SAMARINDA— Hal menarik terjadi pada Debat Publik Kedua Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Kota Samarinda pada Sabtu, (09/11/2024). Saat itu, segmen pertanyaan dari masyarakat diutarakan kepada Pasangan Calon (Paslon), Andi Harun dan Saefuddin Zuhri. Pertanyaan tersebut mengkritik pembangunan yang tidak menunjukkan ciri khas Samarinda.
Menanggapi pertanyaan itu, Andi Harun yang juga sang Wali Kota 4 tahunan lalu membalas dengan sinis dan menganggap pernyataan dan pertanyaan itu menyesatkan.
“Mungkin yang membuat pertanyaan kurang bahagia,” jawab Andi Harun.
Sebenarnya pertanyaan itu ditujukan atas Pembangunan Andi Harun yang dianggap tidak mencerminkan budaya lokal. Sederhananya, kalimat bahasa Inggris “The Spirit of Mahakam” yang tertancap di Teras Samarinda. Pertanyaan itu secara spesifik ingin menanyakan apa ciri khas dan identitas seperti apa yang ingin Andi Harun tonjolkan.
“Tidak semua landscape yang kita buat, menggunakan bahasa Inggris,” tegas Andi Harun.
Menurut Andi Harun, pernyataan soal landscape yang tidak mencerminkan kelokalan Kota Samarinda tersebut, tidak hanya keliru, tetapi juga sesat. Ia mengambil contoh seperti Taman Bebaya yang diambil dari bahasa Kutai. Juga soal Citra Niaga yang seluruh fasad toko diubah dengan ornament tenun.
“Karena kalau pertanyaannya dibuat dengan riset yang benar, dan dipertimbangkan secara holistic pasti sebaliknya,” kata Andi Harun.
Andi Harun lantas mengklaim bahwa semua yang ia bangun selama menjadi Wali Kota, selalu mencirikan ornamen-ornamen lokal. Ia-pun membuka saran bagi masyarakat perihal ornament-ornamen apa yang akan disematkan untuk Kota Samarinda.
Pewarta: K. Irul Umam
Editor: Nicha R