SAMARINDA – Sebagai salah satu penopang utama ekonomi Kalimantan Timur, perkebunan kelapa sawit menjadi perhatian publik. Tercatat lebih dari 5 juta hektare lahan di provinsi ini digunakan untuk perkebunan kelapa sawit.
Namun, tren harga tandan buah segar (TBS) sawit terus mengalami penurunan sejak awal tahun. Ibu Sri, seorang petani sawit di Kalimantan Timur, mengungkapkan penurunan tersebut kepada Media Kaltim.
“Harga turun terus sedikit demi sedikit, Mas,” kata Ibu Sri. Ia menyebutkan harga TBS di tempatnya saat ini berada di angka Rp2.530 per kilogram, jauh lebih rendah dibandingkan harga sebelum tahun 2025 yang sempat mencapai di atas Rp3.000 per kilogram.
Berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, penurunan harga sawit memang terjadi selama Januari. Untuk periode 1–15 Januari, harga sawit dengan umur lebih dari 10 tahun turun Rp21,79/kg menjadi Rp3.343/kg.
Adapun rincian harga untuk sawit berdasarkan umur adalah:
- – Sawit umur 3 tahun: Rp2.944/kg
- – Sawit umur 4 tahun: Rp3.141/kg
- – Sawit umur 5 tahun: Rp3.159/kg
- – Sawit umur 6 tahun: Rp3.193/kg
- – Sawit umur 7 tahun: Rp3.212/kg
- – Sawit umur 8 tahun: Rp3.236/kg
Sementara itu, harga minyak sawit mentah (CPO) ditetapkan pada Rp14.797/kg, harga inti sawit (kernel) Rp10.462/kg, dan indeksnya 88%.
Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Institute (PASPI), Tungkot Sipayung, menjelaskan bahwa harga CPO tahun ini akan sangat bergantung pada implementasi program B40 yang telah dimulai sejak Januari 2025.
“Harga CPO akan naik jika implementasi B40 berjalan dengan baik dan dilakukan secara penuh,” kata Tungkot, dikutip dari CNBC Indonesia.
Meski mengalami penurunan hingga 10 persen, optimisme tetap ada melihat prospek positif tren harga sawit ke depannya, terutama dengan potensi penguatan pasar dan kebijakan pemerintah.
Pewarta: K. Irul Umam
Editor: Agus S.