spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Social Security Summit 2024, Perkuat Perlindungan Pekerja Guna Atasi Kemiskinan

SAMARINDA — BPJS Ketenagakerjaan, bekerja sama dengan Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, resmi menggelar Social Security Summit 2024 di Jakarta pada Selasa (26/11/2024). Acara ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran pentingnya penguatan jaringan pengaman sosial melalui jaminan sosial, sejalan dengan visi besar Indonesia Emas 2045.

Acara ini dibuka langsung oleh Menteri Ketenagakerjaan RI Yassierli dan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting seperti  Kepala Lembaga Demografi FEB UI I Dewa Gede Karma Wisana, serta Presiden ISSA Dr. Mohammed Azman.

Diskusi dalam summit ini menyoroti berbagai tantangan dan strategi menuju kesejahteraan sosial yang berkelanjutan.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo, menyebutkan  Indonesia saat ini menghadapi tiga tantangan besar keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap), memanfaatkan bonus demografi, dan mengurangi tingkat kemiskinan.

“Kita telah lebih dari 30 tahun berada dalam jebakan pendapatan menengah. Bonus demografi hingga 2035 harus kita manfaatkan agar saat memasuki era aging population, kita telah keluar dari jebakan tersebut,” jelas Anggoro.

Ia juga menekankan pentingnya jaminan sosial sebagai pilar utama dalam menciptakan stabilitas ekonomi dan mencegah kemiskinan.

Anggoro menyoroti bahwa saat ini terdapat 40,8 juta pekerja yang terlindungi oleh BPJS Ketenagakerjaan, namun partisipasi pekerja informal masih rendah, hanya mencapai 13 persen dari total 60 juta pekerja informal di Indonesia.

“Ini tantangan besar yang harus kita atasi bersama, mengingat banyak pekerja informal berada dalam kategori rentan dan berisiko tinggi terhadap kemiskinan,” tambahnya.

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli juga menekankan pentingnya pendekatan preventif dalam mengoptimalkan program jaminan sosial. “Kita harus melihat BPJS Ketenagakerjaan sebagai lebih dari sekadar asuransi. Program ini harus berbasis riset dan data untuk mengidentifikasi serta mencegah risiko sejak dini,” ujar Yassierli.

Panel Diskusi Mencari Solusi Menuju Indonesia Emas 2045, dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama diisi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Kepala Lembaga Demografi FEB UI I Dewa Gede Karma Wisana, Strategist Verdhana Sekuritas Heriyanto Irawan, dan Presiden ISSA Dr. Mohammed Azman. Mereka membahas peran jaminan sosial dalam mendukung stabilitas ekonomi.

Sesi kedua menghadirkan Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, Ekonom Senior Teguh Dartanto, Ketua DJSN Nunung Nuryartono, dan pekerja seni Surya Utama (Uya Kuya) yang memberikan perspektif mengenai keberlanjutan jaminan sosial dari berbagai sektor.

Summit ini diharapkan mampu menghasilkan rekomendasi strategis untuk memperkuat sistem jaminan sosial dan mendorong pencapaian visi Indonesia Emas 2045. “Kolaborasi semua pihak adalah kunci untuk memastikan tidak ada yang tertinggal dalam perjalanan menuju kesejahteraan nasional,” tutup Anggoro.

Penulis: Hanafi
Editor: Nicha R

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti