spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kebutuhan Pangan Masih Bergantung dari Luar Daerah, Disperindag Kutim Rutin Mendata Stok

SANGATTA – Ketahanan pangan di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) masih bergantung pada daerah lain. Persoalan ini menjadi perhatian serius yang tak bisa disepelekan, sebab bisa saja sewaktu-waktu terjadi kelangkaan bahan pokok. Kondisi itu akan terus menghantui sebab ketersediaan barang jadi tergantung dengan pasokan yang datang. Proses distribusi barang pun sangat memengaruhi harga di pasaran. Belum lagi, pada momen tertentu, daya beli masyarakat akan meningkat, seperti saat hari besar keagamaan dan tahun baru.

Menyikapi hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutim bergerak cepat. Kadis Disperindag Kutim, M Zaini mengatakan, pihaknya rutin melakukan pendataan ketersediaan bahan pokok, sehingga jika ada bahan pokok yang langka, mudah dilacak penyebabnya.

“Jika terkendala masalah distribusi atau memang stok yang menipis dari daerah asal, bisa dicarikan alternatif lainnya,” ucap Zaini kepada awak media, Kamis (11/11/2021).

Pemantauan katanya, juga berguna untuk melihat daya beli masyarakat terhadap suatu barang. Sebab hal itu juga memicu terjadinya kelangkaan barang. Maka dapat diambil langkah antisipasi. “Makanya pendataan dan pemantauan itu rutin kami lakukan. Paling tidak kami bisa tahu penyebab jika terjadi kelangkaan barang,” sebutnya.

Kepala Disperindag Kutim, M Zaini. (Ramlah/Media Kaltim)

Sejauh ini, pendataan dan pemantauan diprioritaskan terhadap bahan pokok saja. Seperti beras, minyak, gula, telur, daging dan lainnya. Termasuk juga bumbu masak yang sejauh ini memiliki konsumen yang tak kalah banyak.

“Dari pemantauan itu, kami bisa memprediksi stok yang ada dapat bertahan berapa bulan ke depan. Dengan begitu semua bahan pangan dapat terjaga stoknya,” imbuhnya.

Ia memastikan, jika bahan pokok yang masuk ke Kutim cukup banyak. Kebanyakan didatangkan dari luar pulau, seperti Surabaya dan Makassar. Sebab untuk mengharapkan pemasok dari Kutim atau Kaltim masih belum mencukupi. Upaya pencanangan ketahanan pangan juga sudah dilakukan Pemkab. Namun belum bisa memenuhi stok pangan warga.

“Memang ada dari daerah sendiri (dari Kutim, Red.), tapi tidak bisa mencukupi daya konsumsi warga. Makanya masih bergantung dari luar daerah,” kata Zaini.

Sementara itu Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang mengatakan, ketahanan pangan di Kutim belum sepenuhnya aman. Meski begitu ia mengapresiasi langkah dari dinas terkait yang sudah mulai melakukan inventarisasi terhadap cadangan pangan daerah.

“Sekarang yang harus kami lakukan adalah bagaimana mengkonektivitaskan dan mensinergikan secara serius terhadap kebijakan maupun terhadap pemanfaatan masyarakat. Secara bertahap kami harus mampu mengubah mindset masyarakat untuk mulai gemar bertani,” kata KB sapaan akrab Kasmidi Bulang.

Sarana prasarana untuk pendistribusian pangan juga harus dibenahi. “Intinya bagaimana kita dapat mengajak masyarakat untuk dapat turut serta menjaga ketahanan pangan di daerah. Kalau merubah mind set dari petambang ke petani itu perlu proses,” tutupnya. (ref/adv)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti