BALIKPAPAN – Dinas Sosial (Dinsos) Kota Balikpapan menargetkan pembangunan ulang rumah singgah akan rampung di akhir Desember 2024. Pembangunan ini sebagai langkah antisipasi dampak sosial banyaknya proyek pembangunan di Kaltim.
Kepala Dinsos Balikpapan, Edi Gunawan mengatakan, saat ini pembangunan rumah singgah tersebut sudah mencapai 50 persen atau sudah masuk dalam tahap di plester.
“Rumah singgah itu dibangun oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Balikpapan, menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Dan pemanfaatannya oleh Dinsos Kota Balikpapan,” ujarnya, Selasa (5/11/2024).
Lebih lanjut Edi Gunawan menjelaskan, untuk total anggarannya lebih spesifik di DPU. Letak rumah singgah sendiri berada di Jalan Milono, kawasan Gunung pasir, Kelurahan Klandasan Ulu, Balikpapan Kota, tepatnya di Panti Asuhan Manuntung yang dilakukan perbaikan agar memenuhi syarat.
“Standarnya untuk rumah singgah itu ada tempat tidur, lemari, tempat kunjungan, dan tempat pendampingan,” jelasnya.
Pembangunan rumah singgah ini terus dikejar, mengingat Kota Balikpapan merupakan salah satu pintu gerbang di Kalimantan Timur dan pintu gerbang Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Kami kebut itu, agar kami bisa menampung sementara bila ada yang terlantar ataupun pendatang,” tambah Edi Gunawan.
Edi mengaku, bila ada orang terlantar maka akan dikembalikan ke daerah asal melalui bantuan dana, baik dari paguyuban, organisasi sosial, maupun dari Dinsos Kota maupun Provinsi.
“Anggarannya tidak banyak tapi mencukupi dan paguyuban serta organisasi itu masuk pihak ketiga yang bantu,” tegasnya.
Sejauh ini, sebagai beranda IKN, Dinsos Kota Balikpapan sudah cukup banyak menampung dan memulangkan kembali orang yang terlantar. Oleh sebab itu, keberadaan rumah singgah ini sangat vital.
“Setiap bulan itu ada sekitar 50 hingga 100 orang yang kami pulangkan,” ujar Edi lagi.
Menurut Edi, yang terlantar itu kebanyakan gagal dalam meraih pekerjaan atau memulai usaha, sehingga tidak memiliki modal untuk kembali ke kampung halamannya. Mereka yang terlantar ini biasanya berada di kawasan pelabuhan, dan mereka juga dipulangkan kembali ke kampung halaman menggunakan sarana transportasi laut.
“Kami juga menyiapkan berbagai fasilitas untuk memulangkan, misalkan waktu itu ada yang lumpuh maka kami siapkan kursi rodanya sampai kami serahkan kembali ke Dinsos daerah asalnya,” jelas Edi.
Sebelum dipulangkan, mereka yang terlantar itu terlebih dahulu dilakukan asesmen dengan tujuan agar fasilitas pemulangan itu tidak disalah gunakan.
“Takutnya nanti dimanfaatkan, mentang-mentang kembali dipulangkan secara gratis mereka setiap bulan ke Balikpapan,” tutupnya.
Penulis: Aprianto
Editor: Nicha R