spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

5 Proyek Tol Ditawarkan, Tak Ada Tol Samarinda-Bontang

Pemerintah Bangun Kerjasama di Dubai Investment,
Nilai Investasi 5,96 Miliar Dolar AS 

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menawarkan peluang kerja sama investasi pada sejumlah proyek infrastruktur kepada para investor di Investment Forum Expo Dubai, Uni Emirat Arab, pada Senin-Selasa 15-16 November 2021.

Setidaknya ada enam proyek di sektor PUPR yang siap ditawarkan untuk investor global. Keenam proyek tersebut terdiri dari lima proyek jalan tol serta satu pemeliharaan bendungan dan pembangkit listrik tenaga mini hidro dengan total investasi proyek 5,96 miliar dollar AS. Sayangnya dari lima proyek jalan tol di berbagai daerah itu, tidak ada proyek jalan tol Samarinda-Bontang.

Proyek tersebut adalah Jalan Tol Semanan-Balaraja (32,72 km), Jalan Tol Kamal-Teluknaga-Rajeg (28,6 km), Jalan Tol Sentul Selatan-Karawang Barat (61,5 km), Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung (31,1 km), Jalan Tol Layang Cikunir-Karawaci (40 km), serta pemeliharaan Bendungan Bintang Bano dan BOT Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengungkapkan bahwa kelima proyek jalan tol tersebut tidak dilelang sekaligus. Danang bilang, ada tiga proyek jalan tol yang rencananya dilelang pada akhir tahun ini. Sementara sisanya bakal dilelang pada Q1-Q2 tahun depan.

Ketiga proyek jalan tol yang rencananya akan dilelang akhir 2021 adalah Kamal-Teluknaga-Rajeg; Sentul Selatan-Karawang Barat; dan Bogor-Serpong via Parung. Sedangkan untuk proyek Jalan Tol Semanan-Balaraja dan Jalan Tol Layang Cikunir-Karawaci akan dilelang pada Q1-Q2 2022.

“Ruas-ruas tersebut merupakan prakarsa badan usaha, sehingga pemrakarsa-nya juga seharusnya mengikuti lelang. Pelelangan akan dimulai mudah-mudahan bisa Desember. Tergantung kesiapan panitia lelang, termasuk dokumen-dokumen pendukungnya,” terang Danang dikutip dari Kontan.co.id, Jumat (19/11/2021).

Untuk diketahui, pemrakarsa dari proyek-proyek tersebut berasal dari badan usaha. Pertama, untuk Jalan Tol Semanan-Balaraja diprakarsai oleh Konsorsium PT Alam Sutera Realty dan PT Perentjana Djaja. Merujuk pada situs bpjt.pu.go.id, proyek jalan tol sepanjang 32,39 kilometer (km) ini diestimasikan menelan investasi senilai Rp 15,53 triliun.

Kedua, Jalan Tol Kamal-Teluk Naga-Rajeg dengan pemrakarsanya adalah PT Duta Graha Karya. Jalan tol sepanjang 38,6 km ini merupakan jalan tol lingkar utara yang bertujuan mengembangkan kawasan Kabupaten Tangerang bagian utara.

Ketiga, Jalan Tol Sentul Selatan-Karawang Barat yang diprakarsai oleh PT Pama Persada Nusantara. Investasi dari jalan tol sepanjang 61,50 km ini diestimasikan sebesar Rp 15,30 triliun.

Keempat, Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung yang juga diprakarsai oleh PT Pama Persada Nusantara. Jalan tol sepanjang 31,1 km ini ditaksir menelan investasi sebanyak Rp 8,95 triliun.

Kelima, Jalan Tol Layang Cikunir Karawaci yang diprakarsai oleh PT Earth Investment Indonesia dan PT Lintas Indonesia Sejahtera. Jalan tol sepanjang 40,5 km ini ditaksir membutuhkan investasi Rp 26,15 triliun.

Danang mengatakan, dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) atau Public Private Partnership (PPP) proyek-proyek jalan tol yang diprakarsai oleh badan usaha swasta itu pun bisa menggandeng investor lain. Termasuk investor global yang diundang oleh pemerintah. “Ya, investor tetap bisa ikut lelang, atau bermitra dengan pemrakarsa,” ujar Danang.

Merujuk pada website bpjt.pu.go.id, selain proyek jalan tol yang disebutkan di atas, ada juga proyek jalan tol lain yang sedang dalam persiapan tender. Yakni Semarang Harbour Toll Road (sepanjang 20,86 km dan perkiraan investasi Rp 12,13 triliun) serta Malang-Kepanjen (sepanjang 29,79 km dengan perkiraan investasi Rp 9,59 triliun).

Sebagai informasi, jalan tol dalam persiapan tender ini adalah ruas-ruas proyek jalan tol yang sedang dipersiapkan dokumen pelelangannya. Termasuk kebutuhan dukungan dan/atau jaminan, apabila ada.

