spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Fasilitas Kesehatan Kaltim Terancam Kolaps, 12 IGD dari 16 Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Penuh

SAMARINDA – Kalimantan  Timur disebut memasuki gelombang kedua virus corona. Kasus-kasus positif melonjak lagi mulai Juni dan terus bertambah signifikan. Rumah sakit rujukan Covid-19 Kaltim mulai bertumbangan.

Hingga Jumat (9/7/2021), Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kaltim melaporkan terjadi penambahan kasus positif sebanyak 1.021 jiwa. Pekan awal dan kedua Juni lalu, penambahan kasus harian masih di bawah 100.

Hanya pada 4 dan 10 Juni kasus di atas 100 jiwa; masing-masing 113 dan 108. Pekan ketiga, rata-rata harian kasus di atas 100. Kenaikan kasus mulai terlihat pekan akhir Juni dan terus hingga Juli. Sampai Jumat (9/7/2021), akumulasi kasus Covid-19 Kaltim mencapai 83.763 atau 2250,9 kasus per 100 ribu penduduk dengan kasus aktif 8.015.

Lonjakan kasus jelas berdampak terhadap kondisi rumah sakit di Kaltim. Sistem informasi rawat inap (Siranap) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat, ruang IGD di 12 dari 16 rumah sakit rujukan Covid-19 di Kaltim penuh per Sabtu (10/7/2021) pagi.

Adapun 12 rumah sakit dimaksud meliputi RS Medika Utama Permata Balikpapan, RS Medika Utama Manggar, RS Umum Daerah Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, RS TK II Dr R Hardjanto Balikpapan, dan RS Siloam Hospital Balikpapan. Sedangkan di Samarinda meliputi RS Jiwa Atma Husada Mahakam Samarinda, RS Umum Daerah Inche Abdoel Moeis, dan RS Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie. Lainnya adalah RS Umum Daerah Kudungga Sangatta Utara, RS Umum Daerah Harapan Insan Sendawar, RS Islam Bontang, serta RS Pupuk Kaltim.

Sementara, empat rumah sakit rujukan yang ruang IGD-nya masih tersisa adalah RS Umum Daerah Aji Muhammad Parikesit 14 tempat tidur, RS Bhayangkara Balikpapan tersisa tiga, RS Umum Daerah Beriman 13, dan RS Umum Daerah Dr Abdul Rivai tersisa satu.

Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Kaltim membenarkan kondisi penuhnya ruang IGD di Bumi Etam. Ketua Persi Kaltim, Edy Iskandar, mengatakan bahwa beberapa IGD rumah sakit di Balikpapan dan Samarinda bahkan sudah melebihi kapasitas.

“Pasien sudah mengantre untuk dirawat, jadi sementara pasien dirawat di UGD dulu karena sudah tidak bisa masuk ruangan lagi,” sebut Edy Iskandar melalui saluran telepon kepada kaltimkece.id jaringan mediakaltim.com, Jumat malam.

Biasanya, sambung Edy, ruang IGD yang ada di Bumi Etam terdapat 30 kamar. “Kalau melebihi kita tutup sementara. Jadi tidak bisa dilayani,” imbuhnya.

Dengan situasi seperti ini, Persi Kaltim menyarankan rumah sakit menambah 50 persen kapasitas ruangan untuk penanganan Covid-19. Namun, menurut Edy, keputusan tersebut kembali ke rumah sakit. Mengingat, tiap rumah sakit memiliki keterbatasan masing-masing menyikapi permasalahan itu.

Edy Iskandar menyebutkan situasi lonjakan kasus saat ini merupakan awal gelombang kedua Covid-19 di Kaltim. Diperkirakan, Agustus mendatang merupakan puncak gelombang kedua. Berbagai persiapan harus dipersiapkan rumah sakit menghadapi kemungkinan itu.

“Kalau Agustus itu tidak ada persiapan, bagaimana skenarionya, ya bagaimanapun harus disiapkan dari sekarang. Kalau tidak ya bakal kelabakan juga,” imbau Edy.

Pemerintah daerah di Bumi Etam juga didorong mempersiapkan dan fokus menambah fasilitas rawat inap Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Padilah Mante Runa, mengatakan akan mengadakan rapat untuk membahas fasilitas darurat untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19. Pembahasan dilakukan melibatkan beberapa instansi lain.

“Hari Senin, Insya Allah kami akan rapat untuk membicarakan langkah urgen yang akan dijalankan. Tentunya melibatkan berbagai unsur, seperti pemprov, rumah sakit, dinkes, layanan RS, dinas sosial, BPBD dan lainya,” tutup Padilah. (kk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti