spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Unmul Minta Postingan BEM KM Dihapus, Mahasiswa Sebut Kebebasan Berpendapat

SAMARINDA – Universitas Mulawarman (Unmul) mengeluarkan sikap resmi terkait unggahan Instagram Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Unmul, yang menyoal kunjungan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, ke Kaltim awal pekan ini. Unmul menilai, subtansi unggahan “Seruan Aksi Kaltim Berduka” mengarah pada merendahkan kewibawaan dan martabat Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin.

Dalam siaran pers yang diterbitkan, Unmul menyatakan, sejak awal tidak sependapat sekaligus mengecam keras substansi dari unggahan tersebut. Ditegaskan, unggahan bukan merupakan pendapat resmi yang merepresentasikan Universitas Mulawarman secara kelembagaan. Selanjutnya Unmul meminta BEM KM untuk menghapus unggahan dan meminta maaf kepada Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan pihak Unmul atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan.

Menanggapi siaran pers tersebut, Presiden BEM KM Unmul Abdul Muhammad Rachim menyatakan, postingan tersebut merupakan bentuk kebebasan berpendapat yang merupakan hak setiap warga negara.

Rilis yang dikeluarkan Unmul, menurut dia, bertentangan dengan UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang menjamin kebebasan akademik dimana didalamnya diartikan sebagai kebebasan berekspresi, berpendapat, dan perlakuan sama dalam bidang akademisnya.

Abdul Rachim balik menyayangkan siaran pers Unmul, yang menganggap subtansi postingan BEM KM telah merendahkan martabat dan kewibawaan Wakil Presiden RI.

“Kami telah menjelaskan maksud postingan tersebut kepada Wakil Rektor 3. Maksud Kaltim berduka adalah Kaltim memang dalam kondisi yang berduka, karena ada lagi korban di lubang tambang. sedangkan kata patung merupakan kritikan kepada kinerjanya wakil presiden yang kurang maksimal,” terangnya.

Terkait permintaan maaf dan menghapus unggahan, Abdul mengatakan tidak akan dilakukan. Pasalnya, tujuan postingan mereka murni untuk mengkritisi.

“Kami rasa tidak ada kesalahan fatal dalam postingan itu, karena murni untuk mengkritisi kinerja wakil presiden dan sama sekali tidak bermaksud merendahkan harkat dan martabat beliau. Apalagi menghina beliau sebagai ulama. Kami hanya mengritisi beliau sebagai wapres, dan hal tersebut sah-sah saja, bahkan wajib bagi mahasiswa, terutama BEM,” tutupnya. (eky)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti