spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berpulang Saat Menapak Karier YouTuber, Sisi Lain Almarhum Awang Ferdian Hidayat Politikus Juga Seniman

Azan maghrib baru selesai berkumandang ketika Awang Farel Muhammad mengetuk pintu kamar sampai tiga kali. Putra sulung Awang Ferdian Hidayat itu sibuk mencari ayahnya karena sejak sore tidak terlihat. Akan tetapi, ketukan di pintu tak juga kunjung dibalas. Farel lantas masuk ke kamar dan menemukan ayahnya seperti sedang tertidur di depan meja baca. Setelah didekati, Farel mendapati tangan ayahnya sudah dingin dan kaku.

“Kemudian keluarga diberitahu bahwa almarhum (Awang Ferdian Hidayat) sudah berpulang,” tutur Awang Indra, kerabat Awang Ferdian, kepada kaltimkece.id jaringan mediakaltim.com. Ahad, 5 September 2021, keluarga segera menghubungi dokter untuk memeriksa jenazah.

Hasil pemeriksaan awal, putra pertama Gubernur Kaltim periode 2008-2018, Awang Faroek Ishak, tersebut wafat pukul 18.00 Wita. Penyebabnya diduga adalah acute myocardial infarction atau serangan jantung mendadak. Ferdian memang diketahui memiliki penyakit jantung bawaan. Ia pernah memasang cincin di jantung pada 2010 untuk memperlancar aliran darah karena penumpukan plak. “Benar, sudah pasang ring beberapa kali,” kata Indra.

Jenazah Awang Ferdian Hidayat kemudian disemayamkan di rumah duka di Jalan Basuki Rahmat, Samarinda. Jenazah disalatkan dan dimandikan di Samarinda kemudian dimakamkan di Sukarame, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Senin, 6 September 2021, pukul 11.00 Wita. Awang Ferdian wafat dalam usia 46 tahun. Ia meninggalkan seorang istri, Rima Hartati, dan tiga anak.

Awang Ferdian lahir di Malang, Jawa Timur, tepat setahun setelah kedua orangtuanya, Awang Faroek Ishak dan Ence Amelia Suharni, menikah pada 1974. Waktu itu, Faroek baru saja menyelesaikan studinya di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang. Ferdian masih belum genap setahun ketika diboyong kedua orangtuanya kembali ke kampung halaman yakni ibu kota Kaltim. Awang Faroek waktu itu sudah diterima bekerja sebagai staf di Direktorat Pembangunan Kantor Gubernur Kaltim (60 Tahun Kiprah & Pengabdian Awang Faroek Ishak: Mentradisikan Karya Terbaik, 2008, hlm 55).

Awang Ferdian lantas tumbuh besar di Kota Tepian. Ia masuk SD Muhammadiyah I dan SMP 1 Samarinda. Sempat merantau ke Malang pada saat SMA, ia kembali ketika kuliah di Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda (berkas riwayat hidup calon gubernur/wagub Kaltim model BB.2-KWK, KPU, 2018).

Nama Awang Ferdian, yang menjabat sebagai direktur utama PT Gemilang Persada Utama, belum terlampau dikenal publik pada 2005. Akan tetapi, kemunculan Ferdian di dunia politik cukup mengejutkan. Ia masih berusia 30 tahun tatkala maju sebagai calon wali kota, berpasangan dengan Siti Muriah, pada Pilkada Samarinda 2005. Ayah Ferdian ketika itu sudah dikenal publik Kaltim sebagai bupati Kutai Timur yang pernah mencalonkan diri sebagai gubernur Kaltim.

Karier politik Ferdian pelan-pelan terbentuk di antara beberapa suara sumbang yang menilainya mendompleng nama besar sang ayah. Kalah di Pilkada Samarinda, Awang Ferdian maju lagi di kampung halamannya, Kutai Kartanegara. Berpasangan dengan Suko Buono dan diusung 13 partai politik, Ferdian menggebrak Pilkada Kukar pada 2010. Ferdian-Suko Buono meraih tempat kedua dengan 47.683 suara atau 17,21 persen.

Pilkada Kukar 2010 menjadi modal penting dalam karier politik Ferdian. Pada Pemilihan Legislatif 2014, Ferdian yang diusung PDI Perjuangan terpilih sebagai anggota DPR RI daerah pemilihan Kaltim. Empat tahun berkantor di Senayan, ia mengundurkan diri untuk maju dalam Pemilihan Gubernur Kaltim 2018.

Pilgub ini menjadi pilkada ketiga yang diikutinya. Ferdian mendampingi Syaharie Jaang dalam pilgub yang menentukan penerus Awang Faroek, petahana dua periode. Akan tetapi, Jaang-Ferdian hanya meraih suara ketiga terbanyak dari empat kontestan dengan 302.987 suara. Isran Noor-Hadi Mulyadi yang terpilih sebagai gubernur-wakil gubernur.

Garis tangan Ferdian sepertinya bukan di pilkada, melainkan pileg. Demikian ia buktikan lagi pada Pemilihan Legislatif 2019. Awang Ferdian maju sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Daerah RI. Kemenangan telak diraihnya dengan suara tertinggi dari 27 calon senator nonpartai. Ia meraih 345.628 suara atau bisa dibilang yang terbanyak dalam sejarah pileg di Kaltim.

Basis utama kontribusi suara Ferdian waktu itu dari Kutai Timur, kabupaten yang pernah dipimpin ayahnya. Tidak heran bila setahun kemudian, Ferdian menunjukkan sifat pantang menyerahnya. Ia kembali bertarung di pilkada Kutim, berpasangan dengan Uce Prasetyo. Awang Ferdian pun mencatatkan namanya sebagai tokoh muda Kaltim yang mengikuti empat pilkada di tempat berbeda. Pasangan ini meraih 25.289 suara, belum cukup mengantarkan Ferdian sebagai bupati.

Pilkada serentak 2020 telah selesai ketika Awang Ferdian mulai menekuni dunia tarik suara. Karier amatirnya dimulai dengan meng-cover tembang lokal maupun lagu luar negeri tempo dulu. Ferdian bekerja sama dengan Jondry Rusady, produser dari Studio 23. Ia meng-cover Sai Anju Ma Au, lagu daerah Sumatra Utara, hingga How Deep Is Your Love dari Bee Gees. “Mengenang beliau, suaranya memang cukup bagus,” tutur Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi, di rumah duka.

Dari tarikan suaranya, Ferdian mulai mengembangkan kanal media sosial. Akun Instagram-nya diikuti 11,8 ribu orang. Sementara channel Youtube-nya yang sudah ia buat sejak 2010, punya 7 ribu subscribers. Seluruh video Awang Ferdian ditonton 2,9 juta kali. Paling banyak, dari klip musik yang ia buat.

“Mendiang sebenarnya berencana meng-cover 40 lagu sampai akhir tahun ini,” tutur Jondry, sang produser. “Beliau semangat sekali karena yang menonton sangat banyak.”
Jondry menuturkan, sejak Juni hingga Agustus 2021, Ferdian sudah meluncurkan 20 lagu. Ferdian disebut sangat serius ketika menggarap konten.

Walaupun sudah berusia kepala empat, Ferdian bisa begadang sampai subuh ketika rekaman. Hampir setiap akhir pekan ia begitu. Malahan, sehari sebelum berpulang, Ferdian sempat datang ke studio Jondry di Kelurahan Teluk Lerong. Ferdian merekam ulang vokal untuk dua lagu pop Barat. Empat jam sebelum pergi pun, Ferdian masih mengirim pesan kepada Jondry pada pukul 14.00 Wita. Isinya, diskusi mengenai lagu yang hendak dirilis.

“Saya sampai geleng-geleng kepala. Pejabat dan publik figur seperti dia yang mau serepot itu berkarya,” kenang Jondry. Ia mengakui bahwa Ferdian punya talenta. Jenis vokalnya adalah alto yang menjangkau nada F hingga D2. Ferdian juga mengerti berbagai instrumen dalam bermusik. “Beliau bukan penyanyi pro. Akan tetapi, power dan feel-nya, menurut saya, dapat banget. Beliau itu murni ketika bernyanyi,” imbuh Jondry. (kk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti