SAMARINDA— Isu lingkungan di Kalimantan Timur, tidak dibahas, bahkan tidak ada penekanan dari pihak Pasangan Calon (Paslon) Pemilihan Gubernur (Pilgub) yang sebentar lagi akan ditentukan. Padahal kasus tambang ilegal semakin marak hingga juga menganggu pemukiman warga. Sejak kampanye dibuka pada 25 September lalu, baik kubu 01, Isran Noor dan Hadi Mulyadi, juga kubu 02, Rudy Mas’ud dan Seno Aji, hampir sama sekali tidak menyinggung hal tersebut.
Kekecewaan itu dirasakan oleh M. Ikhsan, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Mulawarman saat diwawancarai oleh Media Kaltim pada Selasa, (12/11/2024).
Ia menerangkan, kalau setiap paslon memiliki kekurangan dan kelebihan, namun tidak memerhatikan soal tambang. “Setelah dua kali debat, tidak pernah ada yang membahas tentang isu tambang. Padahal kalau dilihat, dua paslon ini pastinya tahu isu itu,” tuturnya.
Maka ia menekankan kepada masyarakat yang nantinya memilih, agar cerdas memilih sosok yang sekiranya mampu menjawab soal isu-isu lingkungan. Karena mau bagaimanapun, isu lingkungan sangat berdampak kepada kelangsungan hidup di masa yang akan datang. “Kita perlu meninjau kembali sosok yang akan kita pilih nanti,” tekan mahasiswa berumur 23 tahun tersebut.
Senada dengan itu, Anwar, mahasiswa Universitas Insan Cita Indonesia, menganggap pertarungan debat yang telah terlaksana hanya soal perang gimmick saja. “Terlalu banyak gimmick, padahal kita butuh solusi,” ujar mahasiswa berumur 27 tahun itu kepada Media Kaltim.
Cukup menyayangkan, bahwa kedua paslon hanya menebarkan janji-janji, saling sindir menyindir tanpa memikirkan isu-isu utama untuk rakyat. “Kita butuh solusi ataupun program guna menjawab dampak lingkungan di Kaltim, seperti tambang ilegal yang hingga hari ini belum tuntas,” ungkapnya.
Isu pertambangan memang belum dibahas secara spesifik oleh kedua paslon. Anwar menginginkan adanya gerakan pasti soal itu, ditambah Kaltim juga termasuk paru-paru dunia. Dampaknya pun bukan main. Banjir, longsor, debu, perampasan tanah masyarakat hingga kriminalisasi terhadap rakyat seringkali terjadi. Tentu, ini menjadi PR para paslon ke depan yang tidak dihiraukan.
Pewarta: K. Irul Umam
Editor: Nicha R