TENGGARONG – Normalisasi Sungai Mangkurawang dan saluran irigasi, menjadi langkah strategis Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) untuk mendukung ketahanan pangan di daerah. Program ini tidak hanya mengatasi banjir yang kerap melanda, tetapi juga membuka peluang bagi petani untuk kembali mengelola lahan sawah yang sudah belasan tahun terbengkalai.
Seperti yang dikerjakan oleh Kepala Desa (Kades) Rapak Lambur, Muhammad Yusuf, pun melakukan normalisasi sistem irigasi pertanian di desanya. Tepatnya di RT 1 Desa Rapak Lambur, untuk menuju ke Sungai Mahakam. Yang melintasi sungai dari Dusun Lamin Datuk hingga Desa Rapak Lambur. Pada 2024, proyek ini akan dilanjutkan untuk menyelesaikan sisa 1,5 kilometer sungai yang masih membutuhkan pengerukan.
“Normalisasi ini sangat penting karena selama lebih dari 15 tahun, sawah di sekitar Sungai Mangkurawang tidak bisa ditanami akibat pendangkalan. Air yang menggenangi lahan tidak memiliki jalur pembuangan, sehingga lahan kerap terendam banjir,” jelasnya.
Dengan normalisasi yang sudah berjalan, sekitar 100 hektare lahan sawah di Kawasan Kejawi akan kembali produktif. Ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan ketahanan pangan di Kukar. Para petani di kawasan tersebut kini mulai mempersiapkan lahan untuk musim tanam padi yang akan datang.
Tak hanya itu, dengan berkolaborasi bersama Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar, dengan memberikan pendampingan kepada petani. Fasilitasi ini mencakup pembenahan sistem irigasi yang menjadi salah satu kunci keberhasilan program tersebut.
Program ini menjadi bukti nyata komitmen Pemkab Kukar dalam meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus mendukung ketahanan pangan daerah. Dengan kerja sama lintas sektor, lahan yang sebelumnya tidak produktif kini diharapkan menjadi sumber pangan andalan di Kukar.
“Kami ingin memastikan sistem irigasi di area ini benar-benar mendukung produktivitas sawah. Dengan normalisasi sungai dan pembenahan irigasi, hasil panen diharapkan maksimal,” tutup Yusuf. (Adv)
Penulis : Muhammad Rafi’i