Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Samarinda ketika dikonfirmasi wartawan membantah, 3 aktivis dari Walhi Kaltim dan Pokja 30 dijemput paksa.
Dikatakannya ketiganya dibawa ke rumah sakit untuk dikarantina juga karena aspek sosial. Menurutnya, warga di sekitar mereka risih dan takut tertular Covid-19. Sehingga meminta aktivis yang positif Covid-19 tanpa gejala dibawa diisolasi. “Ada aspek sosialnya. Pandemi ini ada permasalahan sosial,” jawabnya.
Sementara Kepala Dinkes Kaltim Andi M Ishak menuturkan, terkait penjemputan aktivis tersebut karena masyarakat sekitar resah. Mereka dinilai tidak patuh melakukan isolasi mandiri. Tetap keluar masuk terima tamu.
“Covid-19 ini bukan hanya aspek kesehatan tetapi juga aspek sosial, dan sesuai dengan Juknis Kemenkes ke-5, masyarakat terlibat aktif dalam kegiatan surveilans berbasis masyarakat supaya penularan Covid-19 bisa dicegah,” tegasnya.
BACA JUGA: Penjemputan 3 Aktivis Terduga Positif Covid-19 di Samarinda Disebut Janggal, Inilah Kronologinya
Seperti diketahui tiga aktivis dijemput oleh pihak yang mengaku dari petugas kesehatan Kota Samarinda, Jumat (31/7/2020) malam, di Kantor Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kaltim, Jalan Harva, Samarinda. Mereka sempat menolak, karena beberapa hal tampak mencurigakan.(red)