Dihubungi terpisah, Corporate Secretary PT United Tractors Tbk (UNTR) Sara K. Loebis belum memberikan konfirmasi mengenai keterlibatan salah satu anak usaha UNTR, yakni PT Pamapersada Nusantara dalam memprakarsai dua proyek jalan tol. Yaitu proyek Jalan Tol Sentul Selatan-Karawang Barat dan Bogor-Serpong via Parung. Sara hanya mengungkapkan, bagi UNTR, jalan tol merupakan proyek yang prospektif untuk segmen usaha di bidang konstruksi atau civil engineering. Adapun proyek terakhir yang dikerjakan adalah Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek), oleh anak usaha UNTR, PT Acset Indonusa Tbk (ACST).

“Keterlibatan United Tractors di jalan tol adalah sebagai kontraktor, bukan sebagai owner. Setelah Japek, belum ada prospek proyek tol lain,” kata Sara saat dihubungi Kontan.co.id, Jum’at (19/11).

Proyek-proyek Jalan Tol tahun ini Proyek pengembangan infrastruktur termasuk jalan tol tampaknya masih prospektif. Pada tahun ini, Kementerian PUPR dan BPJT pun terus menggenjot pembangunan sejumlah proyek jalan tol dalam rangka peningkatan konektivitas.

Sampai pertengahan November 2021 sudah ada tambahan 13 ruas tol baru yang beroperasi. Yang terbaru adalah Jalan Tol Serang–Panimbang Seksi 1 (Ruas Serang-Rangkasbitung) yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Selasa (16/11) lalu.

Dari sisi pengerjaan proyek, Kementerian PUPR dan BUJT menargetkan ada 11 ruas tol yang bisa tuntas pada akhir 2021. “Kementerian PUPR optimis 11 ruas lagi sepanjang 189,36 km bisa dituntaskan konstruksi fisiknya hingga akhir tahun 2021, melengkapi 13 ruas yang konstruksi fisiknya sudah dituntaskan. Sehingga total 24 ruas dengan sepanjang 312,02 km di tahun 2021 ditargetkan bisa selesai,” kata Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja dalam keterangan tertulis pada 1 November 2021 lalu.

TOL SAMARINDA-BONTANG MASUK PROYEK STRATEGIS NASIONAL

Tahun lalu, Pemprov Kaltim telah mengusulkan 13 proyek strategis nasional (PSN) yang harus segera dirampungkan. Dari 13 proyek tersebut, hanya 3 proyek yang diloloskan pemerintah pusat untuk segera dirampungkan. Adalah Jalan Tol Samarinda–Bontang, pembangunan Jembatan Pulau Balang, dan proyek infrastruktur di Kabupaten Mahakam Ulu.

Dijelaskan Kepala Biro Administrasi Pembangunan (Adbang) Pemprov Kaltim Fadjar Djojoadikusumo, kriteria yang dimaksud harus sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) maupun daerah. Selanjutnya, dianggap strategis. Misal, kalau dibangun implikasinya bagaimana terhadap masyarakat. Kriteria ketiga adalah operasional. Kalau tidak siap, tidak bisa.

“Masalah desain ada tidak. Lingkungan selesai tidak itu kriteria operasional. Proyek ini juga harus selesai pada 2024,” ujar Fadjar saat itu.

Proyek PSN ini pun banyak berkaitan dengan transportasi. Misalnya pada pembangunan tol Samarinda-Bontang yang akan memangkas jarak tempuh dari dan ke dua kota ini. Hal ini penting untuk distribusi ekonomi.

MILIKI PANJANG 94 KM

Berdasarkan perencanaan semula, Tol Samarinda–Bontang memiliki panjang 94 km. Jalan Tol Samarinda–Bontang ini akan menjadi bagian dari rencana pembangunan jalan tol di Kaltim sepanjang 323 km, meliputi ruas jalan Balikpapan–Samarinda–Bontang, Sangatta–Maloy.

Ruas jalan tol ini merupakan jaringan jalan tol di Kaltim yang akan terkoneksi dengan Bandara Samarinda Baru, Jembatan Mahkota II, Bontang Lestari atau pusat Pemerintahan Kota Bontang, dan kawasan cluster industri.

Ruas jalan tol Samarinda–Bontang yang akan diusulkan saat ini sudah siap dengan basic design. Kehadiran jalan tol ini akan mempersingkat jarak antara Samarinda menuju Bontang dan sebaliknya. Jalur yang ada saat ini sepanjang 122 km. Sementara dengan jalan tol jaraknya akan menjadi hanya 94 km dengan kondisi jalan yang lebih baik dan cenderung rata, sehingga waktu tempuh lebih singkat.

Jalan tol Samarinda–Bontang direncanakan terbagi dalam empat seksi, yakni Seksi I: Palaran–Bandara APT Pranoto sepanjang 23,5 km, Seksi 2: Bandara APT Pranoto–Sambera sepanjang 24 km, Seksi 3: Sambera–Marangkayu sepanjang 22,5 km dan Seksi 4: Marangkayu–Bontang sepanjang 24 km.

Terkait basic design jalan tol Samarinda–Bontang saat ini sudah ada. Dari sisi geotektonik, jalur tol ini berada pada daerah lembah dengan jenis tanah lanau dan lempung. Geologi ruas jalan tol ini cukup aman dari patahan dan longsor. (net/red)

 

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti