spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Samarinda dan Balikpapan

Catatan Rizal Effendi

APA perbedaan dan persamaan Samarinda dan Balikpapan? Yang pasti sama-sama pada awal tahun 2025 ini merayakan hari jadi atau HUT kota. Samarinda tanggal 21 Januari tadi merayakan HUT kota ke-357, sedang Balikpapan pada 10 Februari nanti memperingati HUT kota ke-128.

Pemimpin kedua kota utama di Kaltim ini sama-sama 6 Februari nanti dilantik kembali menjadi wali kota untuk masa bakti yang kedua, 2025-2030. Sama-sama punya pengalaman melawan kotak kosong. Pada Pilwali 2020, Rahmad Mas’ud (48) dari Golkar berlaga tanpa lawan, sedang pada Pilkada 2024 giliran Andi Harun (52) dari Gerindra mengalami hal sama.

Wakil Wali Kota Samarinda 2025-2030 wajah baru. Dia adalah Saefuddin Zuhri (58) dari Partai Nasdem. Sebelumnya Andi Harun (AH) didampingi Rusmadi Wongso dari PDIP. Sedang Rahmad Mas’ud (RM) boleh dibilang baru yang kedua ini punya wakil yaitu Bagus Susetyo (57) dari Partai Gerindra.

Pada periode pertama RM sukses memecahkan rekor wali kota tanpa pendamping. Wakil wali kota terpilih Thohari Aziz dari PDIP meninggal dunia akibat Covid sebelum pelantikan. Setelah itu tak ada penggantinya meski sempat dilakukan proses pergantian yang tak berujung pangkal.

Saefuddin sebelumnya dua periode menjadi anggota DPRD Samarinda. Tokoh kelahiran Kediri, Jawa Timur ini pada Pileg 2024 lolos ke DPRD Kaltim. Sedang Bagus adalah anggota DPRD Kaltim 2019-2024, tapi lelaki kelahiran Yogyakarta ini gagal terpilih pada Pileg 2024. Keduanya sama-sama berlatar pengusaha.

Pada peringatan HUT ke-68 Provinsi Kaltim, 9 Januari 2025 lalu, Balikpapan masih unggul dari Samarinda dalam meraih panji keberhasilan pembangunan, yang sekarang diberi nama Arindama Keberhasilan Pembangunan. Arindama adalah bahasa Sansekerta yang artinya penghargaan.

Jumlah Arindama-nya ada 23 ditambah 2  Grand Arindama. Lebih separuh dipangkas dibanding jumlah panji dalam tahun-tahun sebelumnya. Juga mulai tahun ini tidak ada pemisahan antara kabupaten dan kota.

Balikpapan peraih terbanyak dengan 7 Arindama, Kukar dan Bontang sama-sama 3, Berau, Paser, dan Kutai Timur (Kutim) sama-sama 2, sedang PPU, Kutai Barat (Kubar), Mahakam Ulu (Mahulu) dan Samarinda sama-sama hanya 1 Arindama.

Sedang 2 Grand Arindama diraih Balikpapan untuk keberhasilan pelayanan publik dan Kabupaten Kukar dalam bidang pembangunan ekonomi.

Agak unik juga dengan Samarinda. AH sekarang ini dianggap wali kota yang sukses memimpin Samarinda. Bahkan dalam Pilwali 2024 tak ada yang berani maju melawan dia.  Akan tetapi dari tahun ke tahun kota ini tak bisa banyak menoreh prestasi dalam meraih panji atau arindama keberhasilan pembangunan dari Pemprov Kaltim.

Penilaian panji atau arindama dilakukan oleh tim dari provinsi. Mereka mengevaluasi berbagai program pembangunan yang dilaksanakan di 10 kabupaten/kota se-Kaltim. Ada 3 kategori utama yang dinilai meliputi bidang sosial, ekonomi, dan pelayanan publik. Lalu ada sub-sub bidang yang menjadi objek penilaian.

Tapi ada satu penghargaan bergengsi di mana Samarinda berhasil menggusur Balikpapan. Atas penilaian Ikatan Ahli Perencana Indonesia (IAP), Samarinda berada di urutan ke-10 Kota Nyaman Dihuni di Indonesia. Penghargaan ini sebelumnya berada di Kota Balikpapan, tapi belakangan Kota Beriman terlempar dari 10 besar.

Samarinda dengan luas 718 kilometer persegi dihuni 868.499 jiwa (per Juni 2024). Terdiri dari 10 kecamatan, 59 kelurahan dan 1.975 RT. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)-nya mencapai 82,61. Total APBD 2024 mencapai Rp5,64 triliun, sedang APBD 2025 ditetapkan Rp4,9 triliun.

Sedang Balikpapan dengan luas 503,3 kilometer persegi ditinggali 746.804 jiwa penduduk per 30 Juni 2024. Terdiri dari 6 kecamatan, 34 kelurahan dan 1.143 RT.  IPM-nya 82,03 terpaut sedikit di bawah Samarinda. Total APBD 2024 mencapai Rp4,5 triliun. Hampir sama dengan APBD 2025 yang tercatat Rp4,59 triliun.

SAMA-SAMA MEMPERCANTIK

Terlepas soal arindama, Samarinda dan Balikpapan saat ini sama-sama berusaha  mempercantik diri melalui pembangunan dan penataan taman, tugu atau monumen. Samarinda sukses dengan Teras-nya, yang ternyata membuat warga kota serta pendatang dan wisatawan bisa  menikmati keindahan Sungai Mahakam.

Selain membangun Teras, Samarinda juga mendandani Citra Niaga kembali menarik. Citra Niaga yang menjadi pusat penjualan cenderamata pernah meraih penghargaan internasional Aga Khan Award pada tahun 1989. Sementara pusat cenderamata Balikpapan, Pasar Inpres Kebun Sayur belum mengalami perubahan.

Samarinda dan Balikpapan sama-sama punya tugu baru yang mengundang perhatian pro kontra. Samarinda membangun tugu pesut Mahakam di persimpangan mal Lembuswana dengan biaya Rp1,1 miliar, sedang Balikpapan membangun tugu kapal layar di jalan masuk Stadion Batakan dengan biaya Rp4 miliar.

Warga Tepian bingung karena tugu pesutnya tidak mirip pesut, sehingga banyak yang menggunjing terutama dari warganet. Sedang warga Beriman heran kok tugu kapal dibangun di jalan masuk stadion. Menurut mereka seharusnya di situ dibangun tugu Beruang Madu menendang bola. Beruang Madu maskotnya Balikpapan dan tim Persiba juga dijuluki “Tim Beruang Madu.”

Alasan RM membangun tugu kapal layar karena Balikpapan Timur adalah wilayah bahari. Di sana banyak nelayan. Selain tugu kapal, Balikpapan juga membangun tugu Beriman di persimpangan BSCC Dome dengan biaya Rp3 miliar. Sebelumnya juga ada tugu jam Beriman di simpang kantor wali kota.

Samarinda membenahi Taman Sama Rendah lebih cantik lagi. Sedang Balikpapan memoles Taman Bekapai dan Taman Gubah di RSS Jl Ruhui Rahayu. Serta beberapa taman lainnya.

Kedua kota juga sama-sama menata  drainase dan median jalan. Di Balikpapan terlihat di dekat Gedung Parkir Klandasan, Jl Ruhui Rahayu dan Jl MT Haryono.

Beberapa jembatan di Balikpapan dihiasi dengan lampu jalanan yang mewah. Terutama di Jembatan Manggar. Saking banyaknya lampu yang dipasang, maka kalau malam di kawasan jembatan jadi pusat jualan pedagang kaki lima dan warga memancing. Beberapa kali Satpol PP merazia, tapi pedagang tak kunjung jera.

Selain Jembatan Manggar, hiasan lampu juga dipasang di jembatan depan Hotel Zurich dan jembatan di depan Pasar Baru. Ada juga di Jl MT Haryono dan Jl Ruhui Rahayu.

Meski sukses dalam proyek lampu PJU sesuai keinginan Wali Kota Rahmad Mas’ud, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Balikpapan Adwar Skenda Putra belum lama ini di-staf ahli-kan.

Isu penarikan ini sudah lama beredar gara-gara Adwar membuat surat edaran soal angkot dan taksi online. Waktu itu KNPI minta Adwar diganti. Seperti biasa, RM tidak langsung menunjuk pengganti definitif, tapi memasang pelaksana tugas (Plt) lebih dulu.

Wali kota Samarinda Andi Harun diakui “kesaktiannya.” Dia mampu meratakan Pasar Pagi, yang sebelumnya sulit dibenahi. Saat ini Pasar Pagi dibangun ulang dengan konstruksi yang lebih bagus dan rapi. Biayanya cukup besar Rp450 miliar. KPK ikut membantu mengawasi. Ditarget Mei nanti rampung. Balikpapan juga membenahi Pasar Klandasan, tapi belum berhasil menata Pasar Pandan Sari.

Wali kota AH juga membuat kejutan dengan membangun terowongan (tunnel) sepanjang 700 meter, yang menghubungkan Jl Sultan Alimuddin dengan Jl Kakap. Megaproyek ini menghabiskan dana APBD Rp400 miliar. Hanya saja proyek ini pelaksanaannya agak tersendat.

Balikpapan tengah membangun rumah sakit type C di Balikpapan Barat. Biayanya cukup besar. Tahap pertama menyedot dana APBD 2024 sebesar Rp106 miliar. Dalam proses finishing akan membutuhkan tambahan Rp60-70 miliar. Tapi pelaksanaannya tidak begitu lancar. Mulai soal tanah sampai kinerja kontraktornya. Kabarnya sudah diperpanjang 180 hari. DPRD sudah menyampaikan kritik dan sorotan.

Rencana pembangunan rumah sakit ini sempat membuat Direktur RS Sayang Ibu dr Indah Puspitasari mengundurkan diri. Sekarang Indah menjadi Direktur RSJ Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda.

Sementara itu, Samarinda menurut AH akan membangun rumah sakit bertaraf internasional dengan investasi sebesar Rp700 miliar. Investornya Aspen Medical Group, perusahaan dengan reputasi global dari Australia.

Di luar soal kecantikan kota, Samarinda dan Balikpapan sama-sama menghadapi persoalan banjir dan kemacetan lalu lintas. Dulu Balikpapan lebih tertib dibanding Samarinda, tapi sekarang sama-sama krodit jalannya.

Kalau hujan lebat barengan, maka sebagian wilayah Samarinda dan Balikpapan sama-sama kebanjiran. Ada beberapa titik yang menjadi pusat perhatian. Untuk wilayah Balikpapan biasanya banjir parah terjadi di kawasan Beller dan Jl MT Haryono. Meski di situ sudah ada proyek penanggulan yang menghabiskan dana APBD Rp134 miliar. Sedang di Samarinda, biasanya di daerah persimpangan Lembuswana. Selain beberapa titik di kawasan lain.

Balikpapan menghadapi kekurangan air bersih, tapi Samarinda lebih beruntung karena dilintasi Sungai Mahakam. Karena itu Wali Kota Samarinda Andi Harun tahun lalu pernah menawari Balikpapan beli air dari perusahaan PDAM-nya.

Menurut Andi Harun, Pemkot Samarinda tengah merealisasikan program “100-0-100.” Yaitu 100 persen akses air minum, 0 persen permukiman kumuh dan 100 persen akses sanitasi layak. Target ini merupakan bagian dari target nasional Universal Access yang bertujuan untuk membuat Indonesia bersih dan sehat.

Dari dunia usaha, tak banyak pengusaha kedua kota ini saling memperluas jaringan. Di Balikpapan, ada dua pengusaha Samarinda sudah lama bercokol. Yaitu H Jos Soetomo dengan Hotel Senyiur, lapangan golf Karang Joang (Karjo) dan Pantai Lamaru serta Yusi Ananda dari Hotel Mesra yang membuka Open House – Hill Café di atas bukit Markoni.

Sayang lapangan golfnya di Karjo makin tak terurus. Khawatir akan ditutup karena tidak bisa main 18 hole lagi. Sebagai penggantinya Wali kota RM melalui perusahaan pribadinya Cindara Pratama lagi membangun lapangan golf 18 hole dan Nusantara Cottage di kawasan Kariangau seluas 100 hektare.

Sementara itu Linan Kurniahu pemilik Hotel Blue Sky Balikpapan berhasil membuka Decafe Resto, Pastry & Bakery di kawasan pelabuhan Jl Niaga Timur Samarinda Kota. Menyewa lahan Pelindo. Lebih besar dari Decafe Balikpapan yang berada di Klandasan dan sukses. Linan terkenal dengan roti mantaunya dan sukses membuka lounge di sejumlah bandara terbaik di Indonesia termasuk Bandara Soekarno-Hatta. Baik juga kalau Linan membuka lounge di Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda. (*)

16.4k Pengikut
Mengikuti