menjadi variant of concern.

Pemerintah Indonesia memastikan, Omicron belum ditemukan di Tanah Air. Walau begitu, pemerintah menginstruksikan kepada sejumlah pemerintah daerah memperketat aturan karantina. Satu di antaranya membatasi orang dari luar negeri masuk Indonesia. Khusus orang yang pernah tinggal atau mengunjungi Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambique, Eswatini, dan Nigeria, ditolak sementara masuk Indonesia. Omicron dilaporkan menyebar di negara-negara tersebut.

Sedangkan warga negara Indonesia dari Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambik, Eswatini, Malawi, Angola, Zambia, dan Hongkong, yang ingin masuk Indonesia, mesti menjalani karantina selama 14 hari. Di luar 11 negara tersebut, waktu karantina bagi WNA dan WNI masuk Indonesia diperpanjang, dari sebelumnya tiga hari menjadi tujuh hari.

BACA JUGA :  200 Kepsek dan Operator Sekolah Ikuti Bimtek PPDB Online

Seluruh ketentuan itu tertuang dalam surat edaran dari Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Nomor IMI-0269.GR.01.01 Tahun 2021 tentang pembatasan sementara orang asing yang pernah tinggal dan atau mengunjungi beberapa negara tertentu masuk Indonesia dalam rangka pencegahan penyebaran B.1.1 529. Kebijakan berlaku mulai 29 November sampai 12 Desember 2021.

Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim, Swandari Paramita, memastikan, Omicron belum ada di Kaltim. Walau begitu, ia berharap, seluruh pihak bersiap menghadapi virus tersebut. Persiapan yang bisa dilakukan masyarakat, sebutnya, adalah memperketat penerapan protokol kesehatan atau prokes. Ia juga meminta pemda belajar dari gelombang pertama dan kedua Covid-19.

“Dengan peringatan dini, kita menjadi lebih siap,” ucap Swandari.

Swandari menyebut, banyaknya korban meninggal dunia dari gelombang pertama dan kedua dikarenakan pada masa itu belum banyak yang menerima vaksin. Oleh sebab itu, ia menyerukan percepatan vaksinasi sebagai upaya mencegah penularan B.1.1.529. Ia yakin, virus tersebut dapat dibendung oleh vaksin.

“Apapun jenis vaksinnya, adalah upaya terbaik untuk mencegah Omicron,” jelasnya. Ia menambahkan, presentase vaksinasi Kaltim saat ini adalah 50 persen.

BACA JUGA :  Tenggarong Dipercantik, Taman Titik Nol Kesultanan Akhirnya Diresmikan

Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Mulawarman, Samarinda, Ike Anggraeni, menyampaikan, lokasi awal Omicron bermutasi belum ditemukan. Sejumlah lembaga tengah menginvestigasinya. Untuk mencegah virus ini masuk Kaltim, ia meminta pengawasan di pintu masuk bandara dan pelabuhan diperketat.

Lebih jauh, Ike menjelaskan, Omicron menimbulkan gejala fisik yang lelah luar biasa bagi penderita. Omicron akan semakin mengganas di tubuh bila pasien memiliki komorbid, apalagi bila penderitanya telah memasuki usia lanjut atau belum pernah divaksin.

“Sejauh ini, WHO belum memberikan informasi resmi terkait perantara penyebaran virus tersebut, apa saja dan secepat apa penularan virus ini bisa terjadi,” jelas Ike.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kukar, dr Martina Yulianti, melaporkan, persentase vaksinasi di Kukar mencapai 60 persen atau 330.181 orang yang sudah divaksin dari target sebanyak 548.231 orang. Ia optimistis, dalam 34 hari kedepan, target pemerintah membentuk kekebalan kelompok di kabupaten ini bisa tercapai. Selain itu, vaksinasi sebagai upaya Pemkab Kukar mencegah Omicron.

“Vaksin saat ini masih mampu meminimalisasi tingkat penyebaran Covid-19 dari berbagai jenis yang terus bermutasi,” ucap dr Martina. Adapun jenis-jenis vaksin yang didistribusikan di Kukar yakni Sinovac, Sinopharm, Moderna, Pfiizer, dan Astrazeneca.

BACA JUGA :  Berniat Ambil Uang Jatuh, Seorang Pria Tenggelam di Pantai Walet Muara Badak

Selain vaksin, upaya Pemkab Kukar membendung Omicron adalah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level III selama libur natal dan tahun baru nanti. Penerapan ini berdasarkan perintah pemerintah pusat. Selain itu, Pemkab menyerukan masyarakat tidak mengendorkan prokes.

“Aktivitas di luar ruangan harus dibatasi. Bila berpergian, wajib menjalani tes PCR. Akhir tahun tidak boleh bebas,” katanya. Ia pun membenarkan, B.1.1.529 lebih cepat menular ketimbang varian sebelumnya seperti Delta yang menyebar pada Juni-Agustus 2021. (kk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti