Media Kaltim mengadakan podcast yang bertajuk “Kaltim Memerah, Warga Mulai Gerah, Akankah Pejabat Menyerah?”, Rabu (14/7). Podcast tersebut diadakan dalam rangka tingginya perkembangan kasus Covid-19 di Kalimantan Timur.
Hadir sebagai narasumber Hetifah Sjaifudian selaku anggota DPR RI asal Kaltim, Muhammad Faisal selaku Ketua Persatuan Ahli Farmasi Indonesia Kaltim, serta Letkol Arh Choirul Huda selaku Wakil Ketua I Satgas Covid 19 Kota Bontang. Berlaku sebahagi narasumber Annisa Hasihifah dari Media Kaltim. Acara berlangsung secara virtual melalui aplikasi Zoom, dan ditayangkan melalui kanal youtube, instagram, dan facebook Media Kaltim.
Di awal diskusi, Hetifah menyampaikan bahwa informasi merupakan faktor penting dalam pengendalian pandemi. “Masyarakat membutuhkan kejelasan informasi. Mulai dari ketersediaan rumah sakit, obat-obatan bagi yang melakukan isolasi mandiri, tabung oksigen, ambulans, dan donor plasma. Termasuk juga Info terkait vaksinasi.”, ujarnya. Hetifah menyoroti rendahnya capaian vaksinasi di Kaltim. “Kaltim saat ini termasuk yang terendah dalam pencapaian vaksinasinya. Apalagi untuk mereka yang rentan seperti lansia, vaksin kedua hanya mencapai 9.3%. Belum lagi kita bicara kelompok rentan lain seperti Tenaga Kesehatan. Tingkat vaksinasi 90% lebih, tapi hanya setengahnya (47,59%) yang sudah mendapatkan vaksin dosis kedua.” paparnya.
Hetifah menekankan, perlunya memperbaiki distribusi vaksin dari pusat ke daerah. “Sentra-sentra vaksinasi di Kaltim harus ditambah supaya bisa mempermudah masyarakat mengakses vaksinasi. Kalau bisa tidak perlu pakai KTP per-wilayah Saya kira kemana saja kalau masyarakat mau vaksin itu harus dipermudah. Kemudian kita pastikan juga pemberian honorarium bagi vaksinatornya.” ungkapnya.
Sementara itu, Muhammad Faisal menyoroti pentingnya untuk berhati-hati dalam pembelian obat-obatan. “Saran saya, dalam kondisi begini, lebih baik konsultasi dulu. Berhati-hati dalam membeli secara online, karena banyak yang bohong dan palsu. Sekarang apotek sudah terbuka, beli saja di tempat yang benar, setelah konsultasi,” ujarnya.
Choirul Huda menjelaskan beberapa hal yang telah dilakukan sehingga dapat mengurangi kasus di Kota Bontang. “Kami melakukan penanganan dari hulu sampai dengan hilir. Hulunya siapa? Ya kami ini, dari TNI dan Polri, bahkan sampai satgas tingkat kelurahan. Kota Bontang sudah membentuk Satgas Kelurahan Siaga, hingga pengukuhan relawan isolasi mandiri di tiap RT. Alhamdulilah berjalan dan kontribusinya luar biasa untuk penanganan COVID-19 di Kota Bontang”, paparnya. Kota Bontang dalam seminggu terakhir menunjukkan tren penurunan kasus, dimana secara keseluruhan justru terjadi peningkatan kasus di Kaltim.
Hetifah yang juga merupakan Wakil Ketua Komisi X DPR RI mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan Satgas Covid-19 Bontang. Ia menambahkan pentingnya penggunaan teknologi dalam upaya pencehahan dan penanggulangan Covid-19. “Saya kira hotline service yang berbasis teknologi handphone harus diperbanyak. Aplikasi-aplikasi masyarakat untuk bertanya dan mengadu tentang apapun, baik itu edukasi terkait Covid-19, telemedicine, kalo mekanisme isoman, akses bantuan obat, dan lain-lain. Satgas COVID-19 iharus bekerjasama dengan pemda untuk proaktif, juga mengawasi kesehatan warga-warga yang lagi sedang Isoman tersebut.” pungkasnya. (red)