Dikemas dengan tema Warisan Budaya dalam Goresan Batik, pagelaran ini diselenggarakan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Kelas A, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman, sebagai bagian dari mata kuliah Perencanaan dan Pengorganisasian Event serta Advanced Public Relations.
Berlangsung mulai pukul 16.00 hingga 21.00 WITA, acara ini menampilkan ragam agenda menarik, seperti talkshow bersama SEBEVA (Batik Etam) dan Atiiqna Batik, fashion show oleh Putra dan Putri Kampus (PAPIKA) Universitas Mulawarman, stand-up comedy oleh Rizky Adi Pradana, serta live membatik bersama Borneo Craft Samarinda.
Kolaborasi untuk Pelestarian Budaya
Pagelaran ini dibuka oleh Kadek Dristiana Dwivayani, S.Sos., M.Med.Kom., dosen pengampu mata kuliah Perencanaan dan Pengorganisasian Event.
“Acara ini hadir sebagai wujud kolaborasi pembelajaran yang menggabungkan kreativitas dan kecintaan pada budaya. Harapannya, audiens yang hadir dapat menikmati acara ini sekaligus terinspirasi untuk menjaga dan melestarikan batik Indonesia,” ujar Kadek dalam sambutannya.
Para peserta yang hadir turut merasakan keseruan acara, terutama dalam sesi belajar membatik.
“Ini pengalaman baru buat aku dan teman-teman. Sebagai anak muda, kita harus melestarikan batik. Seru banget, kita jadi tahu cara membuat batik dan lebih produktif,” ungkap Zee dan Insyi dengan antusias.
Pagelaran ini juga mengadakan fashion show dengan melibatkan PAPIKA Universitas Mulawarman sebagai model. Busana yang ditampilkan merupakan karya UMKM lokal, seperti Atiiqna Batik, Hunge Indonesia, Batik Etam, dan Borneo Craft Indonesia. Hal ini selaras dengan tujuan acara untuk mempromosikan produk UMKM di Samarinda.
Talkshow Inspiratif
Sesi talkshow yang dipandu oleh Aulia Lun Ananda Putri mengupas strategi pelestarian batik di Kota Samarinda.
“Acara seperti ini sangat penting untuk mengenalkan dan melestarikan budaya kita kepada generasi muda. Dengan adanya acara ini, pemuda diharapkan semakin mencintai batik dan kerajinan lokal khas Kalimantan Timur,” jelas Iva, owner SEBEVA.
Antusiasme peserta, kolaborasi panitia, serta dukungan berbagai pihak membuat acara ini berjalan lancar dan berkesan. Dengan jargon “Bujur-bujur Bebatik,” Pagelaran Batik Borneo menjadi simbol semangat generasi muda untuk melestarikan budaya Indonesia.
“Melihat generasi muda melibatkan diri dalam pelestarian budaya melalui acara ini sangat membanggakan. Semoga Pagelaran Batik Borneo menjadi pengalaman berharga bagi para peserta sekaligus memperkuat komitmen kita dalam melestarikan budaya lokal,” tutup Kheyene, dosen pengampu mata kuliah Perencanaan dan Pengorganisasian Event serta Advanced Public Relations.
Penulis: Aulia Lun Ananda Putri & Yaasiina Nur Laila Aprilia
Editor: Agus S