SANGATTA – Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman mengapresiasi perusahaan pertambangan maupun sawit, yang rutin memberi bantuan saat pandemi Covid-19, meski mereka sendiri turut terdampak. Apresiasi tersebut disampaikan Ardiansyah setelah menerima bantuan dari PT Indexim Coalindo (IC). “Alhamdulillah, pemerintah dan perusahaan senantiasa bersinergi. Bahu membahu dalam menghadapi kesulitan akibat Covid-19,” ujar Ardiansyah.
Orang nomor satu di Kutim itu menginginkan perusahaan besar yang berusaha di Kutim untuk bersama-sama pemerintah berperan aktif dalam menanggulangi Covid-19.
“Atas nama pemerintah dan masyarakat Kutim, saya mengucapkan terima kasih sekaligus mengapresiasi PT Indexim atas bantuan penanganan Covid-19 ini. Semoga kebersamaan ini dapat terus terjalin dengan baik kedepan,” ucapnya.
Ardiansyah menambahkan, beberapa perusahaan banyak memberi bantuan sembako kepada masyarakat dan alat pelindung diri untuk tenaga kesehatan secara langsung dan tidak langsung melalui Pemkab Kutim.
“Terima kasih kepada Indexim yang sudah memberikan bantuan kesekian kali, baik yang diberikan langsung ke masyarakat maupun melalui Pemkab Kutim. Bantuan ini sangat berarti untuk masyarakat Kutim,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kutim dr Bahrani Hasanal menambahkan, oxygen concenerator yang diberikan perusahaan akan digunakan untuk mengantisipasi terjadinya gelombang tiga Covid-19. “Seperti negara-negara lain, kami tidak ingin varian delta kembali menyerang,” sebutnya saat ditemui Kamis (4/11/2021).
Apalagi, lanjut dia, sekarang di Inggris sedang merebak varian baru AY.4.2 atau delta plus, yang lebih menular. “Makanya lebih baik punya persiapan, daripada tidak sama sekali,” jelasnya.
Mengenai bantuan dana, rencananya akan digunakan untuk meningkatkan capaian vaksinasi yang kini baru 48,5%.“Masukan untuk Bupati, sebagian dari dana (bantuan), untuk pergerakan vaksinator menjalankan vaksinasi di kecamatan. Sehingga cakupan vaksinasi bisa lebih tinggi lagi,” terangnya.
Pasalnya, selama ini belum ada anggaran untuk mengirim vaksinator ke kecamatan di pedalaman. Sehingga vaksinasi hanya dilakukan petugas puskesmas yang jumlahnya sangat terbatas. “Akhirnya vaksinasi di kecamatan jadi lambat. Tak semasif vaksinasi di ibu kota kabupaten,” paparnya.
Apabila 1.500 dosis bisa terselesaikan dalam sehari di kabupaten. Berbeda dengan kecamatan, hanya dapat melaksanakan 200 sampai 300 dosis. “Ini juga yang membuat capaian (vaksinasi) di kecamatan masih kurang,” pungkasnya. Sebagai tambahan bantuan yang diberikan PT Indexim Coalindo berupa bantuan dana Rp 1 miliar dan 10 tabung oxygen concenerator. (Ref/adv)