spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Persoalan Air Bersih di Kampung Tabalar Masih Belum Teratasi, Kakam: Pembangunan SPAM Salah Titik

TANJUNG REDEB – Persoalan air bersih yang sudah bertahun-tahun dikeluhkan masyarakat Kampung Tabalar, Berau, belum menemui solusi. Kepala Kampung (Kakam) Tabalar, Derviansyah, menyatakan bahwa sejak Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Tabalar Ulu dibangun pada tahun 2018, fasilitas tersebut hingga kini belum berfungsi secara optimal.

Derviansyah mengungkapkan bahwa tahun ini pemerintah telah menganggarkan dana sebesar Rp 1,5 miliar untuk memperbaiki SPAM Tabalar Ulu. Namun, ia menyebutkan bahwa perbaikan ini diperkirakan belum akan memberikan pelayanan air yang maksimal bagi masyarakat.

“Permasalahan air bersih ini bukan hanya soal perbaikan SPAM Tabalar Ulu, tapi juga karena titik awal pembangunannya sudah salah. Rencana awal pembangunan ini kurang tepat. Harusnya kita membangun di sumber mata air yang besar, yaitu Sungai Tabalar, yang sebenarnya lebih bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” ujar Derviansyah pada Jumat (1/11/2024).

Menurutnya, lokasi pembangunan SPAM Tabalar Ulu saat ini berada di titik yang kurang ideal, bahkan tidak memanfaatkan Sungai Tabalar yang merupakan sumber air potensial di wilayah tersebut.

“Sebaliknya, pembangunan justru dilakukan di lokasi lain yang sulit dijangkau dan kurang efisien untuk sumber air,” tambahnya.

Selain itu, Derviansyah menjelaskan bahwa akses menuju SPAM Tabalar Ulu juga masih menjadi kendala. Bangunan tersebut belum memiliki akses jalan yang layak dan terletak sekitar satu kilometer dari jaringan listrik terdekat, yang semakin menyulitkan proses distribusi air bersih ke warga.

Dengan adanya dana perbaikan yang telah disiapkan, Derviansyah berharap agar pembangunan dan pengelolaan SPAM Tabalar Ulu dapat ditinjau kembali untuk memastikan pelayanan air bersih yang layak bagi masyarakat.

Penulis: Hasnawati
Editor: Dezwan

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti