TENGGARONG – Dinas Sosial (Dinsos) Kutai Kartanegara (Kukar) terus berupaya memperkuat infrastruktur di area makam pahlawan, khususnya yang berada di Kecamatan Sangasanga dan Kelurahan Bukit Biru. Bahkan telah dilakukan beberapa perbaikan yang signifikan, untuk meningkatkan kualitas serta kenyamanan makam tersebut.
Di TMP Kecamatan Sangasanga, proses rehabilitasi sudah berjalan dengan mengganti lantai makam menggunakan keramik. Selain itu, tugu makam juga diperbaiki. Yakni mengganti burung garuda yang sebelumnya berbahan fiber, dengan bahan kuningan yang lebih tahan lama.
“Garuda sebelumnya sudah rusak, sehingga sekarang kita ganti dengan kuningan,” ungkap Kabid Penanganan Korban Bencana dan Pengelolaan Taman Makam Pahlawan (PKBPTMP) Dinsos Kukar, Riadi Hadiwinoto.
Tidak hanya memperbaiki bangunan, area makam juga digunakan untuk berbagai kegiatan seremonial pun disasar. Biasanya digunakan pada peringatan Hari Merah Putih setiap 27 Januari. Sementara itu, di TMP Bukit Biru terdapat dua agenda utama setiap tahunnya, yakni Ziarah Perlindungan Suci pada 17 Agustus dan Tabur Bunga di Hari Pahlawan pada 10 November.
Meski perbaikan sudah dilakukan, Dinsos Kukar menyadari masih banyak yang perlu dibenahi untuk menjaga kelestarian budaya dan peninggalan sejarah ini. Di TMP Bukit Biru misalnya, belum sesuai standar yang diatur dalam Permensos Nomor 23 Tahun 2013 tentang pengelolaan Taman Makam Pahlawan.
“Seharusnya, area makam terbagi menjadi dua bagian, yaitu area makam dan area taman,” lanjutnya.
Riadi mengungkapkan bahwa rehabilitasi di Kelurahan Bukit Biru, baru direncanakan pada 2025. Namun, anggaran yang diperlukan belum dapat dipastikan, meski anggaran yang tersedia sekitar Rp1,5 miliar. Tetapi jika melihat kebutuhan perbaikan di TMP Sangasanga, dana tersebut diperkirakan belum mencukupi.
Perbaikan yang direncanakan di TMP Bukit Biru lebih kompleks. Selain fondasi yang sudah lemah, posisi makam yang sejajar dengan tugu juga perlu diperbaiki. Karena seharusnya makam berada di belakang tugu, namun saat ini posisinya sejajar, yang bisa mengganggu saat ada kegiatan upacara militer.
Keterbatasan lahan dan kondisi geografis juga menjadi tantangan tersendiri. Lahan di TMP Bukit Biru berbatasan langsung dengan jurang di bagian belakang, sedangkan di sisi kiri dan kanan terdapat bekas rumah makan dan tanah milik masyarakat.
“Ini yang menjadi kendala kita di pemerintah untuk melakukan pembebasan lahan demi kelancaran renovasi,” tutupnya. (Adv)
Penulis : Muhammad Rafi’i